-->
Karbon Disulfida(CS2)
Kecenderungan
Keadaan Oksidasi Golongan 4
Beberapa contoh
kecenderungan keadaan oksidasi
Kecenderungan
secara keseluruhan
Contoh pada
kimia karbon
Contoh pada
kimia timah
Contoh pada
kimia timbal
Mencoba
menjelaskan kecenderungan keadaan oksidasi
Efek pasangan
inert pada pembentukan ikatan ionik
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Senyawa karbon banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Perhatikan kertas yang berasal dari serat tumbuh-tumbuhan , gula
pasir yang berasal dari tebu , kaos bahan cotton , baju yang terbuat dari serat
sutra plastic yang digunakan sebagai
mangkok , gelas dan bahan boneka. Semua itu merupakan bahan yang berasal dari
makhluk hidup yang biasa disebut senyawa organic.
Kebanyakan senyawa karbon diklasifikasikan sebagai
senyawa organic , yaitu zat kimia yang bersumber dari benda hidup, tetapi
sebagian kecil diklasifikasikan sebagai anorganik , seperti gas CO2 dan garam
karbonat. Kulit telur dan kerang mengandung senyawa utama kalsium karbonat ,
sedangkan gula mengandung karbohidrat. Sesuai dengan namanya , gula mengandung
karbon , hydrogen dan oksigen. Minyak zaitun termasuk lemak yang mengandung
ikatan carbon.
Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur
yang terdapat dalam golongan IV A dan merupakan salah unsur terpenting dalam
kehidupan sehari-hari karena
terdapat lebih banyak senyawaan yang terbentuk dari unsur karbon.
terdapat lebih banyak senyawaan yang terbentuk dari unsur karbon.
Keistimewaan karbon yang unik adalah
kecenderungannya secara alamiah untuk mengikat dirinya sendiri dalam
rantai-rantai atau cincin-cincin,tidak hanya dengan ikatan tunggal, C - C ,
tetapi juga mengandung ikatan ganda C = C, serta rangkap tiga,C≡C.Akibatnya,
jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya. kini diperkirakan terdapat sekitar
dua juta jenis senyawa karbon,dan jumlah itu makin meningkat dengan laju
kira-kira lima persen per tahun.Alasan bagi kestabilan termal rantai-rantai
karbon adalah kekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C - C.
Konfigurasi elektron karbon dalam keadaan dasar
adalah (1s2 2s2 2p2) mudah terhibridasi menghasilkan perangkat orbital sp3,
atau sp2+p, atau sp+p2. Lebih dari sembilan puluh persen senyawa karbon
merupakan senyawa sintetik, sedangkan sisanya diperoleh dari mahluk hidup
(tumbuh-tumbuhan,hewan,jamur,dan mikroorganisme) serta fosil mereka (batubara
dan minyak bumi).
B. Rumusan Masalah
1. Mendeskripsikan
sifat dan karakteristik karbon serta kegunaan nya
2. Mendeskripsikan
sifat dan karakteristik Silikon serta kegunaan nya
3. Mendeskripsikan
sifat dan karakteristik Germanium serta kegunaan nya
4. Mendeskripsikan
sifat dan karakteristik Timah serta kegunaan nya
5. Mendeskripsikan
sifat dan karakteristik Timbal serta kegunaan nya
6.
Kecenderungan
Sifat Non-Logam dan Logam Pada Unsur-Unsur Golongan 4
7.
Kecenderungan Keadaan Oksidasi Golongan
4
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan ini , diharapkan mahasiswa/I kimia ataupun guru kimia serta
dosen kimia :
1. Mampu
mendeskripsikan sifat dan karakteristik karbon serta kegunaan nya
2. Mampu
mendeskripsikan sifat dan karakteristik Silikon serta kegunaan nya
3. Mampu
mendeskripsikan sifat dan karakteristik Germanium serta kegunaan nya
4. Mampu
mendeskripsikan sifat dan karakteristik Timah serta kegunaan nya
5. Mampu
mendeskripsikan sifat dan karakteristik Timbal serta kegunaan nya
6.
Mampu memahami
Kecenderungan Sifat Non-Logam dan Logam Pada Unsur-Unsur Golongan 4
7.
Mampu memahami Kecenderungan Keadaan
Oksidasi Golongan 4
Untuk
pembaca serta masyarakat umum :
1. Memberikan
ilmu pengetahuan atau informasi tentang golongan karbon
Bab II
Pembahasan
A.
KARBON ( C )
Karbon adalah salah satu unsur yang
terdapat dialam dengan symbol dalam sistem periodik adalah “C”. Nama “carbon”
berasal dari bahasa latin “carbo” yang berarti “coal” atau “charcoal”. Istilah
“coal” menyatakan sediment berwarna hitam atau coklat kehitaman yang bersifat
mudah terbakar dan terutama memiliki komposisi utama belerang, hydrogen,
oksigen, dan nitrogen.Karbon memiliki nomor atom 6 dan nomor massa 12,011,
terletak pada golongan 4A atau 14 dan terdapat dalam periode 2 dan blok p.
Konfigurasi electron atom karbon adalah 1s2 2s2 2p2 atau [He] 2s2 2p2 dengan
susunan electron dalam kulit atomnya adalah 2 4. Jumlah tingkat energinya
adalah 2, dimana tingkat pertama terdapat 2 elektron dan tingkat kedua terdapat
4 elektron.
Karbon merupakan unsur ke-19 yang
paling banyak terdapat di kerak bumi yaitu dengan prosentase berat 0,027%, dan
menjadi unsur paling banyak ke-4 terdapat jagat raya setelah hydrogen, helium,
dan oksigen. Ditemukan baik di air, darat, dan atmosfer bumi, dan didalam tubuh
makhluk hidup. Karbon membentuk senyawaan hampir dengan semua unsur terutama
senyawa organic yang banyak menyusun dan menjadi bagian dari makhluk hidup.
Keistimewaan unsur karbon dibandingkan dengan unsur golongan
IV A yang lain, unsur karbon secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam
rantai, baik dengan ikatan tunggal C – C, ikatan rangkap dua C = C, maupun
ikatan rangkap tiga C ≡ C. Hal ini terjadi karena unsur karbon mempunyai energi
ikatan C – C yang kuat,yaitu sebesar 356 kj/ mol.
Bentuk karbon yang paling banyak dikenal adalah intan dan
grafit . Susunan molekul intan lebih rapat dibandingkan dengan grafit.
Kerapatan intan adalah 3,51 g / cm3 , sedangkan grafit 2,22 g / cm3.
Namun grafit mempunyai kestabilan yang lebih baik dialam,yakni pada 1 atm 300⁰K adalah 2,9 kj / mol.
Dari rapatannya tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk
mengubah grafit menjadi nyan diperlukan tekanan yang besar . ari ifat
thermodinamika pada 300⁰K, 1.500 atm mncapai keseimbangan grafit dan intan ,tetapi
berjalan sangat lamban.
1.
Sifat-Sifat Karbon
Unsur
karbon terdapat dalam tiga bentuk yaitu bentuk amorf,grafit,dan intan.
·
Amorf
Unsur
karbon dalam bentuk amorf,selain terdapat dialam,juga dihasilkan dari
pembakaran terbatas minyak bumi (jumlah oksigen terbatas, sekitar 50 % dari
jumlah oksigen yang diperlukan untuk pembakaran sempurna). Secara alami,karbon
amorf dihasilkan dari perubahan serbuk
gergaji,lignit batu bara,gambut,kayu,batok kelapa,dan biji-bijian.
·
Grafit
Grafit
adalah zat bukan logam yang mampu mengantarkan panas dengan baik. Bentuk
kristal mikro grafit banyak kita kenal sebagai arang,jelaga,atau jelaga minyak.
Sifat fiska grafit ditentukan oleh sifat dan luasnya permukaan. Bentuk grafit yang halus akan mempunyai permukaan yang relatif lebih
luas,sehingga dengan sedikit gaya tarik akan mudah menyerap gas dan zat
terlarut.
Grafit,
terdapat dalam bentuk padatan yang memiliki ukuran kristal dan tingkat
kemurnian yang berbeda-beda.
·
Intan
Bentuk unsur karbon yang ketiga adalah intan. Intan secara
alami diperoleh dari karbon yang dikenal tekanan dan suhu tinggi dalam perut
bumi. Intan juga dapat dibuat dari grafit yang diolah pada suhu 3.000 K dan
tekanan lebih dari 1,25 x 107 Pa. Proses ini menggunakan katalis
logam transisi,seperti kromium (Cr), besi (Fe), dan platina.
Karbon memiliki dua isotop yang
stabil yaitu 12C dengan kelimpahan 98,93%
dan 13C dengan kelimpahan 1,07%. IUPAC telah menggunakan
isotop 12C untuk menentukan berat atom unsur dalam sistem
periodic. Isotop 14C terdapat
dialam dan bersifat sebagai radioaktif dengan kelimpahan hanya sampai
0.0000000001%, terdapat sekitar 15 isotop karbon.
Meskipun karbon
hanyalah salah satu unsur dari sekian banyak unsur dalam sistem periodik,
tetapi atom karbon dapat terikat secara kovalen dengan atom karbon yang lain
dan terhadap unsur-unsur lain menurut beragam cara sehingga dapat membentuk
beegitu banyak senyawa yang jumlahnya hamper tak terhingga. Atom karbon dan
senyawanya dapat dibedakan menjadi enpat jenis yaitu :
a. Atom C primer : atom C yang mengikat
1 atom C yang lain
b. Atom C sekunder : atom C yang
mengikat 2 atom C yang lain
c. Atom C tersier : atom C yang mengikat
3 atom C yang lain
d. Atom C kuarter : atom C yang mengikat
4 atom C yang lain
Karbon dapat membentuk lebih banyak
senyawa dibandingkan unsure lain sebab atom karbon tidak hanya dapat membentuk
ikatan-ikatan karbon tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga, tetapi juga bias
terkait satu sama lain membentuk struktur rantai dan cincin.
2.
Senyawa Karbon
Karbon dioksida ditemukan di atmosfir bumi dan terlarut
dalam air. Karbon juga merupakan bahan batu besar dalam bentuk karbonat
unsur-unsur berikut: kalsium, magnesium, dan besi. Batubara, minyak dan gas
bumi adalah hidrokarbon. Karbon sangat unik karena dapat membentuk banyak
senyawa dengan hidrogen, oksigen, nitrogen dan unsur-unsur lainnya.
Dalam banyak senyawa ini atom karbon sering terikat dengan
atom karbon lainnya. Ada sekitar sepuluh juta senyawa karbon, ribuan di
antaranya sangat vital bagi kehidupan. Tanpa karbon, basis kehidupan menjadi
mustahil. Walau silikon pernah diperkirakan dapat menggantikan karbon dalam
membentuk beberapa senyawa, sekarang ini diketahui sangat sukar membentuk
senyawa yang stabil dengan untaian atom-atom silikon. Atmosfir planet Mars
mengandung 96,2% CO2.
Beberapa senyawa-senyawa penting karbon adalah karbon
dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), karbon disulfida (CS2),
kloroform (CHCl3), karbon tetraklorida (CCl4), metana (CH4),
etilen (C2H4), asetilen (C2H2),
benzena (C6H6), asam cuka(CH3COOH) dan
turunan-turunan mereka.
Senyawa
Anorganik Karbon
Karbon monoksida(CO)
Karbon monoksida dapat dibuat secara
komersil dengan hidrogen melalui pembentukan uap kembali atau pembakaran
sebagian hidrokarbon dengan reaksi
CO2 + H2 → CO + H2O
CO2 + H2 → CO + H2O
Gas ini tidak berwarna dan mempunyai
titik didih -190. Dapat digunakan sebagai bahan
bakar industri melalui reaksi
2CO(g) +O2(g)→2CO2(g)
Gas CO juga dapat trjadi sebagai hasil
samping pembakaran senyawa organik dalam ruang
kurang oksigen.
C8H18 +6O2(g) → 8CO +4H2O
Secara besar-besaran dapat dibuat dengan
reaksi
C(S) + H2O → CO +H2
Gas CO sangat berbahaya bagi manusia
maupun hewan, karena CO berikatan kuat dengan hemoglobin darah.hemoglobin
berfungsi mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Orang yang
mengisap CO akan kekurangan oksigen dan dapat berakibat fatal.
Karbon
Dioksida(CO2)
Nama Sistematis
Karbon dioksida
Nama lain Gas asam
karbonat; karbonat anhidrida; es kering (bentuk padat); zat asam arang.Massa
molar 44,0095(14) g/mol , Penampilan gas tidak berwarna, Densitas 1.600 g/L
(padat) ,1,98 g/L (gas),Titik leleh −57 °C (216 K) (di bawah tekanan) ,Titik didih
−78 °C (195 K) (menyublim),Kelarutan dalam air 1,45 g/L Keasaman (pKa) 6,35 dan
10,33 Viskositas 0,07 cP pada −78 °C.
Momen dipole Nol
Struktur
Bentuk molekul linear
Senyawa terkait oksida
terkait karbon monoksida; karbon suboksida; dikarbon monoksida; karbon
trioksida Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperatur
dan tekanan standar (25°C, 100 kPa) Sangkalan dan referensi.
Karbon dioksida (rumus
kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari
dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia
berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer
bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm
berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada
lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia
menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida
dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada
proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh
karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon.
Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar
fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses
geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak
mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi
padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida
umumnya disebut sebagai es kering.CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah
warna litmus dari biru menjadi merah muda. Karbon dioksida mempunyai struktur
molekul linier dan bersifat non polar. Gas ini larut dalam air.terdapat diudara
dan sangat penting bagi tumbuhan sebagai bahan fotosintesis serta merupakan
komponen nafas yang dikeluarkan oleh hewan ataupun manusia, karena dihasilkan
dari oksidasi makanan dalam tubuh.CO2 dapat dibuat dengan membakar karbon
senyawa hidrokarbon, atau gas CO dengan oksigen yang cukup.
C + O2 → CO2
CH4 + 2O2 → CO2 + H2O
2CO + O2 → 2CO2
Di laboratorium gas CO2 dapat dibuat
dengan mereaksikan garam karbonat dengan asam seperti :
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
Gas CO2 tidak
beracun,tetapi konsentrasi yang terlalu tinggi dalam udara adalah tidak sehat,
karena merendahkan konsentrasi O2 dan menimbulkan efek fisikologis yang
membahayakan.
Jumlah CO2 yang sangat
besar sekali. dihasilkan oleh aktifitas manusia, meningkatnya gas CO2
dikhawatirkan atmosfer mungkin menjadi begitu panas, sehingga akan muncul
perubahan suhu yang serius yang sering juga disebut efek rumah kaca.
Karbonat
dan Bikarbonat
Karbonat dan bikarbonat adalah senyawa
yang melimpah dan sangat berguna serta terkenal. Kebanyakan karbonat hanya
sedikit larut dalam air. Misalnya CaCO3, BaCO3, MgCO3 dan PbCO3. Banyak
bikarbonat hanya stabil dalam larutan air. Contohnya ialah Ca(HCO3)2, Mg(HCO3.
Semua logam IA kecuali Litium membentuk karbonat yang larut, dimana yang paling
murah dan berguna adalah NaHCO3 (Soda kue), Na2CO3(Soda abu)
Karbon Disulfida(CS2)
Karbon disulfida, disebut juga
ditiokarbonat anhidrida adalah cairan tak berwarna dengan rumus kimia CS2.
Senyawa ini memiliki bau yang menyenangkan, seperti bau kloroform. Namun
biasanya senyawa ini terdapat tidak dalam keadaan murni, sehingga berbau busuk
akibat senyawa sulfur lainnya, seperti karbonil sulfida (COS).Sejumlah kecil
karbon disulfida ditemukan pada gas letusan gunung berapi. Dulunya CS2
diproduksi dengan mereaksikan karbon (atau arang) dengan sulfur pada temperatur
sangat tinggi. Sekarang CS2 dihasilkan pada temperatur yang lebih rendah, 600
°C, melibatkan gas alam bersama katalis kieselgel atau alumina.
CH4 + 1/2 S8 → CS2 + 2 H2S
CS2 adalah cairan yang mudah terbakar
dan dapat dipakai sebagai bahan pembuat CCl4,dengan reaksi:
CS2 + 3Cl2 → CCl4 +S2Cl2
3.
Cara Pemerolehan Karbon
Karbon terdapat dialam sebagai
grafit . Grafit buatan dengan mereaksikan coke dengan silica (SiO2) dengan
reaksi sebagai berikut:
SiO2 + 3C
(2500°C) ? “SiC” ? Si (g) + C(graphite)
Karbon juga dapat diperoleh dari pembakaran hidrokarbon atau coal, atau yang
lainnya dengan kondisi udara yang terbatas sehigga terjadi pembakaran yang
tidak sempurna.
4. Kegunaan Karbon
Karbon menjadi unsur yang memiliki
banyak manfaat didunia ini. Berbagai macam aplikasinya baik dalam bentuk
senyawaan maupun dalam bentuk unsur memiliki banyak manfaat. Untuk karbon dalam
bentuk senyawaan adalah sebagai sumber makanan untuk kelangsungan makhluk hidup
di bumi, kita
tahu bahwa berbagai mcam makanan yang kita konsumsi adalah tersusun atas
karbon.
Hidrokarbon yang merupakan
senyawaan karbon dan hydrogen dipakai untuk bahan bakar, petroleum dipakai
untuk produksi gasoline dan kerosin. Celulosa merupakan polimer yang mengandung
karbon dalam bentuk katun, wool, linen, dan sutra dipakai sebagai bahan
pakaian. Plastik merupakan sintetik polimer karbon dengan banyak manfaat
penggunaan.Karbon dapat membentuk alloy atau paduan logam dengan besi yang
membentuk baja.Karbon hitam dipakai sebagai pigmen dalam tinta, cat, dan
dipakai juga sebagai pengisis dalam industri ban dan plastic.Karbon dipakai sebagai agen
pereduksi dalam berbagai reaksi kimia pada suhu yang sangat tiggi.
B. SILIKON ( Si )
Silikon (Latin: silicium)
merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol Si dan nomor atom 14. Ia merupakan unsur kedua paling berlimpah
setelah oksigen di dalam kerak Bumi, mencapai hampir 25.7% . Unsur kimia ini
ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius. Terdapat dialam dalam bentuk tanah liat,
granit, kuartza dan pasir,kebanyakan dalam bentuk silikon dioksida (dikenal
sebagai silika) dan dalam bentuk silikat.
Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari
cairan, gel, karet, hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus
silikon: tak berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan
kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat
menghantarkan listrik.
1. Karakteristik Silikon
Atom silikon seperti halnya atom karbon, dapat membentuk
empat ikatan secara serentak silikon dalam susunan petrahedral, unsur Si
mengkristal dengan struktur kubus pusat muka (fcc) seperti intan, silikon
bersifat semi konduktor. Dalam SiO2, setiap atom Si terikat pada
empat atom O dan tiap atom O terikat pada dua atom Si. Susunan struktur
tersebut membentuk jaringan yang sangat besar, yaitu struktur kristal kovalen
raksasa (seperti intan). Kuarsa mempunyai titik leleh tinggi dan bersifat
insulator. Kuarsa merupakan bentuk umum untuk silika namun, sesungguhnya
bentuk-bentuk silika lain banyak, sehingga umumnya disebut mineral silika.
Sebagian besar silika tidak larut dalam air. Hanya silikat dari logam alkali
yang dapat diperoleh sebagai senyawa yang larut dalam air. Sifat umum dari
mineral silikat adalah kekomplekan anion silikatnya, namun struktur dasarnya
merupakan tetrahedral sederhana dari empat atom O disekitar atom pusat Si,
tetrahedral ini dapat berupa:
Ø
Unit terpisah
Ø
Bergabung menjadi rantai atau cincin dari 2,3,4 atau 6 gugus
Ø
Bergabung membentuk rantai tunggal yang panjang atau rantai ganda
Ø
Tersusun dalam lembaran
Ø
Terikat menjadi kerangka tiga dimensi
SiO44-(aq) +
4H+(aq) → Si(OH)4(aq)
2.
Sifat-Sifat Silikon
Silikon kristalin memiliki tampak
kelogaman dan bewarna abu-abu. Silikon merupakan unsur yang tidak reaktif
secara kimia (inert), tetapi dapat terserang oleh halogen dan alkali.
Kebanyakan asam, kecuali hidrofluorik tidak memiliki pengaruh pada
silikon.Unsur silikon mentransmisi lebih dari 95% gelombang cahaya infra merah,
dari 1,3 sampai 6 mikrometer.
3.
Senyawa Silikon
Senyawa silikat dan silikon adalah; silikat, silana (SiH4), asam salisik
(H4.SiO4), silikon karbida (SiC), silikon dioksida (SiO2), silikon
tetraklorida(SiCl4), silikon tetrafluorida (SiF4), & tetraklora
silana(HSiCl3).
4.
Cara Pemerolehan
Silikon (Si) dipeeoleh
dlm pembentukan komersial biasa dg reduksi SiO2 dg karbon atau CaC2 dlm tungku
pemanas listrik utuk memperolh kemurnian yg sgt tinggi (utk digunakan sbg
semikonduktor) unsurnya pertama-tama diubah menjadi klorida, yg direduksi
kembali menjadi logam oleh hidrogen suhu tinggi. Setelah pengecoran menjadi
batangan kemudian dihaluskan (zone refined).
Batangn logam dipanaskan dekat ujungnya sehingga dihasilkan
lempeg bersilang dari lelehan silikon
(Si). Karena pengotor lebih larut dlm lelehan tersebut drpd dlm
padatannya yg terkonsentrasi dlm lelehan, & daerah yg meleleh, kemudian
bergerak lambat sepanjang batangan dgn pemindahan sumber panas. Hal ini membawa
pengotor sampai ke ujung. Proses ini perli di ulang. Ujung yg tidak murni
kemudian dipotong.
5.
Kegunaan Silikon
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia.
Dalam bentuknya sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk membuat
bahan bangunana seperti batu bata. Ia juga berguna sebagai bahan tungku pemanas
dan dalam bentuk silikat ia digunakan untuk membuat enamels (tambalan gigi),
pot-pot tanah liat, dsb. Silika sebagai pasir merupakan bahan utama gelas Gelas
dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk dan digunakan sebagai wadah, jendela,
insulator,dan aplikasi-aplikasi lainnya. Silikon tetraklorida dapat digunakan
sebagai gelas iridize.
Silikon super murni dapat didoping dengan boron, gallium,
fosfor dan arsenik untuk memproduksi silikon yang digunakan untuk transistor,
sel-sel solar, penyulingan, dan alat-alat solid-state lainnya,
yang digunakan secara ekstensif dalam barang-barang elektronik dan industri
antariksa. Hydrogenated amorphous silicone memiliki potensial untuk memproduksi
sel-sel murah untuk mengkonversi energi solar ke energi listrik.
Silikon sangat penting untuk tanaman dan kehidupan binatang.
Diatoms dalam air tawar dan air laut mengekstrasi silika dari air untuk
membentuk dinding-dinding sel. Silika ada dalam abu hasil pembakaran tanaman
dan tulang belulang manusia. Silikon bahan penting pembuatan baja dan silikon
karbida digunakan dalam alat laser untuk memproduksi cahaya koheren dengan
panjang gelombang 4560 A.
C.
GERMANIUM ( GE )
Logam
ini ditemukan di
Ø
argyrodite, sulfida germanium dan perak
Ø
germanite, yang mengandung 8% unsur ini
Ø
bijih seng
Ø
batubara
Ø
mineral-mineral lainnya
Unsur ini diambil secara komersil dari debu-debu pabrik
pengolahan bijih-bijih seng, dan sebagai produk sampingan beberapa pembakaran
batubara. Germanium dapat dipisahkan dari logam-logam lainnya dengan cara
distilasi fraksi tetrakloridanya yang sangat reaktif. Tehnik ini dapat
memproduksi germanium dengan kemurnian yang tinggi.
1. Sifat-Sifat Germanium
Unsur ini logam yang putih keabu-abuan. Dalam bentuknya yang
murni, germanium berbentuk kristal dan rapuh. Germanium merupakan bahan
semikonduktor yang penting. Tehnik pengilangan-zona (zone-refining techniques)
memproduksi germanium kristal untuk semikonduktor dengan kemurnian yang sangat
tinggi. Germanium (Ge) stabil
di udara & air pd keadaan yg normal, & sukar bereaksi dgn alkali &
asam, kecuali dengan
asam nitrat.
2. Senyawa Germanium
Senyawa germanium adalah GeO2, GeCl4,GeS2, SiGe.
3. Cara Pemerolehan
Keberadaan germanium dialam sangat sedikit, yang diperoleh
dari batu bara dan batuan seng pekat.Unsur ini lebih reaktif daripada silikon,
dan dapat larut dalam HNO3 dan H2SO4 pekat seperti
silikon, germanium juga merupakan bahan semikonduktor.
4. Kegunaan Germanium
Kegunaan umum germanium adalah
sebagai bahan semikonduktor. Kegunaan lain unsur ini adalah sebagai bahan
pencampur logam, sebagai fosfor di bola lampu pijar dan sebagai katalis.
Germanium dan germanium oksida tembus cahaya sinar infra merah dan digunakan
dalam spekstroskopi infra mera dan barang-baran optik lainnya, termasuk
pendeteksi infra merah yang sensitif. Index refraksi yang tinggi dan sifat
dispersi oksidanya telah membuat germanium sangat berguna sebagai lensa
kamera wide-angle danmicroscope objectives.
Bidang studi kimia
organogermanium berkembang menjadi bidang yang penting. Beberapa senyawa
germanium memiliki tingkat keracunan yang rendah untuk mamalia, tetapi memiliki
keaktifan terhadap beberap jenis bakteria, sehingga membuat unsur ini sangat
berguna sebagai agen kemoterapi.
D. TIMAH ( Sn )
Timah dalam bahasa Inggris disebut
sebagai Tin dengan symbol kimia Sn. Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini
berhubungan dengan kata “stagnum” yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan
kata “dripping” yang artinya menjadi cair / basah, penggunaan kata ini
dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah merupakan logam putih
keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat flesibel, memiliki struktur
kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Logam timah
memiliki dua bentuk alotrop yaitu ?-Timah dan ?-Timah. ?-Timah biasa disebut
sebagai timah abu-abu karena warnanya abu-abu, dan memiliki struktur kristal
kubik mirip diamond, silicon, dan germanium. Alotrop ?-Timah ada dibawah
suhu 13,20C dan tidak memiliki sifat logam sama sekali. Diatas
suhu ini timah ada dalam bentuk ?-Timah, timah jenis inilah yang kita lihat
sehari-hari. Timah ini biasa disebut sebagai timah putih disebabkan warnanya
putih mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi
transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran
logam lain pada timah seperti seng, bismuth, atau gallium.
Timah adalah unsur dengan jumlah
isotop stabil yang terbanyak dimana jangkauan isotop ini mulai dari 112 hingga
126. Dari isotop-isotop tersebut yang paling banyak jumlahnya adalah isotop 120Sn dimana komposisinya mencapai 1/3 dari jumlah
isotop Sn yang ada, 116Sn, dan 118Sn. Isotop yang paling sedikit jumlahnya
adalah 115Sn. Unsur timah yang memiliki jumlah isotop yang
banyak ini sering dikaitkan dengan nomor atom Sn yaitu 50 yang merupakan “magic
number” dalam pita kestabilan fisika nuklir. Beberapa isotop bersifat
radioaktif dan beberapa yang lain bersifat metastabil (dengan lambang m).
1. Sifat-Sifat Timah
Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop
yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang diketahui. Timah merupakan logam perak
keputih-putihan, mudah dibentuk, ductile dan memilki struktur kristal
yang tinggi. Jika struktur ini dipatahkan, terdengar suara yang sering disebut
tangisan timah ketika sebatang unsur ini dibengkokkan.
2. Senyawa Timah
Senyawaan timah yang penting adalah
organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah hidrida, dan timah sulfide.
3. Cara
Pemerolehan
Ø Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari
biji timah tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah.
Bijih timah yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1%
(persen berat) timah atau sedikitnya 0,015% untuk biji timah berupa
bongkahan-bongkahan kecil. Biji timah dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari
material-material yang tidak diperlukan, adakalanya biji yang telah dihancurkan
dilewatkan dalam “floating tank” dan titambahkan zat kimia tertentu sehingga
biji timahnya bisa terapung sehingga bisa dipisahkan dengan mudah.
Ø Biji timah kemudian dikeringkan dan dilewatkan dalam alat
pemisah magnetik sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang
berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari proses ini memiliki konsentrasi
timah antara 70-77% dan hampir semuanya berupa mineral Cassiterite.
Ø Cassiterite selanjutnya diletakkan dalam furnace bersama
dengan karbon dalam bentuk coal atau minyak bumi. Adakalanya juga ditambahkan
limestone dan pasir untuk menghilangkan impuritasnya kemudian material
dipanaskan pada suhu 1400 C. Karbon bereaksi dengan CO2 yang ada didalam
furnace membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi dengan cassiterite membentuk
timah dan karbondioksida. Logam timah yang dihasilkan dipisahkan melalui bagian
bawah furnace untuk diproses lebih lanjut. Untuk memperoleh timah dengan
kemurnian yang tinggi maka dapat dilakukan dengan menggunakan proses
elektrolisis. Dengan cara ini kemurnian timah yang diperoleh bisa mencapai
99,8%.
Ø Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari
biji timah tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah.
Bijih timah yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1%
(persen berat) timah atau sedikitnya 0,015% untuk biji timah berupa
bongkahan-bongkahan kecil. Biji timah dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari
material-material yang tidak diperlukan, adakalanya biji yang telah dihancurkan
dilewatkan dalam “floating tank” dan titambahkan zat kimia tertentu sehingga
biji timahnya bisa terapung sehingga bisa dipisahkan dengan mudah.
Ø Biji timah kemudian dikeringkan dan dilewatkan dalam alat
pemisah magnetik sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang
berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari proses ini memiliki konsentrasi
timah antara 70-77% dan hampir semuanya berupa mineral Cassiterite.
Ø Cassiterite selanjutnya diletakkan dalam furnace bersama
dengan karbon dalam bentuk coal atau minyak bumi. Adakalanya juga ditambahkan
limestone dan pasir untuk menghilangkan impuritasnya kemudian material
dipanaskan pada suhu 1400 C. Karbon bereaksi dengan CO2 yang ada didalam
furnace membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi dengan cassiterite membentuk
timah dan karbondioksida. Logam timah yang dihasilkan dipisahkan melalui bagian
bawah furnace untuk diproses lebih lanjut. Untuk memperoleh timah dengan
kemurnian yang tinggi maka dapat dilakukan dengan menggunakan proses
elektrolisis. Dengan cara ini kemurnian timah yang diperoleh bisa mencapai
99,8%.
4. Kegunaan Timah
Logam timah banyak dipergunakan untuk
solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan
& perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain
(11%).
E. TIMBAL ( Pb )
Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu (sekitar 6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat
diberbagai belahan bumi, selain itu timbal mudah di ekstraksi dan mudah
dikelola. Unsur ini telah lama diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para
alkemi mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan diasosiasikan dengan
planet Saturnus. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di bumi.
Timbal dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Lead” dengan
simbol kimia “Pb”. Simbol ini berasal dari nama latin timbal yaitu “Plumbum”
yang artinya logam lunak. Timbal memiliki warna putih kebiruan yang terlihat
ketika logam Pb dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi
putih kotor atau abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut
terekspos oleh udara.
Timbal memiliki empat isotop yang stabil yaitu 204Pb, 206Pb,
207Pb, dan 208Pb. Standar massa atom Pb rata-rata adalah 207,2. Sekitar 38
isotop Pb telah ditemukan termasuk isotop sintesis yang bersifat tidak stabil.
Isotop timbal dengan waktu paruh yang terpanjang dimiliki oleh 205Pb yang waktu
paruhnya adalah 15,3 juta tahun dan 202Pb yang memiliki waktu paruh 53.000
tahun.
Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Dengan
nomor atom 82 maka timbal memiliki konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2
dengan jumlah elektron tiap selnya adalah 2, 8, 18, 32, 18, 4. Timbal berada
pada golongan IVA (14) bersama dengan C, Si, Ge, dan Sn, periode 6 dan berada
pada blok s.
1.
Sifat-Sifat Timbal
Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat
logam, hal ini merupakan anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni
Karbon dan Silikon bersifat non-logam. Di alam, timbal ditemukan dalam mineral
Galena (PbS), Anglesit (PbSO4 ) dan Kerusit (PbCO3,), juga dalam keadaan bebas.
Memiliki sifat khusus seperti dibawah ini, yakni:
1.
Berwarna putih kebiru-biruan dan mengkilap.
2.
Lunak sehingga sangat mudah ditempa.
3.
Tahan asam, karat dan bereaksi dengan basa kuat.
4.
Daya hantar listrik kurang baik. (Konduktor yang buruk)
5.
Massa atom relative 207,2
6.
Memiliki Valensi 2 dan 4.
7.
Tahan Radiasi
8. Timbal
larut dalam beberapa asam
9. Bereaksi
secara cepat dengan halogen
Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia
yaitu tidak reaktif, ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar
– 0,13 V. kereaktifan yang rendah ini dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi
terhadap hidrogen, dan juga dalam beberapa hal tidak terlarutkan oleh H2SO4
pekat dan HCl pekat.
Sifat
Timbal yang lain
Berbagai macam timbal oksida mudah direduksi menjadi
logamnya. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan reduktor glukosa, atau
mencampur antara PbO dengan PbS kemudian dipanaskan.
2PbO + PbS à 3 Pb + SO2
Bila dipanaskan dengan nitrat dari logam alkali maka logam
timbal akan membentuk PbO yang umumnya disebut sebagai litharge. PbO adalah
contoh dari timbal dengan biloks 2. PbO larut dalam asam nitrat dan asam
asetat. PbO juga larut dalam larutan basa membentuk garam plumbit.
PbO2 adalah contoh dari timbal dengan biloks 4 dan merupakan
agen pengoksidasi yang kuat. Karena PbO larut dalam asam dan basa maka PbO
bersifat amfoter. Senyawa timbal dengan dua macam biloks juga ada yaitu Pb3O4
yang dikenal dengan nama minium.
2.
Senyawa Timbal
Senyawa timbal yang umum adalah Tetra Etil Lead (TEL), PbO2,
Timbal(II) Klorida (PbCl2), Timbal tetroksida (Pb3O4), dan Timbal(II) Nitrat.
3.
Cara Pemerolehan
Pada umumnya biji timbal mengandung 10% Pb dan biji yang
memiliki kandungan timbal minimum 3% bisa dipakai sebagai bahan baku untuk
memproduksi timbal. Biji timbal pertama kali dihancurkan dan kemudian
dipekatkan hingga konsentrasinya mencapai 70% dengan menggunakan proses “froth
flotation” yaitu proses pemisahan dalam industri untuk memisahkan material yang
bersifat hidrofobik dengan hidrofilik.
Kandungan sulfida dalam biji timbal dihilangkan dengan cara
memanggang biji timbal sehingga akan terbentuk timbal oksida (hasil utama) dan
campuran antara sulfat dan silikat timbal dan logam-logam lain yang ada dalam
biji timbal. Pemanggangan ini dilakukan dengan menggunakan aliran udara panas.
Reaksi yang terjadi adalah:
MSn + 1.5nO2 → MOn + nSO2.
Timbal oksida yang terbentuk direduksi dengan menggunakan
alat yang dinamakan “blast furnace” dimana pada proses ini hampir semua timbal
oksida akan direduksi menjadi logam timbal. Hasil timbal dari proses ini belum
murni dan masih mengandung kontaminan seperti Zn, Cd, Ag, Cu, dan Bi. Timbal
oksida yang tidak murni ini kemudian dicairkan dalam “furnace reverberatory”
dan ditreatment menggunakan udara, uap, dan belerang dimana kontaminan akan
teroksidasi kecuali perak, emas, dan bismuth. Kontaminan ini akan terapung pada
bagian atas sehingga dapat dipisahkan. Logam perak dan emas dipisahkan, dan
bismuthnya dihilangkan dengan menggunakan logam kalsium dan magnesium. Hasil
logam yang dihasilkan dari keseluruhan proses ini adalah logam timbal. Logam
timbal yang sangat murni diperoleh dengan cara elektrolisis meggunakan
elektrolit silica flourida.
4.
Kegunaan Timbal
Timbal memiliki kegunaan yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup manusia apabila
dikelola secara bijaksana, adapun berbagai kegunaan dari timbal antara lain:
a. Timbal
digunakan dalam accu dimana accu ini banyak dipakai dalam bidang automotif.
b.
Timbal dipakai sebagai agen pewarna dalam bidang pembuatan keramik terutama
untuk warna kuning dan merah.
c.
Timbal dipakai dalam industri plastic PVC untuk menutup kawat listrik.
d. Timbal
dipakai sebagai proyektil untuk alat tembak dan dipakai pada peralatan pancing
untuk pemberat disebakan timbale memiliki densitas yang tinggi, harganya murah
dan mudah untuk digunakan.
e. Lembaran
timbal dipakai sebagai bahan pelapis dinding dalam studio musik.
f. Timbal
dipakai untuk pelindung alat-alat kedokteran, laboratorium yang menggunakan
radiasi misalnya sinar X.
g. Timbal
cair dipergunakan sebagai agen pendingin dalam peralatan reactor yang
menggunakan timbale sebagai pendingan.
h. Kaca
timbal mengandung 12-28% Pb dimana dengan adanya Pb ini akan mengubah
karakteristik optis dari kaca dan mereduksi transmisi radiasi.
i. Timbal
banyak dipakai untuk elektroda pada peralatan elektrolisis.
j. Timbal
digunakan untuk solder untuk industri elektronik.
k. Timbal
dipakai dalam berbagai kabel listrik bertegangan tinggi untuk mencegah difusi
air dalam kabel.
l. Timbal
ditambahkan dalam peralatan yang terbuat dari kuningan agar tidak licin dan
biasanya digunakan dalam peralatan permesinan.
m. Timbal
dipakai dalam raket untuk memperberat massa raket.
n. Timbal
karena sifatnya tahan korosi maka dipakai dalam bidang kontruks.
o. Dalam
bentuk senyawaan maka tetra-etil-lead dipakai sebagai anti-knock pada bahan
bakar.
p. Semikonduktor
berbahan dasar timbal banyak seperti Timbal telurida, timbale selenida, dan
timbale antimonida dipakai dalam peralatan sel surya dan dipakai dalam
peralatan detektor inframerah.
q. Timbal
biasanya dipakai untuk menyeimbangkan roda mobil tapi sekarang dilarang karena
pertimbangan lingkungan.
r. Digunakan
sebagai aditif bahan bakar (TEL), berfungsi untuk mengurangi knock pada mesin
Kecenderungan
Golongan Karbon
Tiga unsur pertama
golongan 4, C, Si, dan Ge, mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, suatu karakteristik
jaringan ikatan kovalen unsur non logam dan semi logam, sedangkan dua unsure berikutnya,
Sn dan Pb, mempunyai titik leleh yang lebih rendah, bersifat lebih dekat logam
dengan rentangan fase cair yang cukup panjang. Unsur-unsur golongan 14 ini
mampu membentuk senyawa katenasi, yaitu membentuk rantai dari atom-atomnya
sendiri, kemampuan sifat katenasi ini menurun dengan naiknya nomor atom. Jadi,
karbon mampu membentuk rantaiyang tak terbatas panjangnya, silikon membentuk
rantai hingga enam belas atom, germanium enamatom, dan timah dua atom.Golongan
karbon, dengan karakteristik konfigurasi elektronik terluar ...ns2np2 ,mempunyai
bilanganoksidasi +4.
Sifat non logam mendominasi hingga pertengahan golongan yang
bersifat semi logam,dan tingkat oksidasi -4 dapat ditemui bagi tiga unsur
pertama ini jika bersenyawa dengan unsurelektropositif. Tingkat oksidasi ganda,
+2 dan +4, menjadi karakteristik bagi unsur-unsur selanjutnya,Sn dan Pb,
tingkat oksidasi ini melibatkan ikatan kovalen, dan ikatan ionik khususnya
dengan tingkatoksidasi +2. Kecenderungan kestabilan tingkat oksidasinya adalah
bahwa bagi karbon dangermanium tingkat oksidasi +4 lebih stabil daripada
tingkat oksidasi +2, tetapi bagi Sn dan Pb, tingkatoksidasi +2 lebih stabil
daripada tingkat oksidasi +4.
Kecenderungan
Sifat Non-Logam dan Logam Pada Unsur-Unsur Golongan 4
Struktur dan sifat-sifat fisik
Struktur unsure
Kecenderungan dari non-logam ke logam jika anda turun dalam
satu golongan jelas terlihat pada struktur unsur-unsur itu sendiri.
Karbon
pada posisi paling atas mempunyai struktur kovalen raksasa dengan dua allotropi
yang sangat dikenal – intan dan grafit.
Intan
memiliki struktur tiga dimensi dari atom-aton karbon yang masing-masing
tergabung secara kovalen dengan 4 atom lainnya. Gambar berikut menunjukkan
bagian kecil dari strukturnya.
Struktur
yang sama seperti ini ditemukan pada silikon, germanium, dan pada salah satu
allotropi timah – "timah abu-abu" atau "alfa-timah".
Allotropi
yang umum untuk timah ("timah putih" atau "beta-timah")
merupakan logam dan atom-atomnya terikat oleh ikatan logam. Strukturnya berupa
terjejal yang terdistorsi. Pada struktur terjejal, masing-masing atom
dikelilingi oleh 12 atom tetangga terdekat.
Selanjutnya
anda dapatkan timbal, atom-atomnya tersusun dalam struktur logam berkoordinasi
12.
Hal
itu merupakan kecenderungan yang jelas dari ikatan kovalen yang umum ditemukan
pada non-logam dan ikatan logam pada logam, dengan perubahan yang jelas,
terdapat dua struktur yang sangat berbeda pada timah.
Sifat-sifat
fisik unsur
Titik
leleh dan titik didih
Jika anda melihat kecenderungan
titik leleh dan titik didih pada golongan 4 dari atas ke bawah, sangat sulit
membuat alasan yang masuk akal tentang pengaruh perubahan dari ikatan kovalen ke
ikatan logam. Kecenderungan menggambarkan ikatan kovalen atau ikatan logam
makin lemah dengan makin besarnya atom dan makin panjang ikatan.
Titik
leleh timah yang lebih rendah dibandingkan dengan timbal dikarenakan timah
membentuk struktur koordinasi 12 yang terdistorsi, bukan murni. Nilai titik
leleh dan titik didih timah pada tabel merupakan nilai untuk logam timah putih.
Kerapuhan
Terdapat
perbedaan yang jelas antara non-logam dan logam jika anda melihat kerapuhan
unsurnya.
Karbon
sebagai intan, tentu, sangat keras – menggambarkan kekuatan ikatan kovalen.
Namun demikian, jika anda memukulnya dengan palu, intan akan pecah. Anda
memerlukan energi yang cukup untuk memecah keberadaan ikatan karbon-karbon.
Silikon,
germanium, dan timah abu-abu (semuanya memiliki struktur yang sama dengan
intan) juga berupa padatan yang rapuh.
Timah
putih dan timbal mempunyai struktur logam. Atom-atom dapat diputar satu sama
lain tanpa menimbulkan kerusakan permanen pada ikatan logam – disebabkan oleh
sifat-sifat logam yang umum seperti dapat ditempa dan dapat diubah bentuknya.
Timbal merupakan logam yang lunak.
Konduktivitas
listrik
Karbon
sebagai intan tidak menghantarkan listrik. Pada intan elektron terikat erat dan
tidak bebas bergerak.
Tidak
seperti intan (yang tidak menghantarkan listrik), silikon, germanium, dan timah
abu-abu merupakan semikonduktor.
Timah
putih dan timbal merupakan logam yang dapat menghantarkan listrik. Hal itu
merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon sebagai intan yang berupa
non-logam, dan timah putih dan timbal yang merupakan logam.
Hal
itu merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon sebagai intan yang
berupa non-logam, dan timah putih dan timbal yang merupakan logam.
Mencoba
menjelaskan kecenderungan yang terjadi
Karakteristik
utama logam adalah membentuk ion positif. Yang perlu dilakukan adalah mengamati
faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya ion positif pada
golongan 4 dari atas ke bawah.
Elektronegativitas
Elektronegativitas
merupakan ukuran kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron. Biasanya
diukur dengan skala Pauling, dimana unsur yang paling elektronegatif (fluor)
elektronegativitasnya 4.
Suatu
atom yang elektronegativitasnya rendah, kurang kuat menarik elektron. Artinya
bahwa atom ini akan cenderung kehilangan pasangan elektron bila berikatan
dengan atom lain. Atom yang kita amati cenderung membawa muatan positif parsial
atau membentuk ion positif.
Sifat
logam biasanya dikaitkan dengan elektronegativitas yang rendah.
Jadi
apa bagaimanakah elektronegativitas unsur golongan 4? Apakah terjadi penurunan
jika anda bergerak ke bawah dalam satu golongan, yang menunjukkan kecenderungan
sifat logam?
Baiklah!
Elektronegativitas turun dari karbon ke silikon, tetapi setelah itu terjadi
ketidakteraturan!
Karena
itu sepertinya tidak ada kecenderungan hubungan antara non-logam hingga logam
dengan elektronegativitas.
Energi
ionisasi
Jika
anda memikirkan pembentukan ion positif, cara tepat untuk memulai adalah
bagaimana energi ionisasi berubah dari atas ke bawah pada golongan 4.
Energi
ionisasi didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk melepas satu
elektron terluar, dinyatakan dalam kJ mol-1.
Energi
ionisasi pertama:
Energi
ionisasi kedua:
.
. . dan seterusnya
Unsur
golongan 4 tidak ada yang membentuk ion 1+, jadi mengamati energi ionisasi
pertama saja tidak berguna. Beberapa unsur membentuk ion 2+ dan (untuk beberapa
tingkat) 4+.
Tabel
pertama menunjukkan energi ionisasi total yang diperlukan untuk membentuk ion
2+, bervariasi dari atas ke bawah dalam satu golongan. Nilainya dinyatakan
dalam kJ mol-1.
Anda
dapat melihat bahwa energi ionisasi cenderung turun dari atas ke bawah dalam
satu golongan – meskipun ada sedikit peningkatan pada timbal.
Kecenderungan ini karena:
- Atom-atom
menjadi lebih besar karena bertambahnya elektron. Elektron terluar makin
jauh dengan inti atom, sehingga daya tarik inti kurang – dan elektron
lebih mudah lepas.
- Elektron
terluar terlindungi dari pengaruh inti dengan bertambahnya elektron yang
lebih dalam.
- Dua
pengaruh tersebut lebih besar dibanding pengaruh kenaikan muatan inti.
Jika
anda melihat besarnya energi ionisasi yang diperlukan untuk membentuk ion 4+,
polanya sama, tetapi tidak semuanya mirip. Sekali lagi, nilainya dinyatakan
dalam kJ mol-1.
Apa
yang dapat dilihat dengan jelas dari dua grafik di atas adalah bahwa anda
memerlukan energi ionisasi dalam jumlah besar untuk membentuk ion 2+, dan lebih
besar lagi untuk membentuk ion 4+.
Namun
demikian, pada tiap contoh ada penurunan energi ionisasi jika anda bergerak
dari atas ke bawah dalam satu golongan yang sepertinya menjadikan timah dan
timbal dapat membentuk ion positif – namun demikian, tidak ada indikasi
dari gambar ini bahwa mereka mungkin membentuk ion positif.
Energi
ionisasi karbon pada puncak golongan terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk
membentuk ion positif yang sederhana.
Kecenderungan
Keadaan Oksidasi Golongan 4
Beberapa contoh
kecenderungan keadaan oksidasi
Kecenderungan
secara keseluruhan
Keadaan oksidasi yang umum untuk
golongan 4 adalah +4, ditemukan pada senyawa CCl4, SiCl4
dan SnO2.
Jika anda bergerak ke bawah
dalam satu golongan, ada banyak contoh dengan keadaan oksidasi +2, seperti SnCl2,
PbO, dan Pb2+.
Pada timah, keadaan +4 masih
lebih stabil dibandingkan +2, tetapi pada timbal, keadaan +2 lebih stabil – dan
mendominasi kimia timbal.
Contoh pada
kimia karbon
Contoh yang umum untuk keadaan
oksidasi +2 pada kimia karbon adalah karbon monoksida, CO. Karbon monoksida
merupakan agen pereduksi yang kuat karena mudah teroksidasi menjadi karbon
dioksida – dimana keadaan oksidasinya lebih stabil secara termodinamika yaitu
+4.
Sebagai contoh, karbon monoksida
mereduksi beberapa oksida logam panas menjadi logam – reaksi ini diterapkan,
misalnya, pada ekstraksi besi dalam blast furnace.
Contoh pada
kimia timah
Jika anda bergerak ke bawah
dalam satu golongan sampai pada timah, keadaan oksidasi +2 secara umum
meningkat, dan ada yang menarik pada senyawa timah(II) dan timah(IV). Timah(IV)
merupakan keadaan oksidasi timah yang lebih stabil.
Itu artinya akan mudah mengubah
senyawa timah(II) menjadi senyawa timah(IV). Hal ini ditunjukkan dengan baik
pada ion Sn2+ dalam larutan yang merupakan agen pereduksi yang baik.
Sebagai contoh, larutan yang
mengandung ion timah(II) (misalnya larutan timah(II) klorida) akan mereduksi
larutan iod menjadi ion iodida. Pada proses tersebut, ion timah(II) dioksidasi
menjadi ion timah(IV).
Ion timah(II) juga mereduksi ion
besi(III) menjadi ion besi(II). Sebagai contoh larutan timah(II) klorida akan
mereduksi larutan besi(III) klorida menjadi larutan besi(II) klorida. Pada
proses ini, ion timah(II) dioksidasi menjadi ion timah(IV) yang lebih stabil.
Ion timah(II) juga, tentu saja,
mudah dioksidasi oleh agen pengoksidasi yang sangat kuat seperti larutan kalium
mangan(VII) (larutan kalium permanganat) dalam kondisi asam. Reaksi ini dapat
digunakan dalam titrasi untuk menentukan konsentrasi ion timah(II) dalam suatu
larutan.
Dan sebagai contoh terakhir . .
.
Dalam kimia organik, timah dan
asam klorida pekat digunakan untuk mereduksi nitrobenzena menjadi fenilamin
(anilin). Reaksi ini melibatkan timah yang teroksidasi menjadi ion timah(II)
dan kemudian menjadi ion timah(IV).
Contoh pada
kimia timbal
Pada timbal, kondisinya dibalik.
Keadaan oksidasi timbal(II) lebih stabil, dan senyawa timbal(IV) mempunyai
kecenderungan yang kuat untuk bereaksi dan menghasilkan senyawa timbal(II).
Timbal(IV) klorida, sebagai
contoh, terurai pada temperatur kamar menghasilkan timbal(II) klorida dan gas
klor.
. . . dan timbal(IV) oksida
terdekomposisi pada pemanasan menghasilkan timbal(II) oksida dan oksigen.
Timbal(IV) oksida juga bereaksi
dengan asam klorida pekat, mengoksidasi beberapa ion klorida dari asam menjadi
gas klor. Sekali lagi, timbal direduksi dari +4 menjadi +2 yang lebih stabil.
Mencoba
menjelaskan kecenderungan keadaan oksidasi
Tidak ada yang mengejutkan
tentang keadaan oksidasi yang normal pada golongan 4 yaitu +4.
Semua unsur pada golongan 4
memiliki struktur elektron terluar ns2npx1npy1,
dimana n bervariasi dari 2 (untuk karbon) sampai 6 (untuk timbal). Pada keadaan
oksidasi +4 semua elektron terluar terlibat secara langsung dalam ikatan.
Pada bagian bawah golongan, ada
kecenderungan peningkatan untuk tidak menggunakan pasangan s2 dalam
pembentukan ikatan. Ini sering disebut dengan efek pasangan inert – dan hal ini dominan pada kimia timbal.
Tidak ada penjelasan apapun dari
penamaan "efek pasangan inert" Anda perlu mengetahui dua penjelasan
yang berbeda tergantung pada apa yang anda bicarakan, pembentukan ikatan ionik
atau ikatan kovalen.
Efek pasangan
inert pada pembentukan ikatan ionik
Jika unsur golongan 4 membentuk
ion 2+, maka unsur tersebut akan kehilangan elektron pada orbital p, menyisakan
pasangan s2 yang tidak terpakai. Misalnya, untuk membentuk ion
timbal(II), timbal akan kehilangan dua elektron 6p, elektron 6s tidak mengalami
perubahan – sebagai "pasangan inert".
Secara normal anda akan
mengharapkan energi ionisasi turun dari atas ke bawah dalam satu golongan
karena elektron lebih jauh dari inti. Hal itu tidak terjadi pada golongan 4.
Tabel pertama menunjukkan energi
ionisasi total yang diperlukan untuk membentuk ion 2+ bervariasi dari atas ke
bawah dalam satu golongan. Nilainya dinyatakan dalam kJ mol-1.
Perhatikanlah, antara timah dan
timbal terdapat sedikit peningkatan.
Ini artinya sedikit lebih sulit
untuk menghilangkan elektron p pada timbal daripada pada timah.
Jika anda melihat pola lepasnya
4 elektron, perbedaan antara timah dan timbal lebih menarik. Peningkatan energi
ionisasi yang relatif besar antara timah dan timbal disebabkan karena pasangan
6s2 pada timbal secara signifikan lebih sulit untuk dihilangkan
daripada pasangan 5s2 pada timah.
Sekali lagi, nilainya dalam kJ
mol-1, dan dua tabel tersebut mempunyai skala yang hampir sama.
Hal tersebut dapat dijelaskan
dengan teori relativitas. Pada unsur yang lebih berat seperti timbal, ada
kecenderungan untuk menarik elektron lebih dekat ke inti daripada yang
diperkirakan, dikenal sebagai kontraksi
relativistik elektron. Karena elektron lebih dekat dengan inti, maka
lebih sulit untuk dilepaskan. Pada unsur yang lebih berat pengaruh ini lebih
besar.
Pengaruh ini lebih besar pada
elektron s daripada elektron p.
Pada contoh timbal, adanya
kontraksi relativistik menyebabkan elektron 6s lebih sulit dilepaskan secara
energetika dari yang anda perkirakan. Energi yang dilepaskan ketika ion
terbentuk (seperti entalpi kisi atau entalpi hidrasi) tidak cukup untuk mengimbangi
tambahan energi akibat adanya kontraksi relativistik. Artinya secara energetika
tidak disukai bagi timbal untuk membentuk ion 4+.
Efek pasangan inert pada pembentukan ikatan kovalen
Anda perlu memikirkan mengapa
karbon secara normal membentuk empat ikatan kovalen bukan dua.
Dengan menggunakan notasi
elektron dalam kotak, struktur elektron terluar karbon terlihat seperti ini:
Pada gambar hanya ada dua
elektron tak berpasangan. Sebelum membentuk ikatan, secara normal karbon akan
mendorong satu elektron dari orbital s untuk mengisi orbital p yang kosong.
Akhirnya terdapat 4 elektron tak
berpasangan yang (setelah hidridisasi) dapat membentuk 4 ikatan kovalen.
Hal itu bermanfaat untuk
menyediakan energi untuk mendorong elektron orbital s, karenanya karbon dapat
membentuk ikatan kovalen dua kali lebih banyak. Masing-masing ikatan kovalen
yang terbentuk melepaskan energi yang cukup untuk keperluan promosi.
Satu penjelasan yang mungkin,
mengapa timbal tidak melakukan hal yang sama adalah karena terjadi penurunan
energi ikatan dari atas ke bawah dalam satu golongan. Energi ikatan cenderung
turun dengan makin besarnya ukuran atom dan makin jauhnya jarak pasangan ikatan
dengan dua inti serta lebih terlindungi dari inti.
Sebagai contoh, energi yang
dilepaskan ketika dua ikatan tambahan Pb-X (dengan X adalah H atau Cl atau
apapun) terbentuk tidak mampu mengimbangi besarnya energi tambahan yang
diperlukan untuk mendorong elektron 6s ke orbital 6p yang kosong.
Hal ini akan lebih sulit, tentu
saja, jika beda energi antara orbital 6s dan 6p bertambah dengan adanya
kontraksi relativistik dari orbital 6s.
Bab III
Penutup
A.
Kesimpulan
1.
Golongan karbon ( IV A ) terdiri dari
karbon , silicon , germanium , timah , dan timbale.
2.
Karbon merupakan unsur utama dalam
senyawa organik dan anorganik yang begitu banyak jumlah dan jenisnya
3.
Karbon mengisi tempat khusus diantaranya
unsur-unsur dalam keragaman dan kekompleksan dalm senyawa yang dapat
dibentuknya.
4.
Karbon juga merupakan zat padat yang
tegar, yang biasa diangggap sebagai molekul raksasa yang tediri dari banyak
sekali atom.
5.
Unsur
karbon terdapat dalam tiga bentuk yaitu bentuk amorf,grafit,dan intan.
6.
Silikon
merupakan unsur yang tidak reaktif secara kimia (inert), tetapi dapat terserang
oleh halogen dan alkali.
7.
Keberadaan
germanium dialam sangat sedikit, yang diperoleh dari batu bara dan batuan seng
pekat
8. Logam timah banyak dipergunakan untuk
solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan
& perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain
(11%).
9. Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah
unsur yang bersifat logam,
10. Tiga
unsur pertama golongan 4, C, Si, dan Ge, mempunyai titik leleh yang
sangat tinggi, suatu karakteristik jaringan ikatan kovalen unsur non logam dan
semi logam, sedangkan dua unsure berikutnya, Sn dan Pb, mempunyai titik leleh
yang lebih rendah, bersifat lebih dekat logam dengan rentangan fase cair yang
cukup panjang.
B. Saran
1.
Diharapkan dengan adanya makalah ini mampu membantu mahasiswa untuk menjawab
masalah-masalah dalam kimia khususnya yang menyamgkut hal yang berkaitan dengan
unsur karbon
2.
Diharapkan kepada pembaca agar mampu memberikan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik dari yang telah ada sekarang.
3.
Diharapkan makalah ini mampu menambah literatur di perpustakaan untuk menambah
pengetahuan pembaca khusunya mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
file:///20GOLONGAN%20IVA%20%C2%AB%20Eben%27s%20Site.htm
file:///Kecenderungan%20Keadaan%20Oksidasi%20Golongan%204%20_%2
Chem-Is-Try.Org%20_%20Situs%20Kimia%20Indonesia%20_.htm
file:///Kecenderungan%20Sifat%20NonLogam%20dan%20Logam%20Pada%20Unsur-Unsur%20Golongan%204%20_%20Chem-Is
Try.Org%20_%20Situs%20Kimia%20Indonesia%20_.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar