GAS
MULIA : XENON
Gas mulia (Noble Gas)
adalah bagian kecil dari etmosfer. Gas mulia terletak pada golongan VIIIA dalam
sistem periodic. Gas mulia terdiri dari unsure Helium (He), Neon (Ne), Argon
(Ar),, Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Keistimewaan unsure-unsur gas
mulia adalah memiliki konfigurasi elektron yang sempurna (lengkap), di mana
setiap kulit dan subkulit terisi penuh electron. Dengan demikian electron
valensi unsure gas mulia adalah delapan (kecuali unsure Helium dengan dua electron
valensi). Konfigurasi demikian menyebabkan gas muloa cenderung stabil dalam
bentuk monoatomik dan sulit bereaksi dengan unsure lainnya.
Keberadaan unsure-unsur
gas mulia pertama kali ditemukan oleh Sir William Ramsey. Beliau adalah ilmuwan
pertama yang berhasil mengisolasi gas Neon, Argon, Kripton, dan Xenon dari
atmosfer. Beliau juga menemukan suatu gas yang diisolasi dari peluruhan mineral
Uranium, yang mempunyai spectrum sama seperti unsure di matahari, yang disebut
Helium. Helium terdapat dalam mineral radioaktif dan tercatat sebagai salah
satu gas alam di Amerika Serikat. Gas Helium diperoleh dari peluruhan isotop
Uranium dan Thorium yang memancarkan partikel α. Gas Radon, yang semua
isotopnya radioaktif dengan waktu paruh pendek, juga diperoleh dari rangkaian
peluruhan Uranium dan Thorium.
Seluruh unsure gas
mulia merupakan gas monoatomik. Dalam satu golongan, dari He sampai Rn,
jari-jari atom meningkat. Dengan demikian, ukuran atom Gas Mulia meningkat,
menyebabkan gaya tarik-menarik antar atom (Gaya London) semakin besar. Hal ini
mengakibatkan kenaikan titik didih unsur dalam satu golongan . Sementara energi
ionisasi dalam satu golongan menurun dari He sampai Rn ini menyebabkan unsur
He, Ne, dan Ar tidak dapat membentuk senyawa (energy ionisasinya relative
rendah dibandingkan Gas Mulia lainnya). Gas Argon merupakan gas mulia yang
paling melimpah di atmosfer (sekitar 0,934% volume udara), sedangkan gas helium
paling melimpah di jagat raya (terlibat dalam reaksi termonuklir pada permukaan
matahari).
Gas Neon, Argon,
Kripton, dan Xenon diperoleh dengan fraksional udara cair. Gas-gas tersebut
pada dasarnya bersifat inert (stabil/lembam), sebab kereaktifan kimianya yang
rendah, sebagai konsekuensi dari konfigurasi electron yang lengkap. Kegunaan
utama gas Helium adalah sebagai cairan dalam krioskopi. Gas Argon digunakan
untuk menyediakan lingkungan yang inert dalam peralatan laboratorium, dalam
pengelasan, dan dalam lampu listrik yang diisi gas. Sementara Gas Neon
digunakan untuk tabung sinar pemutusan muatan.
SEJARAH
GAS MULIA
1785 Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah
melibatkan atmosfer.
1894 William
Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Yang hasilnya suatu
gas yang tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan Argon
1895 Ramsay
berhasil mengisolasi Helium
1898 Ramsay
memperoleh suatu zat yang bernama Kripton, Xenon dan Neon
1900 Friedrich
Dorn menemukan Radon
1962 Pembuatan
unsur gas mulia
PENGERTIAN GAS MULIA
Gas
mulia adalah Unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang Memiliki
kestabilan yang tinggi dan ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik. Gas yang
tidak reaktif dan Susah bereaksi dengan bahan
kimia lainnya.
SIFAT-SIFAT GAS MULIA
A. Sifat
Fisis Gas Mulia
1)
Afinitas Elektron
Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas
mulia sangat sukar untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga
afinitas elektron yang rendah.
2)
Energi Ionisasi
Kestabilan unsur-unsur golongan mulia menyebabkan
unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion, artinya sukar untuk melepas
elektron. Dengan memperhatikan data
energi ionisasinya yang besar sehingga untuk dapat melepas sebuah elektron
(untuk dapat membentuk ion) diperlukan energi yang besar. Helium adalah unsur
gas mulia yang memiliki energi ionisasi paling besar.
3)
Jari-jari Atom
Jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia sangat
kecil (dalam satu golongan semakin ke atas semakin kecil) sehingga elektron
terluar relatif lebih tertarik ke inti oleh atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas
mulia sangat sukar untuk bereaksi.
4)
Wujud gas mulia
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia
lebih kecil daripada suhu kamar sehingga seluruh gas mulia berwujud gas. Karena
kestabilan unsur-unsur gas mulia, maka di alam berbeda dalam bentuk monoatomik.
B. Sifat
Kimia Gas Mulia
1)
Kelarutan
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari
Heluim (He) hingga Radon (Rn). Pada suhu 0oC dalam 100 mL air
terlarut 1 mL He, 6 mL Ar, dan 50 mL Rn.
2)
Kereaktifan Gas Mulia
a. Unsur-unsur
gas mulia merupakan unsure-unsur yang paling stabil (tidak reaktif) diantara
semua unsur yang terdapat dalam sistem periodik unsur. Semua unsur golongan gas
mulia berupa gas monoatomik pada temperatur kamar, tidak berbau, tidak berwarna,
tidak mudah terbakar dan juga gas yang tidak mendukung dalam proses pembakaran,
mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah.
b. Gas
mulia dalam keadaan dasarnya memenuhi persyaratan untuk mencapai kondisi
kestabilan kimia yakni tidak memiliki elektron yang tidak berpasangan, energi
ionisasi sangat besar dn afinitas elektronnya negatif. Sehingga kereaktifan
unsur-unsur gas mulia sangat rendah. Konfigurasi elektron gas mulia dijadikan
sebagai acuan bagi unsur-unsur lain dalam sistem periodik :
2He
1s2
10Ne [He] 3s2 3p6
18Ar [Ne] 3s2 3p6
36Kr [Ar] 4s2 3d10
4p6
54Xe [Kr] 5s2 4d10
5p6
86Rn [Xe] 6s2 4f14 5d10
6p6
c. Gas
mulia sangat stabil karena konfigurasi elektronnya memenuhi kaidah duplet
(untuk Helium) dan oktet. Sehingga gas mulia dijadikan acuan bagi unsur-unsur
lain dalam system periodic untuk kestabilan suatu unsur.
d. Titik
didih unsur-unsur gas mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
KEREAKTIFAN GAS MULIA
Susunan elektron kulit
terluar gas mulia adalah delapan (oktet) atau dua (duplet) yang merupakan
susunan elektron paling stabil, sehingga unsur gas mulia sukar bereaksi dengan
unsur lain. Karena itu, unsur-unsur gas mulia berada di alam dalam bentuk
monoatomik. Namun pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil membuat senyawa gas
mulia yang pertama, yakni XePtF6 (xenon heksafluoro platinat (IV)).
Setelah berhasil membuat senyawa-senyawa yang lain, diantaranya dapat dilihat
pada tabel berikut.
No.
|
Bilangan
Oksidasi
|
Rumus
Kimia
|
Wujud
|
Bentuk
molekul
|
1.
|
2
|
XeF2
|
Kristal tak
berwarna
|
Linier
|
2.
|
2
|
KrF2
|
Kristal putih
|
Linier
|
3.
|
4
|
XeF4
|
Kristal tak
berwarna
|
Bujur sangkar
|
4.
|
4
|
XeOF2
|
Kristal tak
berwarna
|
Bujur sangkar
|
5.
|
6
|
XeF6
|
Kristal tak
berwarna
|
oktahedron
|
6.
|
6
|
XeOF4
|
Cairan tak
berwarna
|
piramida
|
7.
|
6
|
XeO3
|
Kristal tak
berwarna
|
piramida
|
8.
|
8
|
XeO4
|
Gas tak
berwarna
|
Piramida tetra
hedron
|
REAKSI-REAKSI GAS MULIA
Unsur-unsur gas mulia
Ar, Kr, Xe, dan Rn dapat berekasi dengan unsur-unsur yang sangat elektronegatif
seperti F dan O.
a.
Argon
Reaksi : Ar(s)
+ HF HArF (argonhidrofluorida)
Argonhidrofluorida (HArF) merupakan senyawa Ar yang
pertama disintesis pada tahun 2000.
b.
Kripton
Reaksi : Kr(s)
+ F2(g) KrF2(s)
Pada suhu -196oC, diberi loncatan muatan listrik (dapat menggunakan
sinar X)
c.
Xenon
Xenon dapat bereaksi dengan Fluorida.
d.
Radon
Radon dapat bereaksi dengan fluor secara spontan
pada suhu kamar.
Reaksi :
Rn (g) + 2F2 RnF4(g
SEJARAH XENON
Ditemukan pada tahun
1898 oleh Ramsay dan Travers dalam residu yang tersisa setelah menguapkan udara
cair. Xenon adalah anggota gas mulia atau gas inert. Terdapat di atmosfer kita
dengan kandungan satu bagian per dua puluh juta bagian atmosfer. Xenon terdapat
dalam atmosfer Mars dengan kandungan 0,08 ppm. Unsur ini ditemukan dalam bentuk
gas, yang dilepaskan dari mineral mata air tertentu, dan dihasilkan secara
komersial dengan ekstraksi udara cair.
PEMBUATAN XENON
Neil Bartlett, orang
pertama yang membuat senyawa gas mulia. Dia mengetahui bahwa molekul oksigen
dapat bereaksi dengan platina heksafluorida. PtF6 membentuk padatan
ionic [O2+]+][PtF6–].
Oleh karena energi ionisasi gas xenon (1,17 x 103 kJ mol-1)
tidak berbeda jauh dengan molekul oksigen (1,21 x 103 kJ mol-1),
Bartlett menduga bahwa Xenon juga dapat bereaksi dengan platina heksafluorida.
Pada tahun 1962, Bertlett berhasil mensintesis senyawa
Xenon dengan rumus XeF6 berwarna jingga-kuning. Selain itu, Xenon
juga dapat bereaksi dengan fluor secara langsung dalam tabung nikel pada suhu
400oC dan tekanan 6 atm menghasilkan Xenon tetrafluorida, berupa
padatan tidak berwarna dan mudah menguap.
Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)
Di antara semua unsur gas mulia, baru krypton dan
xenon yang dapat senyawanya.
Senyawa yang Mengandung Unsur Gas Mulia (Xenon) dengan
Unsur Elektronegatif
Senyawa
|
Rumus
|
Deskripsi
|
Xenon difluorida
|
XeF2
|
Kristal tak berwarna
|
Xenon tetrafluorida
|
XeF4
|
Kristal tak berwarna
|
Xenon heksafluorida
|
XeF6
|
Kristal tak berwarna
|
Xenon trioksida
|
XeO3
|
Kristal tak berwarna, eksplosif
|
Xenon tetroksida
|
XeO4
|
Gas tak berwarna, eksplosif
|
REAKSI XENON
Berikut adalah reaksi-reaksi dari Xenon.
a.
Reaksi dengan air
Reaksi senyawa Xenon dengan air :
XeF6(s) + 3H2O XeO3(S) + 6hf(aq)
6XeF4(s) +
12H2O(l)
2XeO3(s) + 4Xe (g) +3O2(g) + 24HF(aq)
Xenon trioksiida (XeO3) merupakan padatan
putih yang sangat eksplosif.
b.
Reaksi dengan udara
Xenon tidak bereaksi dengan udara.
c.
Reaksi dengan asam
Xenon tidak bereaksi dengan asam.
d.
Reaksi dengan basa
Xenon tidak bereaksi dengan basa.
e.
Reaksi dengan halogen
Reaksi gas Xenon dengan fluorin, F2 pada
tekanan 6 atm dengan adanya katalisator Nikel, suhu 400o
menghasilkan sejumlah besar tetrafluorida xenon (IV) XeF4 dan
beberapa senyawa alin diantaranya difluorida xenon (II) XeF2 dan
heksafluorida xenon (VI) XeF6 dengan halogen lain tidak menghasilkan
reaksi.
Xe(s) + 2F2(g) XeF4(s)
Xe(s) +F2(g) XeF2(s)
Xe(s) +3F2(g) XeF6(s)
Sifat XeF6 :
Ø Kristal
melebur pada suhu 114oC
Ø Mudah
terhidrolisa oleh udara lembab
Ø Dapat
dipanaskan hingga suhu 400oC tanpa pengurai
Ø Bentuk
ikatan kovalen
Ø Bentuk
molekul bidang delapan beraturan (oktahedron).
maaf, ini ada beberapa tulisan yang tidak terlihat atau tertutup sesuatu. Mohon diperbaiki
BalasHapus