OKSIGEN
A.
Pengertian
Anomali
Anomali adalah suatu wujud yang mudah berubah atau
tidak Normal sehingga dalam sistem basis data bila ditemukan data yang Anomali
harus dilakukan Normalisasi.
a).Anomali
Oksigen
1.
Stabilitas ikatan ganda dan sifat katenasi
Ikatan rangkap dua pada oksigen jauh
lebih besar daripada ikatan tunggalnya, ikatan tunggal O-O sangat lemah
kaitannya dengan pembentukan katenasi.
2.
Absennya orbital d
Oksigen membentuk hanya satu senyawa
denga flourin yaitu OF2, tetapi belerang mampu membentuk beberapa
senyawa dengan flourin termasuk SF6. Untuk mencapai hingga enam
ikatan kovalen ini atom belerang harus melibatkan orbital d. Dengan demikian,
tidak ditemuinya senyawa oksigen-flourin yang analog dengan SF6
berkaitan dengan tidak tersedianya orbital d dalam atom oksigen.
Keelektronegatifan yang tinggi dari
atom oksigen yakni 3,5, menunjukkan kecendrungan yang besar dari oksigen untuk
membentuk senyawa dengan ikatan ion maupun kovalen polar. Umumnya, reaksi
dengan oksigen unsur memberikan produk oksida, yang mana keadaan
oksigen-oksigen adalah -2. Contoh pembentukan oksida mencakup reaksi dengan
logam-logam tertentu, bukan-logam, dan senyawa organik.
Pada temperatur yang cukup tinggi
tiap reaksi berlangsung dengan cepat dan membebaskan kalor maupun cahaya. Bila
ini terjadi, maka reaksi ini dirujuk sebagai suatu pembakaran.
Oksigen dalam udara terus menerus
bersentuhan dengan zat-zat seperti kayu, kertas, bensin. Batubara, zink, dan
aluminium. Namun pada suhu kamar, bahan yang mudah terbakar ini bereaksi sangat
lambat atau praktis tak bereaksi sama sekali. Perilaku ini melukiskan suatu
azaz yang penting yaitu : tak ada hubungan antara kecepatan suatu reaksi dan
perubahan energi yang terlibat dalam reaksi itu.
B.
Pengertian
oksigen
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam
sistem tabel periodik yang
mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Oksigen
merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan terutama dalam proses
pernapasan. Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat
dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Semua
kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung
oksigen.
1)
Oksigen
Alotrop oksigen elementer yang umumnya ditemukan di
bumi adalah dioksigen O2. Ia memiliki panjang ikat 121 pm dan energi
ikat 498 kJ•mol-1. Alotrop oksigen ini digunakan oleh makhluk hidup dalam
respirasi sel dan merupakan komponen utama atmosfer bumi. Trioksigen (O3),
dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang sangat reaktif dan dapat
merusak jaringan paru-paru. Ozon diproduksi di atmosfer bumi ketika O2
bergabung dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan O2
oleh radiasi ultraviolet (UV). Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan
sangat kuat, lapisan ozon yang berada di atmosfer berfungsi sebagai perisai
radiasi yang melindungi planet. Namun, dekat permukaan bumi, ozon merupakan
polutan udara yang dibentuk dari produk sampingan pembakaran otomobil.
Molekul metastabil tetraoksigen (O4)
ditemukan pada tahun 2001, dan diasumsikan terdapat pada salah satu enam fase
oksigen padat. Hal ini dibuktikan pada tahun 2006, dengan menekan O2
sampai dengan 20 GPa, dan ditemukan struktur gerombol rombohedral O8.
Gerombol ini berpotensi sebagai oksidator yang lebih kuat daripada O2
maupun O3, dan dapat digunakan dalam bahan bakar roket. Fase logam
oksigen ditemukan pada tahun 1990 ketika oksigen padat ditekan sampai di atas
96 GPa. Ditemukan pula pada tahun 1998 bahwa pada suhu yang sangat rendah, fase
ini menjadi superkonduktor.
2)
Golongan Oksigen
Banyaknya oksigen unsur yang berada dalam udara adalah
kira-kira 21 persen volume (23 persen bobot). Terdapat tiga bentuk gas, yang
molekulnya berbeda sebagai berikut : molekul monoatom O, molekul diatom O2,
dan molekul triatom O3. Unsur-unsur yang ada lebih dari satu bentuk
molekul atau kristal disebut bersifat alotropik (Yunani : allos tropos, cara
lain), dan bentuk-bentuk itu disebut alotrop. Ketiga bentuk alotrop oksigen
berlainan sifat fisika dan kimianya, dan disebut oksigen atom, oksigen biasa
dan ozon. Dalam atmosfer, hampir semua oksigen berada sebagai molekul O2,
dan kedua bentuk lain relatif bertambah banyak di bagian atas atmosfer.
Ketiga isotop yang tak radioaktif
yang terdapat dalam alam adalah : 16O, 17O, dan 18O.
Tepatnya 99,76% dari semua atom oksigen yang terdapat dalam alam adalah jenis 16O,
sekitar 0.04 persen dari 17O, dan 0,20 persen dari 18O.
3)
Kecendrungan Golongan Oksigen
Oksigen, sulfur atau belerang dan selenium termasuk
non logam, telirium semilogam dan polonium sebagai logam dalam golongan ini.
Titik leleh dan titik didih menunjukkan kecenderungan kenaikan yang khas bagi
non logam, diikuti kecenderungan penurunan yang khas mulai dari logam polonium.
Klasifikasi ini didukung oleh data tahanan listrik yang rendah bagi logam
polonium, melonjak tinggi bagi semilogam tellurium dan sangat tinggi bagi
nonlogam selenium.Kecuali oksigen, terdapat pola tertentu perihal tingakat oksidasi
unsur-unsur golongan 16, yaitu bilangan oksidasi genap. Secara umum, stabilitas
tingkat oksidasi -2 dan +6 menurun dengan naiknya nomor atom, tetapi kestabilan
tingkat oksidasi +4 naik, walaupun kecenderungan ini tidak teratur.
1. Belerang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal
yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya,
adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan
sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia
adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino.
Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu,
korek api, insektisida dan fungisida
·
Hidrogen sulfide
Hidrogen sulfida berupa gas yang tak berwarna, berbau
seperti telur busuk, dan sangat bersifat racun, melebihi dari hydrogen sianida.
Hidrogen sulfida diproduksi secara alamiah oleh bakteri anaerob.
·
Sulfida
Sulfida dimanfaatkan antara lain
untuk bahan kosmetik, misalnya diantimoni trisulfida yang berwarna hitam legan
dipakai untuk penghitan bulu mata. Unit disulfide –S-S-, merupakan penghubung
silang polimer-polimer asam amino dalam rambut manusia. Pada tahun 1930, para
peneliti di Institut Rockefeller dapat menunjukkan bahwa unit disulfide
penghubung ini dapat diputus oleh sulfide atau molekul yang mengandung gugus
–S-H dalam larutan sedikit basa. Hal ini merupakan metode pengubahan secara
permanen bentuk rambut dari keriting menjadi lurus atau sebaliknya.
·
Oksida belerang
Oksida belerang yang umum adalah
belerang dioksida (SO2) dan belerang trioksida (SO3),
keduanya bersifat asam Lewis dengan atom S bertindak sebagai akseptor pasangan
electron, namun SO3 jauh lebih kuat dan lebih keras. Belerang
dioksida mudah larut dalam air, hampir semua gas yang larut berada sebagai
molekul SO2, hanya sebagian kecil saja yang bereaksi dengan air
membentuk asam sulfit.
·
Asam sulfat
Asam sulfat berupa cairan kental
seperti minyak yang membeku pada 10,4 oC. Proses pencampuran asam sulfat dengan
air sangat eksotermik, karena itu pada pengenceran, asam sulfat pekat harus
dituangkan secara perlahan ke dalam air, sambil diaduk secara terus-menerus.
Asam sulfat murni mempunyai sifat hantaran listrik yang signifikan sebagai
akibat sifat swaionisasi. Asam sulfat dapat bereaksi menurut lima cara yang
berbedayaitu sebagai suatu sam, pengering terhadap air, pengoksidasi, agen
sulfonasi, dan sebagai suatu basa.
·
Garam oksi-belerang
a. Sulfat
Garam sulfat umumnya dibuat
melalui tiga macam reaksi yaitu :
Reaksi antara basa (NaOH) dengan asam sulfat encer :
2NaOH + H2SO4 Na2SO4
+ 2H2O
Reaksi antara logam elektropositif (Zn) dengan asam
sulfat encer :
Zn + H2SO4 ZnSO4 + H2
Reaksi antara garam karbonat (CuCO3) dengan
asan sulfat encer :
CuCO3 + H2SO4 CuSO4
+ H2O + CO2
b. Hidrogen sulfat
Hidrogen sulfat dapat dipreparasi
dengan mereaksikan secara stoliometrik natrium hidroksida dengan asam sulfat
dan kemudian menguapkan larutannya
NaOH + H2SO4
NaHSO4 + H2O
c. Sulfit
Ion sulfit merupakan agen reduktor,
mengalami oksidasi menjadi ion sulfat menurut persamaan stengah reaksi :
SO32- + 3 H2O
SO42- + 2H3O+ + 2e
d. Tiosulfat
on tiosulfat mirip dengan ion
sulfat, kecuali bahwa salah satu atom oksigen diganti dengan atom belerang.
Kedua atom belerang ini mempunyai lingkungan yang sama sekali berbeda, tambahan
atom belerang bertindak mirip sebagai ion sulfida. Ion tiosulfat tidak stabil
oleh pemanasan, mengalami disproporsionasi menjadi tiga spesies dengan tingkat
oksidasi belerang yang berbeda-beda yaitu sulfat, sulfide dan belerang.
Tiosulfat bereaksi dengan asam membentuk endapan kuning belerang dan gas
belerang dioksida. Dalam laboratorium, natrium tiosulfat berguna untuk titrasi
redoks.
e. Peroksodisulfat
Ion peroksodiosulfat mengandung satu
jembatan diokso, -O-O- sehingga kedua atom belerang mempunyai tingkat oksidasi
+6 tetapi kedua atom oksigen jembatan mempunyai tingkat oksidasi -1. Asam
peroksodiosulfat berupa padatan putih, dua garam yang pentinga sebagai agen
oksidator adalah kalium dan ammonium peroksodisulfat, dengan ion
peroksodisulfat tereduksi menjadi ion sulfat.
·
Halida Belerang
Senyawa-senyawa belerang-halogen
adalah belerang-flourin, dan belerang-klorin. Belerang-flourin membentuk dua
senyawa penting yaitu belerang heksaflourida, SF6, dan belerang
tetraflourida, SF4. Belerang heksaflourida berupa gas tak berwarna,
tak berbau, tidak reaktif, berdaya racun rendah serta stabil; oleh karena itu,
gas ini dapat dimanfaatkan sebagai insulator dalam sistem listrik bertegangan
tinggi. Belerang heksaflourida mengadopsi bangun octahedron sesuai dengan
ramalan teori VSEPR, dan ditinjau dari teori ikatan valensi, atom pusat S
mengadopsi orbital hibrida sp3d2. Belerang heksaflourida
berupa gas yang sngat reaktif, terurai oleh udara lembab (air) menjadi belerang
dioksida dan hydrogen flourida. Belerang klorin hanya dengan tingkat oksidasi
rendah. Lelehan belerang yang dialiri dengan gas klorin menghasilkan disulfur
klorida, suatu cairan kuning beracun dengan titik leleh -80oC dan titik didih
138oC. disulfur klorida banyak digunakan pada proses vulkanisasi karet,
menghasilkan hubungan-silang disulfur antara rantai-rantai atom karbon yang
membuat karet menjadi lebih kuat.
Sifat fisik
Warna oksigen cair adalah biru seperti warna
biru langit. Fenomena ini tidak berkaitan; warna biru langit disebabkan oleh
penyebaran Rayleigh.
Struktur
Pada
temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa
dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara kimiawi
berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin.
Isotop
Oksigen
yang dapat ditemukan secara alami adalah 16O, 17O, dan 18O,
dengan 16O merupakan yang paling melimpah (99,762%). Isotop oksigen
dapat berkisar dari yang bernomor massa 12 sampai dengan 28.
Reaksi secara umum
Semua logam pada Golongan 1 ini
sangat reaktif dan harus dihindarkan dari bersentuhan dengan udara untuk
mencegah terjadinya oksidasi. Semakin ke bawah Golongan, kereaktifan semakin
meningkat.
Lithium, natrium dan kalium disimpan
di dalam minyak. (Lithium sebenarnya mengapung dalam minyak, tapi terdapat
cukup banyak lapisan minyak untuk melindunginya. Itulah sebabnya lithium kurang
reaktif dibanding unsur lain dalam Golongan 1).
Rubidium
dan cesium biasanya disimpan dalam tabung-tabung kaca tertutup untuk
mencegahnya bersentuhan dengan udara. Tabung-tabung tempat menyimpan kedua
logam ini bisa berupa lingkungan gas vakum atau lembam, seperti gas argon.
Tabung-tabung ini dipecahkan tutupnya jika logam didalamnya akan digunakan.
Lithium
Lithium akan terbakar
dengan nyala merah terang jika dipanaskan di udara. Logam ini bereaksi ini
dengan oksigen dalam udara menghasilkan lithium oksida yang berwarna putih.
Jika bereaksi dengan oksigen murni, nyala biasanya lebih terang.
Natrium
Potongan-potongan kecil
natrium terbakar di udara dan sering menimbulkan nyala yang sedikit lebih
terang dari warna orange. Jika jumlah natrium yang lebih besar digunakan atau
jika dibakar di dalam oksigen maka akan menghasilkan nyala orange yang
cemerlang. Terbentuk campuran padatan antara oksida dan natrium peroksida.
Rubidium and cesium
Kedua logam ini terbakar
di udara dan menghasilkan superoksida yaitu RbO2 and CsO2.
kalium
Potongan-potongan kecil
kalium yang dipanaskan di udara cenderung hanya melebur dan dengan cepat
kembali menjadi campuran kalium peroksida dan kalium superoksida tanpa ada
nyala yang terlihat.
Peranan Biologis keberadaan Oksigen
A.
Fotosintesis & Respirasi
Persamaan
kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:
6CO2
+ 6H2O + foton → C6H12O6 + 6O2
Evolusi
oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan energi empat foton. Terdapat
banyak langkah proses yang terlibat, namun hasilnya merupakan pembentukan gradien
proton di seluruh permukaan tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis ATP via
fotofosforilasi. O2 yang dihasilkan sebagai produk sampingan
kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Dioksigen
molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme
aerob. Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina
trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara
garis besar merupakan kebalikan dari fotosintesis, secara sederhana:
C6H12O6
+ 6O2 → 6CO2 + 6H2O
Pada
vetebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa oleh
sel darah merah. Hemoglobin mengikat O2, mengubah warnanya dari merah kebiruan menjadi
merah cerah. Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan hemosianin (hewan
moluska dan beberapa antropoda) ataupun hemeritrin (labalaba dan lobster).
Satu liter darah dapat melarutkan 200 cc O2.
Manfaat
Oksigen
- Memperlancar Sistem Pencernaan
- Air Oxy
- Perawatan Kecantikan
- Untuk Kesuburan
- Menyehatkan Jantung
- Sebagai Obat
- Efek Relaksasi
- Menguruskan Badan
- Tubuh Lebih Bugar
- Penyeimbang tubuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar