Rabu, 06 Maret 2013

Makalah Agama


BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Moral menyangkut sesuatu yang baik dan buruk pada perbuatan manusia sebagai manusia dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, masalah moral melekat dalam kehidupan masyarakat dan terkadang menggelisahkan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Hadiwardoyo (1994: 9), salah satu hal yang menggelisahkan adalah masalah moral. Perubahan pesat di banyak bidang menimbulkan banyak pertanyaan sekitar moral. Banyak orang merasa tidak punya


pegangan lagi tentang norma kebaikan, terutama di bidang-bidang yang paling dilanda perubahan pesat.
Selain itu, merebaknya isu-isu moral di kalangan remaja seperti penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar, pornografi, perkosaan, merusak milik orang lain, pelacuran, pengguguran kandungan, penganiayaan, perjudian, pelacuran, pembunuhan, dan lain-lain, sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum tuntas (Budiningsih, 2004: 1). Masalah tersebut mengalami pergeseran dari masalah moral menjadi masalah sosial yang nantinya merujuk ke masalah kriminalitas. Persoalan-persoalan semacam itu juga terdapat dalam realita-realita imajiner karya sastra. Sumardjo (1982: 22) mengungkapkan karya sastra adalah hasil pemikiran tentang kehidupan. Hasil pemikiran tersebut merefleksikan realita kehidupan yang ada di sekitarnya, karena ia lahir tidak dari kekosongan budaya.

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
moral juga dapat diartikan sebagai sikap,perilaku,tindakan,kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman,tafsiran,suara hati,serta nasihat,dll. Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.

B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mempelajari tentang Moralitas dalam kehidupan
2.      Untuk mengetahui dan mempelajari moral dan etika Kristen
3.      Untuk mengetahui dan mempelajari Filsafat Etika
4.      Untuk mengetahui dan mempelajari etika pergaulan
5.      Untuk mengetahui dan mempelajari kebaikan dan keburukan: aliran dalam etika














BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A.  MORAL DAN ETIKA KRISTEN
Definisi-definisi
Berikut ini adalah kutipan dari Urantia Book tentang moralitas dan etika :
Moralitas adalah kesadaran akan loyalitas pada tugas-tanggungjawab (942:1).
Moralitas berasal dari dalam kepribadian manusia itu sendiri. Binatang tidak memiliki moralitas karena tidak memiliki kepribadian.
Moralitas tidak bisa dijelaskan dengan akal, karena itu berasal dari kepribadian manusia (192:8).
Manusia sebagai makhluk moral tidak dapat dipahami kecuali terlebih dahulu mengenali realitas Bapa Semesta, Sumber dari Kepribadian (53:1).
Moralitas manusia berasal dari kehidupan keluarga (942:1). Jadi keluarga yang baik akan menghasilkan pribadi yang memiliki moralitas yang baik pula. Keluarga adalah tempat mendidik moralitas. Sangat disayangkan pada masa modern saat ini banyak keluarga yang berantakan nilai-nilainya.
Moralitas sosial itu evolusioner, berkembang menurut waktu (68:4)
Moralitas -- meliputi nilai-nilai moral alam semesta -- dapat dirasakan oleh pikiran manusia dalam bentuk tiga dorongan dasar, tiga pilihan dasar (2094:11):
1. dorongan tentang diri sendiri -- pilihan moral, personal morality berpengaruh pada perkembangan spiritual dari manusia itu.
2. dorongan tentang masyarakat -- pilihan etik, berubah terus sesuai perubahan kesadaran sosial.
3. dorongan tentang Allah -- pilihan relijius.
Moralitas Pribadi dan Moralitas Sosial
Jadi ada dua hal di sini :
1. Moralitas sosial akan terus berubah sesuai perubahan evolusi masyarakat dan peradaban, Contoh : adat makan dan minum akan berubah sesuai perkembangan masyarakat.
2. Moralitas pribadi itu primordial dan merupakan realitas alam semesta, melekat pada kepribadian. Moralitas pribadi itu ada dari semula, pada semua pribadi, tidak dihasilkan dari evolusi.
Moralitas pribadi adalah salah satu ciri khas kepribadian yang tulen dan dasar. UB mengatakan ketika berbicara tentang kepribadian (personality) : ".. It is characterized by morality--awareness of relativity of relationship with other persons. It discerns conduct levels and choosingly discriminates between them." (1225:11). Itu adalah salah satu definisi moralitas yang lain.
Secara intuitif akal-pikiran kita mengenali adanya tanggung-jawab moral (192:6).
Agama dan Moralitas
Moralitas dan agama tidak harus sama (1780:6). Perasaan pribadi akan moralitas, tidak selalu relijius. Ada perasaan tanggung jawab yang bukan spiritual. Namun demikian moralitas ini berkaitan erat dengan agama. Yesus berkata bahwa moralitas ajarannya tidak terpisahkan dari agama kehidupannya. Dia mengajarkan tentang moralitas bukan dari sifat manusia, tetapi dari hubungan manusia pada Allah (1585:6)
Moralitas orang akan dikenali melalui tindakannya.
Perhatikan bahwa UB mementingkan moralitas pribadi yang tertinggi, yaitu memilih untuk melakukan kehendak Allah.
"Tindakan moral adalah perbuatan manusia yang dicirikan oleh kecerdasan tertinggi, diarahkan oleh pilihan akhir dan juga cara mencapainya. Perbuatan semacam itu baik. Maka kebajikan tertinggi, adalah dengan sepenuh hati memilih untuk melakukan kehendak Allah." (193:9)
"Pilihan moral tertinggi adalah pilihan nilai tertinggi yang mungkin, dan selalu--dalam semua dunia, dalam semuanya-- ini adalah memilih untuk melakukan kehendak Allah. Jika manusia memilih demikian, agunglah dia, meskipun dia adalah warga terendah Yerusem (ibukota sistem kita) atau manusia terkecil di Urantia (Bumi)." (435:7)
Moralitas internal adalah inti dari pengembangan spiritual dari kepribadian dalam kehidupan sehari-hari.
Moralitas sosial, dimulai dan dididik melalui keluarga (942:1). Celakanya, kehidupan keluarga sekarang ini banyak yang dalam krisis. Jika ini dibiarkan, kita menghadapi bahaya kehancuran moralitas. Celakanya lagi, sekarang ini banyak orang sering menganggap uang sebagai dasar dari moralitas sosial. Segala sesuatu diukur dengan uang.
Oleh sebab itu, para administrator Bumi dalam UB juga mengungkapkan adanya potensi bahaya kerusakan moralitas ini. Bagaimanapun, semuanya bergantung kembali pada moralitas pribadi. Hanya hukum moral di dalam manusia dapat menjadi basis untuk pilihan moral antara baik dan buruk, pilihan yang mungkin bertentangan dengan berbagai kebiasaan yang dianut dunia ini sekarang.
Pada hakekatnya “etika” dan “moral” mempunyai  maksud yang sama; etika berasal dari bahasa Yunani, sedangkan moral berasal dari bahasa Latin. Cicero menterjemahkan  “ ethikos “ dengan “moralis”. Perbedaan kedua kata itu biasanya dalam keluasan maknanya saja, istilah moral untuk yang sifatnya lebih khusus atau spesifik sedangkan etika adalahprinsip – prinsip moral, ilmu aatu studi mengenai norma – norma yang mengatur tingkah laku manusia. Moral atau mores berarti perilaku yang sesuai dengan norma – norma moral namun relatif gampang berubah.
Etika Kristen adalah ilmu yang meneliti, menilai, mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai norma kehendak atau perintah Allah sebagaimana dinyatakan di dalam Yesus Kristus. Norma yang menjadi acuan etika Kristen adalah Firman Allah dalam Alkitab. Etika Kristen merupakan acuan bagi setiap orang Kristen dalam perilaku hidupnya. Kasih agape manjadi penekanan dalam etika Kristen sebagai yang berlaku untuk semua manusia, masyarakat dan semua aspek kehidupan manusia.
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari halhal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan seharihari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
- Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup
(sila) yang lebih baik (su).
- Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang
pembahasan Etika, sebagai berikut:
- Terminius Techicus
Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang
mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
- Manner dan Custom
Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang
melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan
pengertian "baik dan buruk" suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
a. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right)
b. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions)
c. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
d. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)

Etika Kristen

Etika berasala dari bahasa yunani Ethos yang berarti adat kebiasaan. Etika juga berasal dari bahasa latin mos atau mores yang berarti adat kebiasaan pula. Dari bahasa latin ini maka dikenalalh istilah moral. Pada dasarnya moral dan etika hampir sama.
Etika berarti nilai-nilai norma dan moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika juga merupakan ilmu tentang yang baik dan yang buruk, dan juga tentang hak dan kewajiban.
Sedangkan etika kristen adalah nilai-nilai moral mengenai yang benar dan yang salah untuk orang kristen dari alkitab. Etika kristen didasarkan pada
§  Kehendak Allah
§  Wahyu Allah
§  Mutlak
§  Menentukan (prespektif)
§  Kewajiban (deontological)
Menurut Immanuel Kant kewajiban merupakan motif tertinggi. Menurut beliau yang membuat kehendak menjadi baik apabila berdasar kepada kewajiban.immanuel Kant berusaha memisahkan etika dari teologi. Tetapi Perdana Menteri Belanda Abraham mengatakan bahwa tidak ada pemisahan antara etika dan teologi karena jika etika dikeluarkan dari teologi akan membuat tidak adanya arah bagi manusia dan dapat membuat manusia menjadi semena-mena. Apabila etika dan teologi dipisahkan akan membuat nilai-nilai tentang Tuhan dan kemanusiaan yang sekarang kita anut akan berubah total. Dalam struktur piramid teologi menduduki posisi paling atas dan membawahi etika. Etika membawahi prilaku, kelakuan, dan aktivitas manusia yang berpengaruh ke lingkungannya. Dan apabila orang melaksanakan etika kristen, orang-orang disekitarnya akan merasakan perbedaanya.
1.      IMAN (Ibrani 11: 1)
Iman sangatlah penting dalam etika Kristen. Dalam iman kristen, iman dianggap sebagai kepercayaan dan kesetiaan kepada hal yang dianggap terpenting dan pada iman Kristen yang dianggap paling penting adalah Allah Tri Tunggal. Iman dianggap sebagai hubungan perorangan dengan Tuhan seperti berdoa dan medotasi, pengikutsertaan dalam pekerjaan Tuhan yaitu turut ambil bagian dan tidak saja menjadi penonton, dan iman adalah pendirian tentang apa yang dianggap benar yaitu inkarnasi, penyaliban, dan kebangkitan Kristus.
Unsur yang tidak terpisahkan dari iman adalah kesetiaan dan kepercayaan, tanggapan panggilan perorangan dari Allah, tanggapan pada pekerjaan Allah dalam dunia, dan pendirian kebenaran. Iman sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan moral. Tanpa iman akan sangat berbahaya dalam pengambilan keputusan moral.
1.      KASIH (1 Korintus 13 : 4-7)
Menurut ajaran Kristen, kasih berasal dari Allah. Para teolog Kristen beranggapan bahwa sumber kasih adalah Allah yang dicerminkan dalam diri manusia serta hubungan kasih antar manusia. Perintah mengasihi Allah dengan segenap jiwa, hati, dan akal budi, serta mengasihi sesama adalah yang terpenting. Kasih dapat dilihat dari prilaku kita di setiap dimensi hidup, kasih bukanlah sesuatu yang jauh dari jangkauan.
Menurut C. S. Lewis, ada empat bentuk cinta, yaitu :
§  Affection, cinta kasih antara orangtua (ibu) dan anak.
§  Philia atau friendship.
§  Eros, cinta dalam hal hubungan seksual
§  Agape, kasih tanpa syarat.
Dalam etika kristen dibutuhkan semua cinta tersebut, dalam pelayanan sangat dibutuhkanAgape.
Menurut Agustinus dari Hippo mengasihi Allah adalah dengan segenap tubuh, akal budi, dan hati. Sedangkan menutut Bernard dari Clairvaux kemunduran rohani terjadi karena hilangnya kasih kepada sesama, penolakan terhadap pihak atasan, dan penolakan terhadap Allah. Menurut Ibu Teresa walaupun kita tidak bisa melakukan hal-hal besar, tetapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang benar.
1.      TANGGUNG JAWAB (Yeremia 29: 7)
Jhon Stott berkata bahwa sebagai orang Kristen kita harus pergi ke dalam dunia yang sesat untuk melayani seperti teladan Yesus yang datang ke dunia untuk melayani. Untuk memahami tanggung jawab secara kristiani kita dapat memahami terlebih dahulu doktrin tentang Allah, manusia, Kristus, keselamatan, dan doktrin tentang gereja.
Tanggung jawab itu sendiri berarti bahwa seseorang tidak boleh mengelak untuk menjelaskan tentang perbuatannya dan jawaban tersebut tidak hanya ditujukan kepada diriny tetapi juga ditujukan kepada Tuhan dan masyarakat luas. Orang yang bertanggung jawab mampu dan harus menjelaskan tindakannya.
Setiap orang kristen memiliki tanggung jawab seperti tanggung jawab Kristen di dunia ini. Seorang kristen harus bisa menjelaskan pemikiran, perkataan, dan perbuatannya dengan jelas dan benar. Tanggung jawab seorang Kristen tertuju pada dirinya, keluarganya, komunitaa, masyarakat, dan Tuhan.
1.      KEJUJURAN (Matius 5 : 37)
Kata kejujuran berasal dari bahas Yunani kalos yang berarti baik atau unggul di 2 Korintus 8 : 21 dan digunakan kata semnos yang berarti terhormat di Filipi 4 : 8. Istilah ini menunjuk pada kelakuan seseorang yang patut dan meresponi panggilan Allah. Kejujuran menyertakan pikiran-pikiran, kata-kata, dan perbuatan yang memiliki harmoni dengan kepercayaan mendasar seseorang dan manifestasinya. Kejujuran berarti kebenaran, keterbukaan, dan menghindari ketidakjujuran terhadp diri sendiri dan orang lain.
Kejujuran dalam pikiran adalah mengikuti bukti-bukti yang ada apapun hasilnya, tidak memanipulasi untuk kepentingan pribadi serta tidak menyimpulkan secara tergesa-gesa berdasarkan informasi yang akurat. Kejujuran dalam perkataan di jelaskan di Efesus 4 : 15, dimana ada kebenaran yang tidak harus diungkap ataupun kebenaran yang harus membutuhkan persetujuan orang lain sebelum diungkap.
1.      KERJA KERAS (Mazmur 126 : 5-6)
Dalam iman kristiani diakatan bahwa dalam Alkitab di katakan bahwa Allah bukanlah Allah yang tidak memiliki pekerjaan (Kejadian 1), kerja adalah aktivitas manusia setelah ia diciptakan dan bahkan sebelum jatuh dalam dosa (Kejadian 2 : 15), kerja keras adalah konsekuensi dari penciptaan kita oleh Allah karena segambar dengan diri-Nya.
Tujuan kerja adalah untuk kemajuan pribadi dan sesuai dengan perintah Allah yang pertama untuk menguasai Bumi. Menurut Dorothy kerja bukanlah hal yang dilakukan orang untuk hidup teteapi yang dilakukan oleh orang hidup. Kerja menunjukan kemanusiaan kita yang berebda dengan makhluk lain.
Kerja tidak hanya untuk kepuasan hati tapi juga untuk masyarakat sesuai yang diajarkan kitab-kitab dalam perjanjian lama dan baru. Hasil kerja yang bermanfaat dan dihargai akan menghasilkan kepuasan yang istimewa.
Menurut Schumacher tujuan kerja Kristen adalah
§  Memanfaatkan bakat-bakat yang diberikan Allah seperti penatalayanan yang baik
§  Pengadaan barang dan jasa yang berguna
§  Pelayanan kepada dan bekerjasama dengan sesama untuk melepaskan diri dari keegoisan.
1.      KEMANDIRIAN
Kemandirian sebuah organisasi adalh self-governing, self-finance, dan self-propagating. Kemandirian Kristen adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan, mengembangkan talenta-talentanya berdasarkan Firman Tuhan dan informasi yang benar dengan tujuan kemuliaan nama Tuhan dan pelayanan kepada sesama dan diri sendiri.
1.      PELAYANAN (Markus 10 : 43-45)
Umat Allah dipanggil untuk melayani bukan dilayani. Otoritas pelayanan bukanlah otoritas penguasa melainkan kerendahan hati pemimpin-hamba. Otoritas pelayanan bukanlah kekerasan, paksaan, kekuasaan melainkan kasih, teladan, dan persuasi. Sikap melayani memperlakukan sesama sesuai hakikat manusia dan bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan orang lain.
Manson berkata bahwa pelayanan bukan jalan menuju keagungan tetapi melayani itu sendiri adalah kagungan. Oswald menyatakan bahwa kebesaran yang sejati adalah memberikan diri melayani. Pelayanan harus ditandai dengan roh kerendahan hati dan pelayanan dengan sukacita. Sembilan karateristik pelayanan adalah
§  Transparan
§  Rendah hati
§  Jujur
§  Tidak mementingkan diri sendiri
§  Suka memberi
§  Setia dan melayani orang lain
§  Memaafkan orang lain
§  Melupakan kesalahan orang lain
§  Memiliki pikiran Kristus.


B.     Filsafat Etika : Ilmu tentang Moralitas
Menjadi latar belakang terbentuknya istilah ‘etika’ berasal dari filsuf besar Yunani bernama Aristoteles (384-322 SM), yang digunakan untui menun jukkan filsafat moral manusia. Jadi jika dibatasi dari asal usul kata ini, maka etikan berarti : Ilmu tentang yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Pembagian atas tiga pendekatan dalam konteks yang sering diberikan, yaitu etika deskriptif, etika normative dan meta etika.
1.      Etika deskriptif
melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu tertentu dalam kebudayaan atau sub tertentu dalam kebudayaan atau sub kultur tertentu, dalam suatu periode sejarah dan sebagainya. Karena etika deskriptif hanya melukiskan / menceritakan dan ia tidak memberikan penilaian. Misalnya menceritakan tentang konflik etnis yang pernah terjadi di Kalimantan Tengah, menceritakan pernah terjadi tradisi kayau mengayau didalam suku Dayak pada jaman dulu. Sekarang ini etika deskriptif dijalankan oleh ilmu-ilmu sosial : antropologi budaya, psikologi, sosiologi,sejarah,dsb.

2.      Etika normative

Etika normative merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung diskusi-diskusi yang menarik tentang masalah-masalah moral.sebagai seorang peneliti pada bidang etika, maka ia melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia.  Ia tidak lagi melukiska adat mengayau yang pernah terdapat dalam kebudayaan di masa lampau, akan tetapi ia menolak adat tersebut, karena bertentangan dengan martabat martabat manusia. Sama hal dengan konflik etnis yang terjadi karena sudah melanggar norma kemanusiaan, prostitusi,dsb. Etika normatif meninggalkan sikap netral itu dengan norma yang diterima dalam suatu masyarakat atau diterima oleh seorang filsuf lain dan berani bertanya pakah norma-norma itu benaratau tidak.

C.  Hati Nurani Dalam Moral dan Etika
hati nurani merupakan kesadaran akan suatu hukum yang kudus, yang jauh melebihi yang dimiliki manusia yaitu Hukum Allah. Hati nurani tidak menuntut kepatuhan kepada dirinya sendiri tetapi mengijinkan manusia untuk ‘ secara bebas dan tanpa paksaan mengikuti hukum tersebut, sesuatu yang melampaui hati nurani yang dikenalnya sebagai hukum yang seharusnya dia ikuti’. Hati nurani memiliki fungsi, yaitu:
1.      Membandingkan perbuatan, kata-kata, pikiran dan seluruh keberadaan manusia dengan hukum dan kehendak Allah (Integritas Manusia). Kemudian hati nurani tidak akan memberikan atau mengucapkan penilaian dan memutuskan seturut atau bertentangan dengan kehendak Allah.
2.      Memiliki pikiran, sikap dan motivasi dalam melakukan segala sesuatu dalam kehidupan seseorang.

D.   Etika Pergaulan
Permasalahan remaja/ mahasiswa yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan banyak kalangan, hal tersebut di tunjukkan dengan minimnya pengetahuan remaja dalam menjaga pergaulan. Jika hal ini diabaikan akan berdampak pada meningkatnya jumlah remaja yang terkena masalah kesehatan reproduksi. Berdasarkan hasil survei terhadap remaja Indonesia. Dalam penelitian para remaja mengaku mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah (seks bebas) yaitu usia 14-19 tahun perempuan 34,7 % dan laki-laki 30,9 % sedangkan usia 20-24 tahun perempuan 48,6% dan laki-laki 46,5 %. Data ini menun jukan bahwa masalah pergaulan di kalangan remaja jika diabaikan akan berpengaruh besar pada kualitas dan masa depan bangsa dan Gereja. Sebagaimana diketahui, saat ini jumlah remaja/ mahasiswa dalam usia 10-24 tahun di Indonesia berjumlah sekitar 67 juta atau 30 % dari jumlah penduduk Indonesia 237,6  juta jiwa (sensus penduduk 2010). Remaja / mahasiswa sangat rentan terhadap resiko seks bebas dan narkoba. Dalam suatu penelitian bahwa 82 % remaja telah melakukan seks sebelum nikah dan 66 % remaja hamil sebelum menikah. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan psikis dan periode yang di kenal sebagai masa pubertas yang diiringi dengan perkembangan seksual.
ETIKA PERGAULAN MAHASISWA
Etika pergaulan mahasiswa yang sesuai dengan PP 60 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Tinggi, diwujudkan dengan diberlakukannya tata tertib kehidupan kampus, tata tertib ujian, ketentuan-ketentuan pemilihan lembaga kemahaiswaan yang prinsipnya mengatur tentang perilaku mahasiswa guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan tinggi seperti yang diisyaratkan di dalam PP 60 tahun 1999 tersebut.
1. Faktor Kunci Keberhasilan Mahasiswa dalam Belajar
Perlu diingat bahwa tugas mahasiswa adalah belajar. Untuk mencapai keberhasilan, maka perlu diketahui faktor-faktor yang menjadi kunci yakni :
1). Atribut Individu
Atribut individu / mahasiswa adalah karekteristik yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Ada tiga karakteristik yang melekat dalam setiap mahasiswa dengan proporsi yang berbeda-beda yakni :
a. Karakteristik Demografi seperti umur dan jenis kelamin;
b. Karakteristik Kompetensi seperti kecerdasan dan kemampuan;
c. Karakteristik Psikologi seperti nilai, perilaku dan kepribadian.
2). Keinginan Kerja
Keinginan kerja ini artinya keinginan untuk belajar, karena tugas mahasiswa adalah belajar. Selain itu juga harus ada motivasi, baik dari dalam maupun dari luar. Motivasi dari dalam berasal dari diri sendiri untuk berhasil dalam rangka menyongsong masa depan yang lebih baik. Motivasi dari luar berasal dari luar diri sendiri baik berasal dari orang tua atau dari pihak lain.
3). Dukungan Organisasi
Dukungan organisasi adalah segala sesuatu yang mendukung kepada mahasiswa untuk memaksimalkan hasil dari belajar. Untuk mencapai hasil yang optimal, maka ketiga faktor tersebut harus dimaksimalkan. Kehilangan salah satu faktor saja, maka hasilnya tidak dapat optimal. Berdasarkan pengamatan terhadap para alumni yang sukses meniti karier di tempatnya bekerja, maka berikut ini saran-saran yang perlu dikemukakan agar saudara juga dapat meraih kesuksesan di masa depan :
a. Perbanyak Menggunakan Komputer
Komputer adalah benda mati yang diciptakan oleh daya nalar (logika) manusia,
karenanya, prinsip kerja komputer sama dengan cara kerja nalar manusia..Komputer tak ubahnya sebagai "pembantu" kerja yang dapat diperintah dengan perintah yang sesuai dengan logika atau nalar. Karenanya, diharapkan mahasiswa untuk sering menggunakan komputer agar lebih mengenal "sifat" komputer. Semakin sering menggunakannya, maka kesalahan-kesalahan perintah yang mungkin terjadi akan semakin berkurang atau sama sekali tidak akan ada kesalahan. Untuk sering menggunakannya, maka alangkah baiknya jika setiap mahasiswa memiliki computer pribadi.
b. Memilih Teman
Penyesalan biasanya datang terlambat. Ini banyak dialami mahasiswa yang merasa "tertipu" oleh dirinya sendiri karena salah memilih teman bergaul. Kesenangan sesaat justru menjerumuskan mereka ke kepedihan yang berkepanjangan. Jangan sampai saudara mengalami hal ini.
Pilihlah teman, dan bentuklah kelompok-kelompok belajar yang memiliki jiwa inovatif. Artinya, tidak hanya mengulang pelajaran yang sudah diberikan oleh dosen, melainkan mencari referensi lain yang mendukung pelajaran tersebut, dan kuasai materi berikutnya yang akan diajarkan dosen di kelas. Ingat, masa depan saudara tergantung saudara sendiri, dan mulailah dengan bekerja keras dalam belajar sejak dini untuk meraih masa depan.
c. Jangan Mudah Mengeluh
Orang yang sering berkeluh-kesah menandakan kurang memiliki kemampuan.Dalam ilmu psikologi, ada satu alat ukur kemampuan seorang manusia yang disebut dengan adversity quotient (AQ), yaitu daya ketahanmalangan seseorang, yang nilainya di atas IQ (kecerdasan otak) dan EQ (kecerdasan emosi).
Orang yang memiliki nilai AQ tinggi, maka ia tidak mudah mengeluh dan tidak mudah berputus asa walau pada kondisi seburuk apapun. Justru sebaliknya, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, ia mampu berpikir dan bertindak mensiasati diri untuk dapat terus maju. Hal ini terjadi atau dapat dilihat para pengusaha ekonomi lemah yang tetap survive dan maju meskipun krisis ekonomi melanda negara kita.
d. Kembangkan Gairah Membaca dan Menulis
Gunakan waktu-waktu senggang untuk membaca dan menulis yang berkaitan dengan tugas belajar. Keengganan membeli buku dan membaca buku yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dijalaninya akan menghambat proses belajar. Mahasiswa pada umumnya sangat gemar meng-copy transparansi dosen, padahal, transparansi itu adalah sarana untuk mengajar, bukan sarana untuk belajar. Pada semester 6, setiap mahasiswa diwajibkan untuk menulis sebuah penulisan ilmiah, yang setiap kata, setiap kalimat, dan setiap alineanya diperiksa oleh dosen pembimbing dan dosen penguji. Kesalahan dalam memilih kata, mengungkapkan ide dalam kalimat, dan ketidakkesinambungan antara satu kalimat dengan kalimat lain di dalam sebuah alinea, merupakan kesalahan yang cukup fatal.
e. Jauhkan Sifat Sombong
Tidak ada satupun manusia yang segala kemampuannya melebihi orang lain. Kesombongan hanya akan menjauhkan diri kita pada kesempatan baik yang semestinya dapat kita raih. Bisa saja, karena sifat sombong kita, teman kita yang tadinya mau mengajak bekerja di perusahaan besar menjadi enggan, teman-teman yang tadinya simpati karena kepintaran kita, menjadi antipati. Seorang professor, yang sangat ahli dan sangat menguasai bidangnya, ia tetap tidak bisa sombong, karena, ilmu terus berkembang, dan suatu saat apa yang telah dikuasainya ternyata belum apa-apa, karenanya ia harus terus belajar. Konsep belajar adalah long-life  education (belajar seumur hidup), tidak ada hentinya.
f. Miliki Target-terget Pribadi
Biasakan memiliki target-target pribadi, misalkan, di semester depan IPK saya harus naik, di tahun kelima saya harus bisa membuka usaha di bidang informatika, dan sebagainya. Untuk mencapai target-target tersebut, maka kita harus memiliki strategi atau siasat-siasat yang mungkin dapat kita kerjakan. Kita harus dapat menilai tentang kemampuan diri kita (apa yang kita miliki, apa kelebihan kita, apa
kekurangan kita), selanjutnya kita harus dapat memandang masa depan (apa peluang yang bisa kita raih, apa tantangan yang bakal kita hadapi), dan dari sana kita dapat melakukan manajemen diri (mengatur waktu, mengatasi kekurangan, memilih teman, dan sebagainya). Dengan memiliki target-target pribadi, maka, jalan hidup kita menjadi lebih terarah, dan kita tahu prioritas apa yang harus dikerjakan terlebih dulu. Bila target itu tidak terpenuhi, maka susun target baru sambil mengintrospeksi diri, mengapa target tersebut tidak tercapai, dan benahi.
2. Etika dalam Berperilaku Mahasiswa
Dalam rangka menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif di dalam dan di luar lingkungan kampus, maka perlu diketahui etika perilaku sebagai mahasiswa adalah sebagai berikut :
1). Etika Pergaulan di Lingkungan Kampus
a. Berpakaian dan bersepatu rapi di lingkungan kampus;
b. Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah;
c. Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus dan berusaha tidak melanggar;
d. Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat dan kakak tingkat;
e. Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa;
f. Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas yang mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilainilai agama / kepercayaan yang dianut;
g. Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral;
h. Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.
2). Etika Pergaulan di Luar Kampus
a. Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada;
b. Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai mahasiswa;
c. Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian;
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar kampus.
TATA KRAMA DALAM PERGAULAN
Tata krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengatur hubungan antar sesama manusia. Tata krama pergaulan berkaitan erat dengan etiket atau etika. Kata etiket berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti tata cara bergaul yang baik, dan etika berasal dari bahasa latin Ethic merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut Budaya, Susila dan Agama.
Dasar - dasar etiket terdiri dari :
1. Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja.
2. Memberi perhatian kepada orang lain.
3. Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.
4. Bersikap ingin membantu.
5. Memiliki rasa toleransi yang tinggi.
6. Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun.
Jadi pada prinsipnya dalam etiket anda harus ' Selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain '(Always wants to please anybody)' .
Manfaat etiket dalam kehidupan seorang manusia adalah :
1. Membuat anda menjadi disegani, dihormati, disenangi orang lain.
2. Memudahkan hubungan baik anda dengan orang lain (Better Human Relation).
3. Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi.
4.Menjadikan anda dapat memelihara suasana yang baik dalam berbagai lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, pergaulan, dan tempat dimana anda bekerja.
Etiket Timur Dan Etiket Barat
Etiket sangat dipengaruhi oleh adat istiadat ( tradisi ) dimana hal itupun dipengaruhi oleh budaya, kehidupan sosial, keadaan lingkungan, dsb. Jadi etiket setiap daerah tidak akan sama bahkan mungkin akan bertentangan seperti :
1. Sikap tangan ketika bersalaman.
2. Cara menatap mata sewaktu berjabat tangan.
3. Cara memberi sambutan.
4. Sikap tubuh ketika menerima sesuatu, misalnya : Menerima sesuatu dengan tangan kiri. Etiket bangsa sendiri merupakan hal yang harus anda ketahui, namun ada baiknya bila anda mengetahui etiket bangsa lain, sebab hal tersebut pasti akan bermanfaat bagi pergaulan anda, karena anda dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimanapun berada.
“If you are in Rome do as the Romans do”
Hal - hal yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial seorang individu antara
lain:
1. Self Confidence yang baik akan memperkuat rasa percaya diri anda.
2. Self Control, merupakan cara mengontrol terhadap kesabaran, kemarahan dan rasa tidak puas, sehingga anda tidak mudah terpancing oleh emosi dalam situasi apapun.
3. Body language (Bahasa Tubuh), merupakan hal yang dapat dimengerti oleh setiap orang, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu faktor yang akan mempengaruhi hubungan sesama manusia.
4. First Impression, adalah pandangan (Penilaian) seseorang terhadap seorang individu yang didapatkan dari kesan pertama, dan kesan ini akan mempengaruhi penilaian dalam hubungan selanjutnya. ' You will get a second chance to make the first impression ', oleh karena itu ketika anda berjumpa dengan orang baru berusahalah untuk memberi kesan yang baik.
Hal - hal yang dapat dilakukan untuk memupuk rasa percaya diri :
1. Sediakan selalu waktu untuk membaca mengenai berbagai pengetahuan umum.
2. Ikuti setiap berita aktual yang ada.
3. Perdalamlah setiap bidang ilmu yang anda kuasai.
4. Janganlah segan untuk bertanya apabila anda tidak mengerti.
5. Siap menerima kritik membangun.
6. Memperhatikan saran - saran penampilan yang disampaikan untuk anda.
7.Siapkan diri anda agar berani berdiskusi, hal tersebut sebagai upaya untuk menguji apakah pendapat kita dapat diterima oleh suatu lingkungan tertentu.
8. Anda harus banyak bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat.
9. Melatih diri dalam berbagai macam keterampilan.
10. Mempelajari berbagai bahasa asing ataupun daerah untuk digunakan secara aktif ataupun pasif.
Ciri seorang individu yang memiliki Tata Krama yang baik :
1. Memiliki rasa percaya diri ketika menghadapi masyarakat dari tingkat manapun.
2. Tingkah laku dan ucapannya selalu mempertimbangkan serta mencerminkan perhatian kepada orang lain.
3. Bersikap sopan, ramah dan selalu menunjukkan sikap yang menyenangkan dan bersahabat dengan orang lain.
4. Bisa menguasai diri sendiri dan selalu berusaha tidak menyinggung, mengganggu, menyakiti perasaan dan pikiran orang lain.
5. Selalu berusaha tidak mengecewakan, membuat gusar apalagi membuat marah orang lain, walaupun diri sendiri dalam keadaan sedih, kesal, lelah ataupun jenuh.
Etiket Perkenalan
Suatu hubungan antar individu biasanya dimulai dengan suatu perkenalan, dan hal ini mungkin akan menjadi pertemuan pertama yang akan melahirkan 'First Image' dan hal ini akan mempengaruhi penilaian seseorang pada hubungan selanjutnya.
Cara mengenalkan :
1. Pada waktu mengenalkan orang, ucapkan namanya dengan jelas, dan apabila tidak terdengar jelas tanyakan sekali lagi.
2. Tipe individu terdiri dari introvert dan extrovert oleh karena itu pada waktu mengenalkan seseorang berikan sedikit informasi mengenai orang tersebut.
3. Lakukan Personal Contact dengan cara sebagai berikut :
- Jabatlah tangannya dalam waktu 3 - 4 detik.
- Pandanglah mata orang yang diperkenalkan pada anda.
- Tersenyumlah.
- Tubuh sedikit dibungkukkan ke depan.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam suatu perkenalan :
1. Orang yang lebih muda diperkenalkan kepada yang lebih tua.
2. Seorang pria diperkenalkan kepada wanita.
3. Wanita dikenalkan kepada pria, apabila pria itu orang yang perlu dihormati seperti : Kepala Negara, Menteri, Gubernur, Duta Besar, Ulama/Tokoh agama atau pria yang jauh lebih tua Lebih kurang 20 tahun.
4. Anda boleh mengenalkan diri terlebih dahulu apabila hal tersebut sekiranya diperlukan.
5. Hindari perkenalan ditempat yang ramai seperti : Jalan raya, pasar, lift, restoran, dsb.
Hal - hal yang dapat dilakukan ketika sedang diperkenalkan :
1. Waktu diperkenalkan wanita tidak perlu berdiri, kecuali bila menghadapi orang - orang yang pantas dihormati seperti yang sudah diterangkan terlebih dahulu.
2. Pada waktu menyambut tamu - tamu, tuan dan nyonya rumah harus berdiri.
3. Tamu yang akan pulang harus diantar sampai ke depan pintu oleh tuan dan nyonya rumah.
4. Seorang pria harus berdiri pada waktu :
- Berjabat tangan dengan wanita atau pria.
- Seorang wanita memasuki ruangan.
- Seorang wanita mendekati ia duduk.
- Seorang wanita yang duduk disampingnya berdiri akan meninggalkantempat.
Etiket Dalam Percakapan
Percakapan merupakan unsur penting dalam hubungan sesama manusia, nilai suatu percakapan akan mempengaruhi suasana dan kelanjutan dari suatu hubungan. Dalam menciptakan suatu percakapan yang menyenangkan diperlukan seni tersendiri dan hal inipun memerlukan etika tersendiri.
Communication Field terdiri dari :
1.Facial Expression.
2.Body Position.
3.Good ( Clear ) Voice.
Sikap Pokok Yang Harus Dimiliki Pada Saat Berbicara
1. Mutual Respect (Saling Menghargai)
2. Speak Up (Berbicara Dengan Terang Dan Jelas)
3. Careful Listening (Mendengar Dengan Sungguh-Sungguh)
4. Communication Ability (Kemampuan Berkomunikasi)
5. Positive Thinking (Berpikir Positif)
Sikap pada waktu bicara hendaknya sopan:
1. Jangan sambil mengunyah permen karet
2. Jangan menggaruk-garuk badan atau kepala
3. Jangan bertolak pinggang atau tangan disaku
4. Jangan tetap duduk jika seseorang datang mengajak kita berbicara, sedangkan
orang itu tetap berdiri (tentu tergantung siapa orangnya).
5. Tataplah wajah lawan bicara kita
6. Janganlah berbicara dengan rokok dimulut
7. Bila sedang duduk dengan sikap yang santai sekali, dan seorang yang lebih tua datang, duduk disebelah kita dan mengajak bicara, hendaknya sikap duduk diperbaiki.
8. Jangan terus menerus bicara sehingga tidak memberi kesempatan pada orang lain.
Apabila berbicara dengan orang lain, yang harus diperhatikan ialah:
1. Volume suara, keras atau lembut disesuaikan dengan situasi
2. Kecepatan berbicara
3. Tinggi rendahnya nada suara, jangan cempreng atau melengking
4. Nada suara hendaknya mengandung keramahan
5. Pilihlah kata yang sopan
Dalam melakukan pembicaraan (conversation):
1. Jika baru berkenalan jangan membicarakan agama, politik atau hal-hal yang sifatnya sangat pribadi.
2. Jangan memonopoli pembicaraan
3. Bila ingin mengundurkan diri, carilah alasan yang dapat diterima
4. Jangan terlalu memperhatikan apa yang dikenakan oleh lawan bicara kita
5. Ucapkanlah kata-kata dengan jelas dan terang, bila kita kurang menangkap apa yang dikatakan oleh lawan bicara kita jangan menggunakan hata “ha” atau “apa” melainkan gunakan maaf…..bisa diulang atau dibantu.
Cara dan gaya bahasa berbicara dengan baik antara lain:
1. Berbicara cukup perlahan Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah
2. Berbicara bersemangat
3. Berbicara ada tekanan tertentu
• Ada selingan antara tinggi rendah suara
• Ada tekanan-tekanan tinggi bagi pesan yang penting
• Menggunakan efek pembicaraan (berhenti sebentar)
4. Berbicara tidak hanya satu arah, tetapi kepelbagai arah kelompok khalayak sesuai dengan situasi dan kondisi
5. Pergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Seseorang menjadi pendengar yang efektif:
1. Berhentilah bicara karena seseorang tidak akan dapat mendengarkan dengan baik pada waktu ia bicara
2. Timbulkan suasana yang memungkinkan orang yang berbicara melakukannya dalam suasana bebas tanpa diliputi oleh rasa takut diimbangi
3. Tunjukkan kepada orang yang sedang bicara bahwa anda ingin mendengarkan hal-hal yang ingin disampaikannya.
4. Tumbuhnya rasa empati
5. Bersikap sabar-jangan melakukan interupsi dalam bentuk apapun
6. Pendengar hendaknya jangan emosional
7. Pendengar sebaiknya mengajukan pertanyaan, misalnya untuk kejelasan yang sekaligus berarti dia adalah seorang pendengar yang betul-betul menaruh minat pada hal yang sedang dibicarakan.
Etiket dalam Penampilan
Busana
1. Mempergunakan busana yang tidak melanggar aturan, norma, kepatutan dalam lingkungan dimana kita berada. (di kampus jangan mempergunakan pakaian yang terbuka/terlihat aurat atau anggota tubuh yang seharusnya ditutupi).
2. Bisa mengikuti mode, tapi tetap harus sesuai acara, sesuai waktu, sesuai tempat usahakan jangan salah kostum.
3. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu mencolok atau menarik perhatian orang, terutama di tempat umum (misalnya di kampus)
4. Hindari busana yang membuat anda sulit bergerak/melangkah
5. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi waktu anda bergerak
6. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi dan yang mudah tersangkut, karena anda akan hilir mudik dipanggung dan belakang panggung serta berdekatan dan bergesekan dengan orang lain.
7. Hindari sepatu yang tidak nyaman dan bersuara keras waktu melangkah
8. Pastikan busana anda sudah rapih, jangan membetulkan/ merapihkan sembarangan.

PEMUDA DALAM PERGAULAN BEBAS
A. Pengertian Pergaulan Bebas
Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas karena adanya pertentangan dari lawan jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman. Dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat, dari 5% ada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 2000. telah dilakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan remaja tentan seks bebas di Desa Paya Bakung Dusun I B Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diajukan responden dengan jumlah sampel 42 responden. Hasil penelitian yang terlibat pergaulan tidak baik sebanyak 80,9% sedangkan remaja yang memperoleh sumber informasi tentang seks bebas sebanyak 47,6% dan remaja yang keadaan ekonominya baik sebanyak 35,6% serta remaja yang berpengetahuan cukup tentang seks bebas sebanyak 43% sedangkan baik dan kurang masing-masing sebanyak 28,5%.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan remaja tentang seks bebas disebabkan karena kurangnya kesadaran remaja tentang keadaannya dan tidak ada keterbukaan antara orang tua dan anaknya.
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An-Nur ayat 30-31. Telah dijelaskan bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan-aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang.
Pacaran adalah Pergaulan Bebas
Pacaran merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas. Dari sumber di atas kita telah mengetahui bahwa pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur (ikhtilat) antara lawan jenis, akibatnya mudah di telusuri berkembanglah budaya pacaran.
Kecintaan terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia. Tetapi pacaran buakanlah wadah yang tepat. Cinta bukanlah sekedar pandangan mata ataupun kerlingan. Bukan pula lembaran surat yang berisi pujian kata yang melebihi dari ikatan pernikahan, dan cinta tidak akan berakhir dengan pernikahan.
Banyak orang yang mengagungkan dan memproklamirkan kata cinta. Namun mengapa gambaran dan kenyataan pahit mewarnai dunia cinta. Betapa banyak cinta berujung pada pembunuhan bayi-bayi yang tak berdosa. Banyak orang yang memiliki cinta melakukan hal yang keji. Cinta berubah menjadi perceraian dan mengakibatkan suramnya masa depan generasi mendatang. Mengapa pula cinta bisa dijajakan di sembarang tempat oleh wanita berbusana minim ? Hal-hal yang mengenaskan sekaligus memalukan itu menjadi daftar persoalan yng melingkupi dunia cinta.
E.   Kebaikan dan Keburukan : aliran Dalam Etika
Dalam etika atau moral yang berbicara tentang tingkah laku, antara lain dibicarakan apakah ukuran baik buruknya kelakuan manusia. Tetapi yang dicari adalah ukuran yang bersifat umum yang berlaku bagi sebagian manusia. Teori deontologis yang mencari ukuran baik buruknya perbuatan dari akibat yang ditimbulkan, yang berdasarkan filsafat etika:
1.      Pandangan egoisme ,merupakan tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Orang yang egois adalah seseorang yang suka memuji dan mengutamakan dirinya, orang seperti ini dalam segala sesuatu selalu mempromosikan dirinya dan tidak ingin kalah dari orang lain, keinginannya supaya orang lain mengenal kehebatannya dirinya lebih dari orang lain. Sebagai ciri-ciri seseorang yang egois, dapat kita dengar bila dia bicara.
2.      Ultilitarianisme
Ultilitarianisme berarti sesuatu yang berguna dan berfadah. Suatu paham yang ,menilai baik dan buruknya, susila atau tidak susilanya sesuatu, ditinjau dari segi kegunaan yang di datangkan. Paham ini yang menganggap bahwa seseorang itu boleh bersikap sesuai dengan situasi yang menguntungkan dirinya. Misalnya boleh berpura-pura hormat, pura-pura baik hati, bersikap menjilat asalkan perbuatan tersebut membawa keuntungan bagi dirinya.

3.      Hedonisme
Hedonisme berarti kesenangan , kenikmatan, dan kegembiraan, jadi sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan,penderitaan, atau tidak menyenangkan. Maka dengan sendirinya dinilai tidak baik oleh aliran ini. Orang-orang yang menganut aliran ini, dengan sendiri nya menganggap atau menjadikan kesenangan itu sebagai suatu tujuan hidupnya. Mereka biasanya hidup bersenang-senang, boros,dan berfoya-foya. Aliran ini mempunyai prinsip ‘ nikmatilah hidup,hindarilah perasaan yang menyakitkan,hidup adalah suatu kepuasaan.

4.      Vitalisme
Vitalisme artinya apa yang baik adalah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan tersebut adalah kekuatan untuk menaklukan orang lain yang lemah, kekuasaan di sini adalah kekuasaan yang menindas. Manusia yang berkuasa itulah yang baik,ukuran kebaikan terletak pada kekuatan dan kekuasaan.

5.      Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu tindakan yang bersifat social,tindakan ini bias membantu orang yang sedang memerlukan.Kepedulian social terhadap masalah orang lain akan sangat dibutuhkan dalam berbagai aktifitas manusia. Manusia tidak bias dipisahkan dari kehidupan social masyarakat, di mana dia berada. Orang yang mampu bersosialisasi dengan lingkungannya , akan diterima dengan baik.

6.      Humanisme
Humanisme merupakan sikap yang sangat mempedulikan nilai nilai kemanusiaan , paham ini mau melihat manusia merupakan ciptaan Tuhan yang harus dihargai. Manusia memiliki eksistensi, memiliki hak asasi yang sama dengan manusia yang lain. Karena pengaruh moderinisasi dan keinginnan manusia yang mementingkan dirinya , sehingga nilai-nilai kemanusiaan menjadi terabaikan,manusia menjadi termajinalisasi dan teralienasi karena sesame manusia. Kaum humanis yang peduli terhadap nilai kemanusiaan , sering kali menyerukan agar manusia tetap sejahtera dan menikmati hidup mereka dengan baik.









BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Moralitas -- meliputi nilai-nilai moral alam semesta -- dapat dirasakan oleh pikiran manusia dalam bentuk tiga dorongan dasar, tiga pilihan dasar (2094:11):
1. dorongan tentang diri sendiri -- pilihan moral, personal morality berpengaruh pada perkembangan spiritual dari manusia itu.
2. dorongan tentang masyarakat -- pilihan etik, berubah terus sesuai perubahan kesadaran sosial.
3. dorongan tentang Allah -- pilihan relijius.
Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Hati nurani memiliki fungsi, yaitu:
1.      Membandingkan perbuatan, kata-kata, pikiran dan seluruh keberadaan manusia dengan hukum dan kehendak Allah (Integritas Manusia). Kemudian hati nurani tidak akan memberikan atau mengucapkan penilaian dan memutuskan seturut atau bertentangan dengan kehendak Allah.
2.      Memiliki pikiran, sikap dan motivasi dalam melakukan segala sesuatu dalam kehidupan seseorang.
Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.

Etika Pergaulan harus diperhatikan
1.      Manusia dituntut untuk saling berhubungan, mengenal dan membantu.
2.      Agar tingkah laku kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita.
3.      Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri
Yang harus diperhatikan dalam pergaulan
1.      Pandai menempatkan diri
2.      Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih muda. Misalnya :
1.      Orang yang lebih tua / yang dituakan harus kita hormati.
2.      Orang yang sebaya harus dihargai
3.      Orang yang lebih muda harus disayangi.
4.      Di Rumah :
kita harus ber Etika
Dalam berinteraksi/berhubungan timbal balik dengan seluruh anggota keluarga.
1. Di Sekolah :
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan seluruh personal (Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Administrasi/TU, Pesuruh Sekolah, Teman dan lain sebagainya.
2. Di Masyarakat :
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota masyarakat. Misal di Toko dengan pelayan Toko, di Kantor Pos dengan karyawannya, dan sebagainya.
Beberapa contoh sopan santun dalam pergaulan :
1.      Dalam berbicara
2.      Dalam berkenalan
3.      Dalam menelpon
4.      Dalam menegur / memberi hormat
5.      Dalam bertamu
6.      Dalam berpakaian
7.      Dalam surat-menyurat.
Pandangan egoisme ,merupakan tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Ultilitarianisme berarti sesuatu yang berguna dan berfadah.
Hedonisme berarti kesenangan , kenikmatan, dan kegembiraan, jadi sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan,penderitaan, atau tidak menyenangkan.
Sosialisme merupakan suatu tindakan yang bersifat social,tindakan ini bias membantu orang yang sedang memerlukan
Humanisme merupakan sikap yang sangat mempedulikan nilai nilai kemanusiaan paham ini mau melihat manusia merupakan ciptaan Tuhan yang harus dihargai.
B.   SARAN
1.      Selalu menjaga sikap dalam pergaulan
2.      Memiliki moral serta etika dalam kehidupan





DAFTAR PUSTAKA
Adji, Oemar Seno.1991. Etika Profesional Hukum. Jakarta: Erlangga.
Effendy, Onong Uchyana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra.
Mangkin, Melly S.2011.Pendidikan Agama Kristen.Palangkaraya





Tidak ada komentar:

Posting Komentar