BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Moral
menyangkut sesuatu yang baik dan buruk pada perbuatan manusia sebagai manusia
dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, masalah moral melekat dalam
kehidupan masyarakat dan terkadang menggelisahkan masyarakat. Seperti yang
diungkapkan oleh Hadiwardoyo (1994: 9), salah satu hal yang menggelisahkan
adalah masalah moral. Perubahan pesat di banyak bidang menimbulkan banyak
pertanyaan sekitar moral. Banyak orang merasa tidak punya
pegangan lagi
tentang norma kebaikan, terutama di bidang-bidang yang paling dilanda perubahan
pesat.
Selain
itu, merebaknya isu-isu moral di kalangan remaja seperti penggunaan narkotika
dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar, pornografi, perkosaan,
merusak milik orang lain, pelacuran, pengguguran kandungan, penganiayaan,
perjudian, pelacuran, pembunuhan, dan lain-lain, sudah menjadi masalah sosial
yang sampai saat ini belum tuntas (Budiningsih, 2004: 1). Masalah tersebut
mengalami pergeseran dari masalah moral menjadi masalah sosial yang nantinya
merujuk ke masalah kriminalitas. Persoalan-persoalan semacam itu juga terdapat
dalam realita-realita imajiner karya sastra. Sumardjo (1982: 22) mengungkapkan
karya sastra adalah hasil pemikiran tentang kehidupan. Hasil pemikiran tersebut
merefleksikan realita kehidupan yang ada di sekitarnya, karena ia lahir tidak
dari kekosongan budaya.
Moral (Bahasa
Latin Moralitas)
adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya
dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di
mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit
karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut
pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah
dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah
perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia.
apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki
standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan
telah terbangun sejak lama.
moral juga dapat diartikan sebagai
sikap,perilaku,tindakan,kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba
melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman,tafsiran,suara hati,serta nasihat,dll. Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan,
ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
B. TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk mempelajari tentang Moralitas
dalam kehidupan
2.
Untuk mengetahui dan mempelajari moral
dan etika Kristen
3.
Untuk mengetahui dan mempelajari
Filsafat Etika
4.
Untuk mengetahui dan mempelajari etika
pergaulan
5.
Untuk mengetahui dan mempelajari
kebaikan dan keburukan: aliran dalam etika
BAB
II
KAJIAN
TEORI DAN PEMBAHASAN
A. MORAL
DAN ETIKA KRISTEN
Definisi-definisi
Berikut ini adalah kutipan dari Urantia Book tentang moralitas dan
etika :
Moralitas adalah kesadaran akan loyalitas pada tugas-tanggungjawab
(942:1).
Moralitas berasal dari dalam kepribadian manusia itu sendiri.
Binatang tidak memiliki moralitas karena tidak memiliki kepribadian.
Moralitas tidak bisa dijelaskan dengan akal, karena itu berasal
dari kepribadian manusia (192:8).
Manusia sebagai makhluk moral tidak dapat dipahami kecuali
terlebih dahulu mengenali realitas Bapa Semesta, Sumber dari Kepribadian (53:1).
Moralitas manusia berasal dari kehidupan keluarga (942:1). Jadi
keluarga yang baik akan menghasilkan pribadi yang memiliki moralitas yang baik
pula. Keluarga adalah tempat mendidik moralitas. Sangat disayangkan pada masa
modern saat ini banyak keluarga yang berantakan nilai-nilainya.
Moralitas sosial itu evolusioner, berkembang menurut waktu (68:4)
Moralitas -- meliputi nilai-nilai moral alam semesta -- dapat
dirasakan oleh pikiran manusia dalam bentuk tiga dorongan dasar, tiga pilihan
dasar (2094:11):
1. dorongan tentang diri sendiri -- pilihan moral, personal
morality berpengaruh pada perkembangan spiritual dari manusia itu.
2. dorongan tentang masyarakat -- pilihan etik, berubah terus
sesuai perubahan kesadaran sosial.
3. dorongan tentang Allah -- pilihan relijius.
Moralitas Pribadi dan Moralitas Sosial
Jadi ada dua hal di sini :
1. Moralitas sosial akan terus berubah sesuai perubahan evolusi
masyarakat dan peradaban, Contoh : adat makan dan minum akan berubah sesuai
perkembangan masyarakat.
2. Moralitas pribadi itu primordial dan merupakan realitas alam
semesta, melekat pada kepribadian. Moralitas pribadi itu ada dari semula, pada
semua pribadi, tidak dihasilkan dari evolusi.
Moralitas pribadi adalah salah satu ciri khas kepribadian yang
tulen dan dasar. UB mengatakan ketika berbicara tentang kepribadian
(personality) : ".. It is characterized by morality--awareness of
relativity of relationship with other persons. It discerns conduct levels and
choosingly discriminates between them." (1225:11). Itu adalah salah satu
definisi moralitas yang lain.
Secara intuitif akal-pikiran kita mengenali adanya tanggung-jawab
moral (192:6).
Agama dan Moralitas
Moralitas dan agama tidak harus sama (1780:6).
Perasaan pribadi akan moralitas, tidak selalu relijius. Ada perasaan tanggung
jawab yang bukan spiritual. Namun demikian moralitas ini berkaitan erat dengan
agama. Yesus berkata bahwa moralitas ajarannya tidak terpisahkan dari agama
kehidupannya. Dia mengajarkan tentang moralitas bukan dari sifat manusia,
tetapi dari hubungan manusia pada Allah (1585:6)
Moralitas orang akan dikenali melalui tindakannya.
Perhatikan bahwa UB mementingkan moralitas
pribadi yang tertinggi, yaitu memilih untuk melakukan kehendak Allah.
"Tindakan moral adalah perbuatan manusia
yang dicirikan oleh kecerdasan tertinggi, diarahkan oleh pilihan akhir dan juga
cara mencapainya. Perbuatan semacam itu baik. Maka kebajikan tertinggi, adalah
dengan sepenuh hati memilih untuk melakukan kehendak Allah." (193:9)
"Pilihan moral tertinggi adalah pilihan
nilai tertinggi yang mungkin, dan selalu--dalam semua dunia, dalam semuanya--
ini adalah memilih untuk melakukan kehendak Allah. Jika manusia memilih
demikian, agunglah dia, meskipun dia adalah warga terendah Yerusem (ibukota
sistem kita) atau manusia terkecil di Urantia (Bumi)." (435:7)
Moralitas internal adalah inti dari pengembangan
spiritual dari kepribadian dalam kehidupan sehari-hari.
Moralitas sosial, dimulai dan dididik melalui
keluarga (942:1). Celakanya, kehidupan keluarga sekarang ini banyak yang dalam
krisis. Jika ini dibiarkan, kita menghadapi bahaya kehancuran moralitas. Celakanya
lagi, sekarang ini banyak orang sering menganggap uang sebagai dasar dari
moralitas sosial. Segala sesuatu diukur dengan uang.
Oleh sebab itu, para administrator Bumi dalam UB
juga mengungkapkan adanya potensi bahaya kerusakan moralitas ini. Bagaimanapun,
semuanya bergantung kembali pada moralitas pribadi. Hanya hukum
moral di dalam manusia dapat menjadi basis untuk pilihan moral antara baik dan
buruk, pilihan yang mungkin bertentangan dengan berbagai kebiasaan yang dianut
dunia ini sekarang.
Pada
hakekatnya “etika” dan “moral” mempunyai
maksud yang sama; etika berasal dari bahasa Yunani, sedangkan moral
berasal dari bahasa Latin. Cicero menterjemahkan “ ethikos “ dengan “moralis”. Perbedaan kedua
kata itu biasanya dalam keluasan maknanya saja, istilah moral untuk yang
sifatnya lebih khusus atau spesifik sedangkan etika adalahprinsip – prinsip
moral, ilmu aatu studi mengenai norma – norma yang mengatur tingkah laku
manusia. Moral atau mores berarti perilaku yang sesuai dengan norma – norma
moral namun relatif gampang berubah.
Etika
Kristen adalah ilmu yang meneliti, menilai, mengatur tabiat dan tingkah laku
manusia dengan memakai norma kehendak atau perintah Allah sebagaimana
dinyatakan di dalam Yesus Kristus. Norma yang menjadi acuan etika Kristen
adalah Firman Allah dalam Alkitab. Etika Kristen merupakan acuan bagi setiap
orang Kristen dalam perilaku hidupnya. Kasih agape manjadi penekanan dalam
etika Kristen sebagai yang berlaku untuk semua manusia, masyarakat dan semua
aspek kehidupan manusia.
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari
bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral
yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam
bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara
hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari halhal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama
pengertiannya, tetapi dalam kegiatan seharihari terdapat perbedaan, yaitu moral
atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik
dengan etika, yaitu:
-
Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup
(sila)
yang
lebih baik (su).
-
Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Filsuf
Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang
pembahasan
Etika, sebagai berikut:
-
Terminius Techicus
Pengertian
etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang
mempelajari
masalah perbuatan atau tindakan manusia.
-
Manner dan Custom
Membahas
etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang
melekat
dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan
pengertian
"baik dan buruk" suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian
dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya;
antara lain:
a.
Merupakan
prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The
principles of morality, including the science of good and the nature of the
right)
b.
Pedoman
perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan
manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class
of human actions)
c.
Ilmu
watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The
science of human character in its ideal state, and moral principles as of an
individual)
d.
Merupakan
ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)
Etika Kristen
Etika berasala dari bahasa yunani Ethos yang berarti adat
kebiasaan. Etika juga berasal dari bahasa latin mos atau mores yang berarti
adat kebiasaan pula. Dari bahasa latin ini maka dikenalalh istilah moral. Pada
dasarnya moral dan etika hampir sama.
Etika berarti nilai-nilai norma dan moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika
juga merupakan ilmu tentang yang baik dan yang buruk, dan juga tentang hak dan
kewajiban.
Sedangkan etika kristen adalah nilai-nilai moral mengenai
yang benar dan yang salah untuk orang kristen dari alkitab. Etika kristen
didasarkan pada
§ Kehendak Allah
§ Wahyu Allah
§ Mutlak
§ Menentukan (prespektif)
§ Kewajiban (deontological)
Menurut Immanuel Kant kewajiban merupakan motif
tertinggi. Menurut beliau yang membuat kehendak menjadi baik apabila berdasar
kepada kewajiban.immanuel Kant berusaha memisahkan etika dari teologi. Tetapi
Perdana Menteri Belanda Abraham mengatakan bahwa tidak ada pemisahan antara
etika dan teologi karena jika etika dikeluarkan dari teologi akan membuat tidak
adanya arah bagi manusia dan dapat membuat manusia menjadi semena-mena. Apabila
etika dan teologi dipisahkan akan membuat nilai-nilai tentang Tuhan dan
kemanusiaan yang sekarang kita anut akan berubah total. Dalam struktur piramid teologi
menduduki posisi paling atas dan membawahi etika. Etika membawahi prilaku,
kelakuan, dan aktivitas manusia yang berpengaruh ke lingkungannya. Dan apabila
orang melaksanakan etika kristen, orang-orang disekitarnya akan merasakan
perbedaanya.
1.
IMAN (Ibrani 11: 1)
Iman sangatlah penting dalam etika Kristen. Dalam iman
kristen, iman dianggap sebagai kepercayaan dan kesetiaan kepada hal yang
dianggap terpenting dan pada iman Kristen yang dianggap paling penting adalah
Allah Tri Tunggal. Iman dianggap sebagai hubungan perorangan dengan Tuhan
seperti berdoa dan medotasi, pengikutsertaan dalam pekerjaan Tuhan yaitu turut
ambil bagian dan tidak saja menjadi penonton, dan iman adalah pendirian tentang
apa yang dianggap benar yaitu inkarnasi, penyaliban, dan kebangkitan Kristus.
Unsur yang tidak terpisahkan dari iman adalah kesetiaan
dan kepercayaan, tanggapan panggilan perorangan dari Allah, tanggapan pada
pekerjaan Allah dalam dunia, dan pendirian kebenaran. Iman sangat berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan moral. Tanpa iman akan sangat berbahaya dalam
pengambilan keputusan moral.
1.
KASIH (1 Korintus 13 :
4-7)
Menurut ajaran Kristen, kasih berasal dari Allah. Para
teolog Kristen beranggapan bahwa sumber kasih adalah Allah yang dicerminkan
dalam diri manusia serta hubungan kasih antar manusia. Perintah mengasihi Allah
dengan segenap jiwa, hati, dan akal budi, serta mengasihi sesama adalah yang
terpenting. Kasih dapat dilihat dari prilaku kita di setiap dimensi hidup,
kasih bukanlah sesuatu yang jauh dari jangkauan.
Menurut C. S. Lewis, ada empat bentuk cinta, yaitu :
§ Affection, cinta kasih antara orangtua (ibu) dan anak.
§ Philia atau friendship.
§ Eros, cinta dalam hal hubungan seksual
§ Agape, kasih tanpa syarat.
Dalam etika kristen
dibutuhkan semua cinta tersebut, dalam pelayanan sangat dibutuhkanAgape.
Menurut Agustinus dari Hippo mengasihi Allah adalah
dengan segenap tubuh, akal budi, dan hati. Sedangkan menutut Bernard dari
Clairvaux kemunduran rohani terjadi karena hilangnya kasih kepada sesama,
penolakan terhadap pihak atasan, dan penolakan terhadap Allah. Menurut Ibu
Teresa walaupun kita tidak bisa melakukan hal-hal besar, tetapi kita bisa
melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang benar.
1.
TANGGUNG JAWAB (Yeremia
29: 7)
Jhon Stott berkata bahwa sebagai orang Kristen kita harus
pergi ke dalam dunia yang sesat untuk melayani seperti teladan Yesus yang
datang ke dunia untuk melayani. Untuk memahami tanggung jawab secara kristiani
kita dapat memahami terlebih dahulu doktrin tentang Allah, manusia, Kristus,
keselamatan, dan doktrin tentang gereja.
Tanggung jawab itu sendiri berarti bahwa seseorang tidak
boleh mengelak untuk menjelaskan tentang perbuatannya dan jawaban tersebut
tidak hanya ditujukan kepada diriny tetapi juga ditujukan kepada Tuhan dan
masyarakat luas. Orang yang bertanggung jawab mampu dan harus menjelaskan
tindakannya.
Setiap orang kristen memiliki tanggung jawab seperti
tanggung jawab Kristen di dunia ini. Seorang kristen harus bisa menjelaskan
pemikiran, perkataan, dan perbuatannya dengan jelas dan benar. Tanggung jawab
seorang Kristen tertuju pada dirinya, keluarganya, komunitaa, masyarakat, dan
Tuhan.
1.
KEJUJURAN (Matius 5 : 37)
Kata kejujuran berasal
dari bahas Yunani kalos yang
berarti baik atau unggul di 2 Korintus 8 : 21 dan digunakan kata semnos yang berarti terhormat di Filipi 4 :
8. Istilah ini menunjuk pada kelakuan seseorang yang patut dan meresponi
panggilan Allah. Kejujuran menyertakan pikiran-pikiran, kata-kata, dan
perbuatan yang memiliki harmoni dengan kepercayaan mendasar seseorang dan
manifestasinya. Kejujuran berarti kebenaran, keterbukaan, dan menghindari
ketidakjujuran terhadp diri sendiri dan orang lain.
Kejujuran dalam pikiran adalah mengikuti bukti-bukti yang
ada apapun hasilnya, tidak memanipulasi untuk kepentingan pribadi serta tidak
menyimpulkan secara tergesa-gesa berdasarkan informasi yang akurat. Kejujuran
dalam perkataan di jelaskan di Efesus 4 : 15, dimana ada kebenaran yang tidak
harus diungkap ataupun kebenaran yang harus membutuhkan persetujuan orang lain
sebelum diungkap.
1.
KERJA KERAS (Mazmur 126 :
5-6)
Dalam iman kristiani diakatan bahwa dalam Alkitab di
katakan bahwa Allah bukanlah Allah yang tidak memiliki pekerjaan (Kejadian 1),
kerja adalah aktivitas manusia setelah ia diciptakan dan bahkan sebelum jatuh
dalam dosa (Kejadian 2 : 15), kerja keras adalah konsekuensi dari penciptaan
kita oleh Allah karena segambar dengan diri-Nya.
Tujuan kerja adalah untuk kemajuan pribadi dan sesuai
dengan perintah Allah yang pertama untuk menguasai Bumi. Menurut Dorothy kerja
bukanlah hal yang dilakukan orang untuk hidup teteapi yang dilakukan oleh orang
hidup. Kerja menunjukan kemanusiaan kita yang berebda dengan makhluk lain.
Kerja tidak hanya untuk kepuasan hati tapi juga untuk
masyarakat sesuai yang diajarkan kitab-kitab dalam perjanjian lama dan baru.
Hasil kerja yang bermanfaat dan dihargai akan menghasilkan kepuasan yang
istimewa.
Menurut Schumacher tujuan kerja Kristen adalah
§ Memanfaatkan bakat-bakat yang diberikan Allah seperti
penatalayanan yang baik
§ Pengadaan barang dan jasa yang berguna
§ Pelayanan kepada dan bekerjasama dengan sesama untuk melepaskan
diri dari keegoisan.
1.
KEMANDIRIAN
Kemandirian sebuah organisasi adalh self-governing,
self-finance, dan self-propagating. Kemandirian Kristen adalah kemampuan
seseorang untuk mengambil keputusan, mengembangkan talenta-talentanya
berdasarkan Firman Tuhan dan informasi yang benar dengan tujuan kemuliaan nama
Tuhan dan pelayanan kepada sesama dan diri sendiri.
1.
PELAYANAN (Markus 10 :
43-45)
Umat Allah dipanggil untuk melayani bukan dilayani.
Otoritas pelayanan bukanlah otoritas penguasa melainkan kerendahan hati
pemimpin-hamba. Otoritas pelayanan bukanlah kekerasan, paksaan, kekuasaan
melainkan kasih, teladan, dan persuasi. Sikap melayani memperlakukan sesama
sesuai hakikat manusia dan bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi
kepentingan orang lain.
Manson berkata bahwa pelayanan bukan jalan menuju
keagungan tetapi melayani itu sendiri adalah kagungan. Oswald menyatakan bahwa
kebesaran yang sejati adalah memberikan diri melayani. Pelayanan harus ditandai
dengan roh kerendahan hati dan pelayanan dengan sukacita. Sembilan karateristik
pelayanan adalah
§ Transparan
§ Rendah hati
§ Jujur
§ Tidak mementingkan diri sendiri
§ Suka memberi
§ Setia dan melayani orang lain
§ Memaafkan orang lain
§ Melupakan kesalahan orang lain
§ Memiliki pikiran Kristus.
B. Filsafat Etika :
Ilmu tentang Moralitas
Menjadi latar belakang terbentuknya istilah ‘etika’
berasal dari filsuf besar Yunani bernama Aristoteles (384-322 SM), yang
digunakan untui menun jukkan filsafat moral manusia. Jadi jika dibatasi dari
asal usul kata ini, maka etikan berarti : Ilmu tentang yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Pembagian
atas tiga pendekatan dalam konteks yang sering diberikan, yaitu etika
deskriptif, etika normative dan meta etika.
1. Etika
deskriptif
melukiskan tingkah laku moral dalam
arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk,
tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak. Etika deskriptif mempelajari
moralitas yang terdapat pada individu tertentu dalam kebudayaan atau sub
tertentu dalam kebudayaan atau sub kultur tertentu, dalam suatu periode sejarah
dan sebagainya. Karena etika deskriptif hanya melukiskan / menceritakan dan ia
tidak memberikan penilaian. Misalnya menceritakan tentang konflik etnis yang
pernah terjadi di Kalimantan Tengah, menceritakan pernah terjadi tradisi kayau
mengayau didalam suku Dayak pada jaman dulu. Sekarang ini etika deskriptif
dijalankan oleh ilmu-ilmu sosial : antropologi budaya, psikologi,
sosiologi,sejarah,dsb.
2. Etika
normative
Etika normative
merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung
diskusi-diskusi yang menarik tentang masalah-masalah moral.sebagai seorang
peneliti pada bidang etika, maka ia melibatkan diri dengan mengemukakan
penilaian tentang perilaku manusia. Ia
tidak lagi melukiska adat mengayau yang pernah terdapat dalam kebudayaan di
masa lampau, akan tetapi ia menolak adat tersebut, karena bertentangan dengan
martabat martabat manusia. Sama hal dengan konflik etnis yang terjadi karena
sudah melanggar norma kemanusiaan, prostitusi,dsb. Etika normatif meninggalkan
sikap netral itu dengan norma yang diterima dalam suatu masyarakat atau
diterima oleh seorang filsuf lain dan berani bertanya pakah norma-norma itu
benaratau tidak.
C.
Hati Nurani Dalam Moral dan Etika
hati nurani merupakan
kesadaran akan suatu hukum yang kudus, yang jauh melebihi yang dimiliki manusia
yaitu Hukum Allah. Hati nurani tidak menuntut kepatuhan kepada dirinya sendiri
tetapi mengijinkan manusia untuk ‘ secara bebas dan tanpa paksaan mengikuti hukum
tersebut, sesuatu yang melampaui hati nurani yang dikenalnya sebagai hukum yang
seharusnya dia ikuti’. Hati nurani memiliki fungsi, yaitu:
1.
Membandingkan
perbuatan, kata-kata, pikiran dan seluruh keberadaan manusia dengan hukum dan
kehendak Allah (Integritas Manusia). Kemudian hati nurani tidak akan memberikan
atau mengucapkan penilaian dan memutuskan seturut atau bertentangan dengan
kehendak Allah.
2. Memiliki
pikiran, sikap dan motivasi dalam melakukan segala sesuatu dalam kehidupan
seseorang.
D.
Etika Pergaulan
Permasalahan
remaja/ mahasiswa yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan banyak
kalangan, hal tersebut di tunjukkan dengan minimnya pengetahuan remaja dalam
menjaga pergaulan. Jika hal ini diabaikan akan berdampak pada meningkatnya
jumlah remaja yang terkena masalah kesehatan reproduksi. Berdasarkan hasil
survei terhadap remaja Indonesia. Dalam penelitian para remaja mengaku
mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah (seks bebas)
yaitu usia 14-19 tahun perempuan 34,7 % dan laki-laki 30,9 % sedangkan usia
20-24 tahun perempuan 48,6% dan laki-laki 46,5 %. Data ini menun jukan bahwa
masalah pergaulan di kalangan remaja jika diabaikan akan berpengaruh besar pada
kualitas dan masa depan bangsa dan Gereja. Sebagaimana diketahui, saat ini
jumlah remaja/ mahasiswa dalam usia 10-24 tahun di Indonesia berjumlah sekitar
67 juta atau 30 % dari jumlah penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa (sensus penduduk 2010). Remaja /
mahasiswa sangat rentan terhadap resiko seks bebas dan narkoba. Dalam suatu
penelitian bahwa 82 % remaja telah melakukan seks sebelum nikah dan 66 % remaja
hamil sebelum menikah. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan
psikis dan periode yang di kenal sebagai masa pubertas yang diiringi dengan
perkembangan seksual.
ETIKA
PERGAULAN MAHASISWA
Etika pergaulan mahasiswa yang sesuai dengan PP 60
tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Tinggi, diwujudkan dengan diberlakukannya
tata tertib kehidupan kampus, tata tertib ujian, ketentuan-ketentuan pemilihan
lembaga kemahaiswaan yang prinsipnya mengatur tentang perilaku mahasiswa guna
menunjang tercapainya tujuan pendidikan tinggi seperti yang diisyaratkan di
dalam PP 60 tahun 1999 tersebut.
1.
Faktor Kunci Keberhasilan Mahasiswa dalam Belajar
Perlu
diingat bahwa tugas mahasiswa adalah belajar. Untuk mencapai keberhasilan, maka
perlu diketahui faktor-faktor yang menjadi kunci yakni :
1).
Atribut Individu
Atribut
individu / mahasiswa adalah karekteristik yang dimiliki oleh setiap mahasiswa
yang menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Ada
tiga karakteristik yang melekat dalam setiap mahasiswa dengan proporsi yang
berbeda-beda yakni :
a.
Karakteristik Demografi seperti umur dan jenis kelamin;
b.
Karakteristik Kompetensi seperti kecerdasan dan kemampuan;
c.
Karakteristik Psikologi seperti nilai, perilaku dan kepribadian.
2).
Keinginan Kerja
Keinginan
kerja ini artinya keinginan untuk belajar, karena tugas mahasiswa adalah
belajar. Selain itu juga harus ada motivasi, baik dari dalam maupun dari luar.
Motivasi dari dalam berasal dari diri sendiri untuk berhasil dalam rangka menyongsong
masa depan yang lebih baik. Motivasi dari luar berasal dari luar diri sendiri
baik berasal dari orang tua atau dari pihak lain.
3).
Dukungan Organisasi
Dukungan
organisasi adalah segala sesuatu yang mendukung kepada mahasiswa untuk
memaksimalkan hasil dari belajar. Untuk mencapai hasil yang optimal, maka
ketiga faktor tersebut harus dimaksimalkan. Kehilangan salah satu faktor saja, maka
hasilnya tidak dapat optimal. Berdasarkan pengamatan terhadap para alumni yang
sukses meniti karier di tempatnya bekerja, maka berikut ini saran-saran yang
perlu dikemukakan agar saudara juga dapat meraih kesuksesan di masa depan :
a.
Perbanyak Menggunakan Komputer
Komputer
adalah benda mati yang diciptakan oleh daya nalar (logika) manusia,
karenanya,
prinsip kerja komputer sama dengan cara kerja nalar manusia..Komputer tak
ubahnya sebagai "pembantu" kerja yang dapat diperintah dengan
perintah yang sesuai dengan logika atau nalar. Karenanya, diharapkan mahasiswa
untuk sering menggunakan komputer agar lebih mengenal "sifat"
komputer. Semakin sering menggunakannya, maka kesalahan-kesalahan perintah yang
mungkin terjadi akan semakin berkurang atau sama sekali tidak akan ada
kesalahan. Untuk sering menggunakannya, maka alangkah baiknya jika setiap
mahasiswa memiliki computer pribadi.
b.
Memilih Teman
Penyesalan
biasanya datang terlambat. Ini banyak dialami mahasiswa yang merasa "tertipu"
oleh dirinya sendiri karena salah memilih teman bergaul. Kesenangan sesaat
justru menjerumuskan mereka ke kepedihan yang berkepanjangan. Jangan sampai
saudara mengalami hal ini.
Pilihlah
teman, dan bentuklah kelompok-kelompok belajar yang memiliki jiwa inovatif. Artinya,
tidak hanya mengulang pelajaran yang sudah diberikan oleh dosen, melainkan
mencari referensi lain yang mendukung pelajaran tersebut, dan kuasai materi
berikutnya yang akan diajarkan dosen di kelas. Ingat, masa depan saudara tergantung
saudara sendiri, dan mulailah dengan bekerja keras dalam belajar sejak dini
untuk meraih masa depan.
c.
Jangan Mudah Mengeluh
Orang
yang sering berkeluh-kesah menandakan kurang memiliki kemampuan.Dalam ilmu
psikologi, ada satu alat ukur kemampuan seorang manusia yang disebut dengan adversity
quotient (AQ), yaitu daya ketahanmalangan seseorang, yang nilainya di atas
IQ (kecerdasan otak) dan EQ (kecerdasan emosi).
Orang
yang memiliki nilai AQ tinggi, maka ia tidak mudah mengeluh dan tidak mudah berputus
asa walau pada kondisi seburuk apapun. Justru sebaliknya, dengan segala keterbatasan
yang dimilikinya, ia mampu berpikir dan bertindak mensiasati diri untuk dapat
terus maju. Hal ini terjadi atau dapat dilihat para pengusaha ekonomi lemah yang
tetap survive dan maju meskipun krisis ekonomi melanda negara kita.
d.
Kembangkan Gairah Membaca dan Menulis
Gunakan
waktu-waktu senggang untuk membaca dan menulis yang berkaitan dengan tugas
belajar. Keengganan membeli buku dan membaca buku yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang sedang dijalaninya akan menghambat proses belajar. Mahasiswa
pada umumnya sangat gemar meng-copy transparansi dosen, padahal, transparansi
itu adalah sarana untuk mengajar, bukan sarana untuk belajar. Pada semester 6,
setiap mahasiswa diwajibkan untuk menulis sebuah penulisan ilmiah, yang setiap
kata, setiap kalimat, dan setiap alineanya diperiksa oleh dosen pembimbing dan
dosen penguji. Kesalahan dalam memilih kata, mengungkapkan ide dalam kalimat,
dan ketidakkesinambungan antara satu kalimat dengan kalimat lain di dalam
sebuah alinea, merupakan kesalahan yang cukup fatal.
e.
Jauhkan Sifat Sombong
Tidak
ada satupun manusia yang segala kemampuannya melebihi orang lain. Kesombongan
hanya akan menjauhkan diri kita pada kesempatan baik yang semestinya dapat kita
raih. Bisa saja, karena sifat sombong kita, teman kita yang tadinya mau
mengajak bekerja di perusahaan besar menjadi enggan, teman-teman yang tadinya
simpati karena kepintaran kita, menjadi antipati. Seorang professor, yang
sangat ahli dan sangat menguasai bidangnya, ia tetap tidak bisa sombong,
karena, ilmu terus berkembang, dan suatu saat apa yang telah dikuasainya
ternyata belum apa-apa, karenanya ia harus terus belajar. Konsep belajar adalah
long-life education (belajar seumur
hidup), tidak ada hentinya.
f.
Miliki Target-terget Pribadi
Biasakan
memiliki target-target pribadi, misalkan, di semester depan IPK saya harus naik,
di tahun kelima saya harus bisa membuka usaha di bidang informatika, dan sebagainya.
Untuk mencapai target-target tersebut, maka kita harus memiliki strategi atau
siasat-siasat yang mungkin dapat kita kerjakan. Kita harus dapat menilai tentang
kemampuan diri kita (apa yang kita miliki, apa kelebihan kita, apa
kekurangan
kita), selanjutnya kita harus dapat memandang masa depan (apa peluang yang bisa
kita raih, apa tantangan yang bakal kita hadapi), dan dari sana kita dapat
melakukan manajemen diri (mengatur waktu, mengatasi kekurangan, memilih teman,
dan sebagainya). Dengan memiliki target-target pribadi, maka, jalan hidup kita
menjadi lebih terarah, dan kita tahu prioritas apa yang harus dikerjakan
terlebih dulu. Bila target itu tidak terpenuhi, maka susun target baru sambil
mengintrospeksi diri, mengapa target tersebut tidak tercapai, dan benahi.
2.
Etika dalam Berperilaku Mahasiswa
Dalam
rangka menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif di dalam dan di luar lingkungan
kampus, maka perlu diketahui etika perilaku sebagai mahasiswa adalah sebagai
berikut :
1).
Etika Pergaulan di Lingkungan Kampus
a.
Berpakaian dan bersepatu rapi di lingkungan kampus;
b.
Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah;
c.
Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan
kampus dan berusaha tidak melanggar;
d.
Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat
dan kakak tingkat;
e.
Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa;
f.
Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas
yang mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilainilai agama
/ kepercayaan yang dianut;
g.
Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral;
h.
Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap peraturan
yang berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.
2).
Etika Pergaulan di Luar Kampus
a.
Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada;
b.
Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai mahasiswa;
c.
Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya
di masyarakat sebagai wujud pengabdian;
d.
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar kampus.
TATA
KRAMA DALAM PERGAULAN
Tata
krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengatur hubungan antar
sesama manusia. Tata krama pergaulan berkaitan erat dengan etiket atau etika.
Kata etiket berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti tata cara bergaul
yang baik, dan etika berasal dari bahasa latin Ethic merupakan pedoman cara hidup
yang benar dilihat dari sudut Budaya, Susila dan Agama.
Dasar
- dasar etiket terdiri dari :
1.
Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja.
2.
Memberi perhatian kepada orang lain.
3.
Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.
4.
Bersikap ingin membantu.
5.
Memiliki rasa toleransi yang tinggi.
6.
Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun.
Jadi
pada prinsipnya dalam etiket anda harus ' Selalu berusaha untuk menyenangkan orang
lain '(Always wants to please anybody)' .
Manfaat
etiket dalam kehidupan seorang manusia adalah :
1.
Membuat anda menjadi disegani, dihormati, disenangi orang lain.
2.
Memudahkan hubungan baik anda dengan orang lain (Better Human Relation).
3.
Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi.
4.Menjadikan
anda dapat memelihara suasana yang baik dalam berbagai lingkungan, baik itu
lingkungan keluarga, pergaulan, dan tempat dimana anda bekerja.
Etiket
Timur Dan Etiket Barat
Etiket
sangat dipengaruhi oleh adat istiadat ( tradisi ) dimana hal itupun dipengaruhi
oleh budaya, kehidupan sosial, keadaan lingkungan, dsb. Jadi etiket setiap daerah
tidak akan sama bahkan mungkin akan bertentangan seperti :
1.
Sikap tangan ketika bersalaman.
2.
Cara menatap mata sewaktu berjabat tangan.
3.
Cara memberi sambutan.
4.
Sikap tubuh ketika menerima sesuatu, misalnya : Menerima sesuatu dengan tangan
kiri. Etiket bangsa sendiri merupakan hal yang harus anda ketahui, namun ada
baiknya bila anda mengetahui etiket bangsa lain, sebab hal tersebut pasti akan
bermanfaat bagi pergaulan anda, karena anda dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dimanapun berada.
“If
you are in Rome do as the Romans do”
Hal
- hal yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial seorang individu antara
lain:
1.
Self Confidence yang baik akan memperkuat rasa percaya diri anda.
2.
Self Control, merupakan cara mengontrol terhadap kesabaran, kemarahan
dan rasa tidak puas, sehingga anda tidak mudah terpancing oleh emosi dalam situasi
apapun.
3.
Body language (Bahasa Tubuh), merupakan hal yang dapat dimengerti oleh setiap
orang, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu faktor yang akan mempengaruhi
hubungan sesama manusia.
4.
First Impression, adalah pandangan (Penilaian) seseorang terhadap
seorang individu yang didapatkan dari kesan pertama, dan kesan ini akan
mempengaruhi penilaian dalam hubungan selanjutnya. ' You will get a second
chance to make the first impression ', oleh karena itu ketika anda
berjumpa dengan orang baru berusahalah untuk memberi kesan yang baik.
Hal
- hal yang dapat dilakukan untuk memupuk rasa percaya diri :
1.
Sediakan selalu waktu untuk membaca mengenai berbagai pengetahuan umum.
2.
Ikuti setiap berita aktual yang ada.
3.
Perdalamlah setiap bidang ilmu yang anda kuasai.
4.
Janganlah segan untuk bertanya apabila anda tidak mengerti.
5.
Siap menerima kritik membangun.
6.
Memperhatikan saran - saran penampilan yang disampaikan untuk anda.
7.Siapkan
diri anda agar berani berdiskusi, hal tersebut sebagai upaya untuk menguji
apakah pendapat kita dapat diterima oleh suatu lingkungan tertentu.
8.
Anda harus banyak bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat.
9.
Melatih diri dalam berbagai macam keterampilan.
10.
Mempelajari berbagai bahasa asing ataupun daerah untuk digunakan secara aktif
ataupun pasif.
Ciri
seorang individu yang memiliki Tata Krama yang baik :
1.
Memiliki rasa percaya diri ketika menghadapi masyarakat dari tingkat manapun.
2.
Tingkah laku dan ucapannya selalu mempertimbangkan serta mencerminkan perhatian
kepada orang lain.
3.
Bersikap sopan, ramah dan selalu menunjukkan sikap yang menyenangkan dan bersahabat
dengan orang lain.
4.
Bisa menguasai diri sendiri dan selalu berusaha tidak menyinggung, mengganggu,
menyakiti perasaan dan pikiran orang lain.
5.
Selalu berusaha tidak mengecewakan, membuat gusar apalagi membuat marah orang
lain, walaupun diri sendiri dalam keadaan sedih, kesal, lelah ataupun jenuh.
Etiket
Perkenalan
Suatu
hubungan antar individu biasanya dimulai dengan suatu perkenalan, dan hal ini
mungkin akan menjadi pertemuan pertama yang akan melahirkan 'First Image'
dan hal ini akan mempengaruhi penilaian seseorang pada hubungan selanjutnya.
Cara
mengenalkan :
1.
Pada waktu mengenalkan orang, ucapkan namanya dengan jelas, dan apabila tidak
terdengar jelas tanyakan sekali lagi.
2.
Tipe individu terdiri dari introvert dan extrovert oleh karena itu pada waktu mengenalkan
seseorang berikan sedikit informasi mengenai orang tersebut.
3.
Lakukan Personal Contact dengan cara sebagai berikut :
-
Jabatlah tangannya dalam waktu 3 - 4 detik.
-
Pandanglah mata orang yang diperkenalkan pada anda.
-
Tersenyumlah.
-
Tubuh sedikit dibungkukkan ke depan.
Hal
- hal yang perlu diperhatikan dalam suatu perkenalan :
1.
Orang yang lebih muda diperkenalkan kepada yang lebih tua.
2.
Seorang pria diperkenalkan kepada wanita.
3.
Wanita dikenalkan kepada pria, apabila pria itu orang yang perlu dihormati seperti
: Kepala Negara, Menteri, Gubernur, Duta Besar, Ulama/Tokoh agama atau pria
yang jauh lebih tua Lebih kurang 20 tahun.
4.
Anda boleh mengenalkan diri terlebih dahulu apabila hal tersebut sekiranya diperlukan.
5.
Hindari perkenalan ditempat yang ramai seperti : Jalan raya, pasar, lift, restoran,
dsb.
Hal
- hal yang dapat dilakukan ketika sedang diperkenalkan :
1.
Waktu diperkenalkan wanita tidak perlu berdiri, kecuali bila menghadapi orang -
orang yang pantas dihormati seperti yang sudah diterangkan terlebih dahulu.
2.
Pada waktu menyambut tamu - tamu, tuan dan nyonya rumah harus berdiri.
3.
Tamu yang akan pulang harus diantar sampai ke depan pintu oleh tuan dan nyonya
rumah.
4.
Seorang pria harus berdiri pada waktu :
-
Berjabat tangan dengan wanita atau pria.
-
Seorang wanita memasuki ruangan.
-
Seorang wanita mendekati ia duduk.
-
Seorang wanita yang duduk disampingnya berdiri akan meninggalkantempat.
Etiket
Dalam Percakapan
Percakapan
merupakan unsur penting dalam hubungan sesama manusia, nilai suatu percakapan
akan mempengaruhi suasana dan kelanjutan dari suatu hubungan. Dalam menciptakan
suatu percakapan yang menyenangkan diperlukan seni tersendiri dan hal inipun
memerlukan etika tersendiri.
Communication
Field terdiri dari :
1.Facial
Expression.
2.Body
Position.
3.Good
( Clear ) Voice.
Sikap
Pokok Yang Harus Dimiliki Pada Saat Berbicara
1.
Mutual Respect (Saling Menghargai)
2.
Speak Up (Berbicara Dengan Terang Dan Jelas)
3.
Careful Listening (Mendengar Dengan Sungguh-Sungguh)
4.
Communication Ability (Kemampuan Berkomunikasi)
5.
Positive Thinking (Berpikir Positif)
Sikap
pada waktu bicara hendaknya sopan:
1.
Jangan sambil mengunyah permen karet
2.
Jangan menggaruk-garuk badan atau kepala
3.
Jangan bertolak pinggang atau tangan disaku
4.
Jangan tetap duduk jika seseorang datang mengajak kita berbicara, sedangkan
orang
itu tetap berdiri (tentu tergantung siapa orangnya).
5.
Tataplah wajah lawan bicara kita
6.
Janganlah berbicara dengan rokok dimulut
7.
Bila sedang duduk dengan sikap yang santai sekali, dan seorang yang lebih tua datang,
duduk disebelah kita dan mengajak bicara, hendaknya sikap duduk diperbaiki.
8.
Jangan terus menerus bicara sehingga tidak memberi kesempatan pada orang lain.
Apabila
berbicara dengan orang lain, yang harus diperhatikan ialah:
1.
Volume suara, keras atau lembut disesuaikan dengan situasi
2.
Kecepatan berbicara
3.
Tinggi rendahnya nada suara, jangan cempreng atau melengking
4.
Nada suara hendaknya mengandung keramahan
5.
Pilihlah kata yang sopan
Dalam
melakukan pembicaraan (conversation):
1.
Jika baru berkenalan jangan membicarakan agama, politik atau hal-hal yang sifatnya
sangat pribadi.
2.
Jangan memonopoli pembicaraan
3.
Bila ingin mengundurkan diri, carilah alasan yang dapat diterima
4.
Jangan terlalu memperhatikan apa yang dikenakan oleh lawan bicara kita
5.
Ucapkanlah kata-kata dengan jelas dan terang, bila kita kurang menangkap apa yang
dikatakan oleh lawan bicara kita jangan menggunakan hata “ha” atau “apa”
melainkan gunakan maaf…..bisa diulang atau dibantu.
Cara
dan gaya bahasa berbicara dengan baik antara lain:
1.
Berbicara cukup perlahan Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah
2.
Berbicara bersemangat
3.
Berbicara ada tekanan tertentu
•
Ada selingan antara tinggi rendah suara
•
Ada tekanan-tekanan tinggi bagi pesan yang penting
•
Menggunakan efek pembicaraan (berhenti sebentar)
4.
Berbicara tidak hanya satu arah, tetapi kepelbagai arah kelompok khalayak sesuai
dengan situasi dan kondisi
5.
Pergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Seseorang
menjadi pendengar yang efektif:
1.
Berhentilah bicara karena seseorang tidak akan dapat mendengarkan dengan baik
pada waktu ia bicara
2.
Timbulkan suasana yang memungkinkan orang yang berbicara melakukannya dalam
suasana bebas tanpa diliputi oleh rasa takut diimbangi
3.
Tunjukkan kepada orang yang sedang bicara bahwa anda ingin mendengarkan hal-hal
yang ingin disampaikannya.
4.
Tumbuhnya rasa empati
5.
Bersikap sabar-jangan melakukan interupsi dalam bentuk apapun
6.
Pendengar hendaknya jangan emosional
7.
Pendengar sebaiknya mengajukan pertanyaan, misalnya untuk kejelasan yang sekaligus
berarti dia adalah seorang pendengar yang betul-betul menaruh minat pada hal
yang sedang dibicarakan.
Etiket dalam
Penampilan
Busana
1. Mempergunakan
busana yang tidak melanggar aturan, norma, kepatutan dalam lingkungan dimana
kita berada. (di kampus jangan mempergunakan pakaian yang terbuka/terlihat
aurat atau anggota tubuh yang seharusnya ditutupi).
2. Bisa
mengikuti mode, tapi tetap harus sesuai acara, sesuai waktu, sesuai tempat usahakan
jangan salah kostum.
3. Hindari
menggunakan pakaian yang terlalu mencolok atau menarik perhatian orang,
terutama di tempat umum (misalnya di kampus)
4. Hindari
busana yang membuat anda sulit bergerak/melangkah
5. Hindari
aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi waktu anda bergerak
6. Hindari
aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi dan yang mudah tersangkut, karena anda
akan hilir mudik dipanggung dan belakang panggung serta berdekatan dan
bergesekan dengan orang lain.
7. Hindari
sepatu yang tidak nyaman dan bersuara keras waktu melangkah
8. Pastikan
busana anda sudah rapih, jangan membetulkan/ merapihkan sembarangan.
PEMUDA DALAM PERGAULAN BEBAS
A. Pengertian Pergaulan Bebas
Seks bebas merupakan tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku.
Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas karena adanya pertentangan dari lawan
jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman. Dari tahun ke tahun data remaja
yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat, dari 5% ada tahun 1980-an
menjadi 20% di tahun 2000. telah dilakukan penelitian mengenai gambaran
pengetahuan remaja tentan seks bebas di Desa Paya Bakung Dusun I B Kecamatan
Hamparan Perak Tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan kuesioner
yang diajukan responden dengan jumlah sampel 42 responden. Hasil penelitian
yang terlibat pergaulan tidak baik sebanyak 80,9% sedangkan remaja yang
memperoleh sumber informasi tentang seks bebas sebanyak 47,6% dan remaja yang
keadaan ekonominya baik sebanyak 35,6% serta remaja yang berpengetahuan cukup
tentang seks bebas sebanyak 43% sedangkan baik dan kurang masing-masing
sebanyak 28,5%.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan remaja tentang seks bebas disebabkan
karena kurangnya kesadaran remaja tentang keadaannya dan tidak ada keterbukaan
antara orang tua dan anaknya.
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An-Nur ayat 30-31. Telah dijelaskan bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan-aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang.
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An-Nur ayat 30-31. Telah dijelaskan bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan-aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang.
Pacaran adalah Pergaulan Bebas
Pacaran merupakan
satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas. Dari sumber di atas kita telah
mengetahui bahwa pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para
remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur (ikhtilat) antara lawan
jenis, akibatnya mudah di telusuri berkembanglah budaya pacaran.
Kecintaan terhadap
lawan jenis adalah fitrah manusia. Tetapi pacaran buakanlah wadah yang tepat.
Cinta bukanlah sekedar pandangan mata ataupun kerlingan. Bukan pula lembaran
surat yang berisi pujian kata yang melebihi dari ikatan pernikahan, dan cinta
tidak akan berakhir dengan pernikahan.
Banyak orang yang mengagungkan dan memproklamirkan kata cinta. Namun mengapa gambaran dan kenyataan pahit mewarnai dunia cinta. Betapa banyak cinta berujung pada pembunuhan bayi-bayi yang tak berdosa. Banyak orang yang memiliki cinta melakukan hal yang keji. Cinta berubah menjadi perceraian dan mengakibatkan suramnya masa depan generasi mendatang. Mengapa pula cinta bisa dijajakan di sembarang tempat oleh wanita berbusana minim ? Hal-hal yang mengenaskan sekaligus memalukan itu menjadi daftar persoalan yng melingkupi dunia cinta.
Banyak orang yang mengagungkan dan memproklamirkan kata cinta. Namun mengapa gambaran dan kenyataan pahit mewarnai dunia cinta. Betapa banyak cinta berujung pada pembunuhan bayi-bayi yang tak berdosa. Banyak orang yang memiliki cinta melakukan hal yang keji. Cinta berubah menjadi perceraian dan mengakibatkan suramnya masa depan generasi mendatang. Mengapa pula cinta bisa dijajakan di sembarang tempat oleh wanita berbusana minim ? Hal-hal yang mengenaskan sekaligus memalukan itu menjadi daftar persoalan yng melingkupi dunia cinta.
E.
Kebaikan dan Keburukan : aliran Dalam Etika
Dalam
etika atau moral yang berbicara tentang tingkah laku, antara lain dibicarakan
apakah ukuran baik buruknya kelakuan manusia. Tetapi yang dicari adalah ukuran
yang bersifat umum yang berlaku bagi sebagian manusia. Teori deontologis yang
mencari ukuran baik buruknya perbuatan dari akibat yang ditimbulkan, yang
berdasarkan filsafat etika:
1. Pandangan
egoisme ,merupakan tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Orang yang egois
adalah seseorang yang suka memuji dan mengutamakan dirinya, orang seperti ini
dalam segala sesuatu selalu mempromosikan dirinya dan tidak ingin kalah dari
orang lain, keinginannya supaya orang lain mengenal kehebatannya dirinya lebih
dari orang lain. Sebagai ciri-ciri seseorang yang egois, dapat kita dengar bila
dia bicara.
2. Ultilitarianisme
Ultilitarianisme
berarti sesuatu yang berguna dan berfadah. Suatu paham yang ,menilai baik dan
buruknya, susila atau tidak susilanya sesuatu, ditinjau dari segi kegunaan yang
di datangkan. Paham ini yang menganggap bahwa seseorang itu boleh bersikap
sesuai dengan situasi yang menguntungkan dirinya. Misalnya boleh berpura-pura
hormat, pura-pura baik hati, bersikap menjilat asalkan perbuatan tersebut
membawa keuntungan bagi dirinya.
3. Hedonisme
Hedonisme berarti
kesenangan , kenikmatan, dan kegembiraan, jadi sesuatu yang hanya mendatangkan
kesusahan,penderitaan, atau tidak menyenangkan. Maka dengan sendirinya dinilai
tidak baik oleh aliran ini. Orang-orang yang menganut aliran ini, dengan
sendiri nya menganggap atau menjadikan kesenangan itu sebagai suatu tujuan
hidupnya. Mereka biasanya hidup bersenang-senang, boros,dan berfoya-foya. Aliran
ini mempunyai prinsip ‘ nikmatilah hidup,hindarilah perasaan yang
menyakitkan,hidup adalah suatu kepuasaan.
4. Vitalisme
Vitalisme artinya apa
yang baik adalah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan
tersebut adalah kekuatan untuk menaklukan orang lain yang lemah, kekuasaan di
sini adalah kekuasaan yang menindas. Manusia yang berkuasa itulah yang
baik,ukuran kebaikan terletak pada kekuatan dan kekuasaan.
5. Sosialisme
Sosialisme merupakan
suatu tindakan yang bersifat social,tindakan ini bias membantu orang yang
sedang memerlukan.Kepedulian social terhadap masalah orang lain akan sangat
dibutuhkan dalam berbagai aktifitas manusia. Manusia tidak bias dipisahkan dari
kehidupan social masyarakat, di mana dia berada. Orang yang mampu bersosialisasi
dengan lingkungannya , akan diterima dengan baik.
6. Humanisme
Humanisme merupakan
sikap yang sangat mempedulikan nilai nilai kemanusiaan , paham ini mau melihat
manusia merupakan ciptaan Tuhan yang harus dihargai. Manusia memiliki
eksistensi, memiliki hak asasi yang sama dengan manusia yang lain. Karena
pengaruh moderinisasi dan keinginnan manusia yang mementingkan dirinya ,
sehingga nilai-nilai kemanusiaan menjadi terabaikan,manusia menjadi
termajinalisasi dan teralienasi karena sesame manusia. Kaum humanis yang peduli
terhadap nilai kemanusiaan , sering kali menyerukan agar manusia tetap
sejahtera dan menikmati hidup mereka dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Moral (Bahasa
Latin Moralitas)
adalah istilah manusia menyebut
ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Moralitas -- meliputi nilai-nilai moral alam semesta -- dapat
dirasakan oleh pikiran manusia dalam bentuk tiga dorongan dasar, tiga pilihan
dasar (2094:11):
1. dorongan tentang diri sendiri -- pilihan moral, personal
morality berpengaruh pada perkembangan spiritual dari manusia itu.
2. dorongan tentang masyarakat -- pilihan etik, berubah terus
sesuai perubahan kesadaran sosial.
3. dorongan tentang Allah -- pilihan relijius.
Etika Deskriptif
Etika yang
menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.
Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni
mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi
dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan
kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
Etika Normatif
Etika yang
menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh
manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun
agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai
dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Hati
nurani memiliki fungsi, yaitu:
1.
Membandingkan
perbuatan, kata-kata, pikiran dan seluruh keberadaan manusia dengan hukum dan
kehendak Allah (Integritas Manusia). Kemudian hati nurani tidak akan memberikan
atau mengucapkan penilaian dan memutuskan seturut atau bertentangan dengan
kehendak Allah.
2. Memiliki
pikiran, sikap dan motivasi dalam melakukan segala sesuatu dalam kehidupan
seseorang.
Etika
pergaulan yaitu
sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan
keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama,
kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
Etika
Pergaulan harus
diperhatikan
1. Manusia dituntut untuk saling
berhubungan, mengenal dan membantu.
2. Agar tingkah laku kita diterima dan
disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita.
3. Tata krama dan tingkah laku
sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri
Yang
harus diperhatikan dalam pergaulan
1. Pandai menempatkan diri
2. Dapat membedakan bagaimana sikap
kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih muda. Misalnya :
1. Orang yang lebih tua / yang dituakan
harus kita hormati.
2. Orang yang sebaya harus dihargai
3. Orang yang lebih muda harus
disayangi.
4. Di Rumah :
kita harus ber Etika
Dalam berinteraksi/berhubungan
timbal balik dengan seluruh anggota keluarga.
1. Di Sekolah :
Dalam berinteraksi/hubungan timbal
balik dengan seluruh personal (Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Administrasi/TU,
Pesuruh Sekolah, Teman dan lain sebagainya.
2. Di Masyarakat :
Dalam berinteraksi/hubungan timbal
balik dengan anggota masyarakat. Misal di Toko dengan pelayan Toko, di Kantor
Pos dengan karyawannya, dan sebagainya.
Beberapa contoh sopan santun dalam
pergaulan :
1. Dalam berbicara
2. Dalam berkenalan
3. Dalam menelpon
4. Dalam menegur / memberi hormat
5. Dalam bertamu
6. Dalam berpakaian
7. Dalam surat-menyurat.
Pandangan egoisme ,merupakan tindakan
dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi
dan memajukan dirinya sendiri.
Ultilitarianisme berarti sesuatu yang
berguna dan berfadah.
Hedonisme berarti kesenangan ,
kenikmatan, dan kegembiraan, jadi sesuatu yang hanya mendatangkan
kesusahan,penderitaan, atau tidak menyenangkan.
Sosialisme merupakan suatu tindakan yang
bersifat social,tindakan ini bias membantu orang yang sedang memerlukan
Humanisme merupakan sikap yang sangat
mempedulikan nilai nilai kemanusiaan paham ini mau melihat manusia merupakan
ciptaan Tuhan yang harus dihargai.
B.
SARAN
1. Selalu
menjaga sikap dalam pergaulan
2. Memiliki
moral serta etika dalam kehidupan
DAFTAR
PUSTAKA
Adji, Oemar Seno.1991. Etika
Profesional Hukum.
Jakarta: Erlangga.
Effendy,
Onong Uchyana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra.
Mangkin,
Melly S.2011.Pendidikan Agama Kristen.Palangkaraya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar