BAB
I
PERCOBAAN
V
DESTILASI
SEDERHANA
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari
percobaan ini adalah :
1.
Dapat merancang atau
merangkai alat destilasi sederhana.
2.
Mempelajari prinsip
kerja dari destilasi sederhana.
II. DASAR
TEORI
Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang
kimiawan Babilonia di Mesopotamia pada millennium ke-2 sebelum masehi. Hypathia
dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk destilasi dan
Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat
tentang proses ditilasi pada sekitar abad ke-4. Namun untuk industry,
dibawa oleh kimiawan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat
parfum. Pada abad ke-8 kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan kimia
yang benar-benar murni melalui proses destilasi. Bentuk modern destilasi
pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan masa
Abbasiyah, terutama oleh Al-Razi pada masa pemisahan alkohol menjadi senyawa
yang relatif murni ,melalui alat alembic, bahkan pada desain ini menjadi
semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan destilasi skala mikro, The
Hickman Stillhead dapat terwujud. Pada tahun 800-an ahli kimia Persia, Jabir
ibnu Hayam menjadi insprasi dalam destilasi skala mikro, karena penemuannya di
bidang destilasi yang masih dipakai sampai sekarang. Petroleum pertama kali di
destilasi oleh kimiawan muslim yang bernama Al-Razi pada abad ke-9, untuk
destilasi karosin atau minyak tanah pertama kali ditemukan oleh Avicenna pada awal abad
ke-11
(Anonim1, 2012).
Kemudian teknik penyulingan diuraikan
dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873)(Anonim2,2009).
Distilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Jadi ada
perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini merupakan syarat
utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Kalau komposisi fase
uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi
tidak dapat dilakukan.Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis
perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Berikut
adalah susunan rangkaian alat ditilasi sederhana:
1.
wadah air
2.
labu distilasi
3.
sambungan
4.
termometer
5.
kondensor
6.
aliran masuk air dingin
7.
aliran keluar air dingin
9.
lubang udara
10.
tempat keluarnya distilat
13.
penangas
14.
air penangas
15.
larutan zat
16.
wadah labu distilat
Ini adalah gambaran distilasi yang
sangat sederhana ditemukan. Namun konsep dasar destilasi seperti yang tersebut
di atas hampir sama terhadap berbagai jenis teknik jenis lainnya. Terdapat
berbagai macam teknik distilasi, diantaranya :
1. Distilasi
Normal
Biasanya distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya
rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses ini
dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu
hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni
atau biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang
titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
2. Distilasi
Bertingkat (Fraksionasi)
Proses ini digunakan untuk
komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan
destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga
mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang
bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni,
karena melewati kondensor yang banyak.
3. Distilasi
Azeotrop
Teknik distilasi ini
digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang
dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Distilasi
Vakum (Destilasi Tekanan Rendah)
Distilasi vakum adalah
distilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (300 mmHg absolut). Distilasi yang
dilakukan dalam tekanan operasi ini biasanya karena beberapa alasan yaitu :
- Sifat
penguapan relatif antar komponen biasanya meningkat seiring dengan menurunnya boiling
temperature. Sifat penguapan relatif yang meningkat memudahkan terjadinya
proses separasi sehingga jumlah stage teoritis yang dibutuhkan berkurang. Jika
jumlah stage teoritis konstan, rasio refluks yang diperlukan untuk proses
separasi yang sama dapat dikurangi. Jika kedua variabel di atas konstan maka
kemurnian produk yang dihasilkan akan meningkat.
- Distilasi
pada temperatur rendah dilakukan ketika mengolah produk yang sensitif terhadap
variabel temperatur. Temperatur bagian bawah yang rendah menghasilkan beberapa
reaksi yang tidak diinginkan seperti dekomposisi produk, polimerisasi, dan
penghilangan warna.
- Proses
pemisahan dapat dilakukan terhadap komponen dengan tekanan uap yang sangat
rendah atau komponen dengan ikatan yang dapat terputus pada titik didihnya.
- Reboiler
dengan temperatur yang rendah yang menggunakan sumber energi dengan harga yang
lebih murah seperti steam dengan tekanan rendah atau air panas.
5. Refluks /
Destruksi.
Refluks/destruksi ini bisa
dimasukkan dalam macam –macam destilasi walau pada prinsipnya agak berlainan.
Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak
akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa
organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya
pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena
itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan dan
jumlahnya selalu tetap reaksinya dapat dilakukan secara refluks.
6. Distilasi
Kering
Prinsipnya memanaskan
material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Contohnya untuk
mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara (Anonim3,
2012).
Efektifitas Distilasi Secara teori, hasil distilasi dapat mencapai 100% dengan cara menurunkan tekanan hingga 1/10 tekanan atmosfer). Dapat pula dengan menggunakan distilasi azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut organik dan dua distilasi tambahan, dan dengan menggunakan penggunaan cornmeal yang dapat menyerap air baik dalam bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun, secara praktek tidak ada distilasi yang mencapai 100% (Anonim4).
Umumnya proses distilasi dalam skala industri dilakukan dalam menara,
oleh karena itu unit proses dari distilasi ini sering disebut sebagai menara distilasi (MD).
Menara distilasi biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter dan
tinggi berkisar antara 6-15 meter. Masukan dari menara distilasi biasanya berupa cair
jenuh, yaitu cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit saja sudah akan
terbentuk uap dan
memiliki dua arus
keluaran, arus yang diatas adalah arus yang lebih volatil (mudah
menguap) dan arus bawah yang terdiri dari komponen berat. Menara distilasi
terbagi dalam 2 jenis kategori besar:
1.
Menara Distilasi tipe
Stagewise, menara ini terdiri dari banyak piringan yang memungkinkan
kesetimbangan terbagi-bagi dalam setiap piringannya, dan
2.
Menara Distilasi tipe
Continous, yang terdiri dari pengemasan dan kesetimbangan cair-gasnya terjadi
di sepanjang kolom
menara (Anonim4).
BAB II
PROSEDUR KERJA
2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada
percobaan ini :
1.
Kondensor
2.
Pipa sambung
3.
Labu destilasi
4.
Pemanas
5.
Termometer
6.
Labu erlenmeyer
7.
Selotip
8.
Cawan petri
9.
Mantel
10.
Corong
11.
Sudip
2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini :
1.
Kemiri
2.
Akuades
2.3 Cara
kerja
1.
Dirangkai alat
destilasi.
2.
Ditimbang 250 gram
kemiri yang telah dihaluskan
3.
Dimasukkan kemiri halus
ke dalam labu destilasi dan ditambahkan dengan 300 ml akuades.
4.
Dipanaskan dengan suhu
50ᵒC sampai mendidih. Diukur suhunya.
5.
Ditunggu hingga
didapatkan hasil minyakyang belum murni.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Merangkai alat destilasi
Ditimbang
250 gram kemiri yang telah dihaluskan
Dimasukkan
ke dalam labu destilasi + 300 mL akuades
Dipanaskan
dengan suhu 50ᵒC sampai mendidih. Diukur suhunya
Didapatkan
hasil minyak yang belum murni
|
Massa
= 250 gram
V
air = 300 mL
Terdapat
gelembung
T1
= 102ᵒC
T2 = 102ᵒC
Volume
= 28 mL
|
3.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah merancang atau merangkai
alat destilasi sederhana dan mempelajari prinsip kerja dari destilasi
sederhana. Setelah semua alat dan bahan untuk destilasi sederhana telah
tersedia. Alat dirangkai sesuai dengan skema. Labu destilasi diletakkan diatas
pemanas/mantel , kemudian disambungkan dengan kondensor. Gunakan statif dan
klem untuk memegang kondensor dan ujung
bawahnya disambungkan dengan pipa penghubung. Sambungan antara labu destilasi
dengan kondensor bagian atas, kemudian kondensor ujung bagian bawah dengan pipa penghubung diberi perekat vaselin
atau selotip perekat. Pada bagian bawah
pipa penghubung diletakkan erlenmeyer untuk menampung hasil/destilat. Pada
kondensor ada 2 celah, yaitu tempat air masuk dan keluar. Kondensor bagian atas
tempat keluarnya air dan yang dibawah tempat masuknya air, hubungkan
masing-masing dengan selang, untuk masuknya air
hubungkan selang dengan kran air. Termometer ditempatkan pada labu
destilasi atau steal head dengan ujung reservoir HE sejajar dengan pipa
penyalur uap ke kondensor.
Dalam
memasang alat ada hal yang harus diperhatikan yaitu metode destilasi sederhana
ini merupakan sistem tertutup, jangan sampai ada celah dalam sistem ini. Jika
hal ini terjadi maka ada kemungkinan isi sampel dan uap dari pemanasan sampel
akan terbawa keluar sehingga mengurangi keakuratan. Maka dari itu setiap celah
dari sambungan pipa/kondensor ditutup menggunakan vaselin karena vaselin tidak
tersedia maka digunakan selotip berlapis-lapis untuk menghindar keluarnya uap
dari pemanasan sampel.
Destilasi adalah suatu proses pemurnian yang didahului
dengan penguapan senyawa cair dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan
uap yang terbentuk. Destilasi merupakan suatu proses pemisahan titik didih. Prinsip
destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada
suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya
sama dengan tekanan atmosfer. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung
pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur
sebagai kecenderungan molekul dalam permukaan cairan akan berubah menjadi uap.
Penguapan dari destilasi umumnya merupakan proses pemisahan satu tahap. Secara
umum proses yang terjadi pada destilasi sederhana atau biasa yaitu :
1. Penguapan
komponen yang mudah menguap dari campuran dalam alat penguapan.
2. Pengeluaran
uap yang terbentuk melalui sebuah pipet uap yang lebar dan kosong tanpa
perpindahan panas dan pemindahan massa yang disengaja atau dipaksakan yang dapat
menyebabkan uap mengalir kembali ke alat penguapan.
3. Kondensasi
uap dalam sebuah kondensor
4. Pendingin
lanjut dari destilat panas dalam sebuah alat pendingin
5. Penampungan destilat ke dalam erlenmeyer
6. Pengeluaran
residu dari alat penguapan
Pada destilasi ini, penguapan cairan terjadi karena
molekul-molekul cairan dipermukaan cairan meninggalkan cairan. Penguapan ini
terlihat di dinding kondensor.
Molekul-molekul ini mempunyai tenaga lebih besar daripada tenaga rata-rata
dalam cairan. Penguapan tidak terjadi terus menerus, sebab sebagian dari uap
kembali ke dalam cairan. Bila kecepatan penguapan dan pengembunan sama, terjadi
kesetimbangan dan tekanan uap yang terjadi disebut tekanan uap jenuh pada
temperatur tersebut atau tekanan uap.
Cairan yang akan dimurnikan haruslah mempunyai titik didih
yang lebih rendah agar proses pemanasan, cairan yang akan di murnikan ini
adalah kemiri akan menguap lebih dahulu pada temperatur yang kurang dari
temperatur akuades (air). Cairan yang lebih dahulu menguap ketika destilasi
adalah kemiri. Titik didih pelarut (air) adalah ketika destilasi. Titik didih
pelarut air adalah 100ᵒC. Proses pemanasan pada destilasi ini pada suhu 50ᵒC.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dahulu, kemudian
uap tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor. Proses pendinginan
terjadi karena mengalirkan air kedinding (bagian luar kondensor), sehingga uap
yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini akan berjalan terus menerus dan
akhirnya dapat terpisahkan semua senyawa-senyawa yang ada dalam campuran
homogen. Pada kondensor akan terjadi proses perubahan fasa, uap akan berubah
menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai destilat berupa minyak
kemiri yang belum murni.
Pada proses destilasi ini, dilakukan pada suhu konstan
yaitu 50ᵒC. Hal ini dilakukan karena diharapkan akan memperoleh destilat yang
murni pada kondisi suhu tersebut. Setelah volume kemiri pada labu destilasi
berkurang, suhu akan naik karena jumlah kemiri yang didestilasi telah
berkurang. Pada kondisi naiknya suhu ini, proses destilasi dapat dihentikan
sehingga yang diperoleh destilat. Pada destilasi, untuk memperoleh ketelitian
yang tinggi penempatan ujung termometer harus sangat diperhatikan, ujung termometer
berada tepat di persimpangan menuju ke pendingin agar suhu yang teramati
benar-benar suhu uap senyawa yang diamati. Jika suhu relative tetap, maka
destilat yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen
dalam campuran.
Titik akhir dari destilasi ini adalah 102ᵒC dan diperoleh
minyak kemiri yang belum murni sebanyak 28 mL. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu proses destilasi, salah satunya yaitu
peletakkan termometer harus tepat berada pada posisi jalan keluarnya uap menuju
ke kondensor sehingga uap yang akan menuju ke kondensor langsung terukur
suhunya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Rangkaian
alat destilasi sederhana seperti pada gambar (terlampir).
2. Prinsip
dasar destilasi sederhana yaitu pemisahan dua atau lebih komponen cairan
berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda. Proses ini dengan cara
mengalirkan uap zat cair kemiri melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam
suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni karena hanya bersifat
memisahkan zat cair yang titik didih rendah.
4.2
Saran
Saran
dalam praktikum ini adalah :
1. Berhati-hati ketika merangkai alat destilasi
2. Sampel
bisa diganti dengan bahan lain tumbuhan ataupun unsur organik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim1.
2012. Destilas . http://weizadnanikurniawans.blogspot.com/2012/11/destilasi.html.
Diakses pada hari sabtu tanggal 30 November 2013 pada pukul 19.00 WIB.
Anonim2.. Sejarah destilasi . http://myuliawan.blogspot.com/2009/04/sejarah-distilasi.html . Diakses
pada hari sabtu tanggal 30 November 2013 pada pukul 18.45 WIB.
Anonim3.
Destilasi normal . http://yolanisyaputri.blogspot.com/2012/01/distilasi-normal.html . Diakses
pada hari sabtu tanggal 30 November 2013 pada pukul 19.10 WIB.
Anonim4.
Tanpa tahun. Destilasi
. http://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi . Diakses
pada hari sabtu tanggal 30 November 2013 pada pukul 19.23 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar