Jelaskan langkah analisis untuk membuktikan adanya logam-logam tersebut dalam cuplikan ?
Di dalam Sampel batu terdapat logam :
1. Ag
2. Cu
3. Fe
4. Ni
5. Ca
Jawab :
Dalam analisis kualitatif pengamatan visual merupakan hal yang paling penting. Bila kita dihadapkan pada suatu larutan yang tidak diketahui, pertanyaan yang timbul adalah ‘apakah warnanya?’.
Warna adalah hal yang paling penting, karena beberapa ion anorganik dapat diketahui dari warnanya yang spesifik. Walau demikian kita tidak hanya dapat menarik kesimpulan secara tepat.
Amatan visual berkaitan dengan warna dari sampel padatan juga penting. Warna warna endapan yang dihasilkan dari reaksi dalam larutan kadang kadang juga menunujukan identitas dari endapan yang terbentuk.
Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang tidak diketahui.
Analisis kualitatif umunya terbagi atas tiga bagian yaitu :
· Uji Pendahuluan
· Pemeriksaan kation
· Pemeriksaan anion
Zat yang dianalisis dapat berupa padatan non logam, larutan, logam atau alisasi, serta dapat dilakukan terhadap zzat murni atau campuran. Anlisis kualitatif juga dapat dilakukan dengan ccara klasik maupun modern. Cara klasik didasarkan pada pereaksi dalam larutan, pengamatan warna, bau, bentuk kristal dann sebagainya. Sedangkan cara modern biasanya dilakukan dengan cara instrumen, misalnya kromatografi.
2. Analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu contoh (sampel).
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kopleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi.
Prosedur pertama kali yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui adalah membuat contoh (sampel) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji terhadap ion-ion yang mungkin ada. Sebelum mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.
Analisis kation dan anion sering kali dapat dibantu oleh diagram alir, yang menggambarkan langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi jenis kation dan anion. Diagram alir untuk analisis kation lebih sistematis dibandingkan diagram alir analisis anion. Dalam diagram alir analisis kualitatif anion dan kation dimulai dari ion yang ditanyakan, pereaksi yang perlu ditambahkan, kondisi eksperimen dan rumus kimia produk yang dihasilkan. Ada berbagai macam cara untuk menggambarkan diagram alir analisis ion. Gambar umum yang biasa digunakan adalah aliran ke bawah, yang endapannya dituliskan di sebelah kiri, sedangkan larutannya dituliskan dikanan.
· Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah Pb2+ , Ag2+ , Hg22+
· Golongan II, kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah , Hg2+ , Cu2+ , Bi3+ , Cd2+ , Ag2+ , Sn2+/Sn4+ , Sb3+
· Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakral. Kation-kation golongan ini adalah Mn2+ , Fe2+ , Fe3+ , Cr3+ , Al3+
· Golongan IV, kation golongan ini bereaksi dengan reagensia golongan I, II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah Co2+ , Si2+ , Zn2+
· Golongan V, kation-kation yang umum tidak bereaksi dengan reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir yang meliputi ion-ion Mg2+ , Ca2+ , Ba2+ , Sr2+.
Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistemasik dalam golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan pada perbedan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag2+) dan raksa (Hg22+).
Setelah ion-ion diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dengan penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan, perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain.
Umumnya penggolongan kation didasarkan atas perbedaan kelarutan kation-kation tersebut dalam klorida, sulfida dan karbonat. Jadi dalam analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan (golongan I – golongan V) berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi antara lain asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat.
Langkah dalam analisis kation secara umum dapat dikategorikan dalam tiga tahapan, yaitu:
1). Pemisahan kation-kation kedalam golongan.
2). Pemisahan kation-kation dari tiap golongan.
3). Identifikasi tiap kation.
Pada pemisahan kation-kation kedalam golongan, kation dalam tiap kelompok diendapkan sebagai senyawa dengan menggunakan pereaksi pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation dalam satu golongan. Pemisahan endapan dari larutannya biasanya cukup dilakukan dengan teknik sentrifugasi yang diteruskan dengan dekantasi. Kemudian pereaksi pengendap golongan berikutnya ditambahkan pada larutan hasil dekantasi.
Tahap pemisahan kation-kation dari tiap golongan, serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan satu kation dalam satu kelompok dari kation lainnya. Reaksi yang dipilih harus dilakukan secara hati-hati untuk mendapatkan keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat-sifat kimia dan pada tahap identifikasi tiap kation ialah keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan menggunakan satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation.
Dalam analisis kualitatif pengamatan visual merupakan hal yang paling penting. Bila kita dihadapkan pada suatu larutan yang tidak diketahui, pertanyaan yang timbul adalah ‘apakah warnanya?’.
Warna adalah hal yang paling penting, karena beberapa ion anorganik dapat diketahui dari warnanya yang spesifik. Walau demikian kita tidak hanya dapat menarik kesimpulan secara tepat.
Amatan visual berkaitan dengan warna dari sampel padatan juga penting. Warna warna endapan yang dihasilkan dari reaksi dalam larutan kadang kadang juga menunujukan identitas dari endapan yang terbentuk.
Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang tidak diketahui.
Analisis kualitatif umunya terbagi atas tiga bagian yaitu :
· Uji Pendahuluan
· Pemeriksaan kation
· Pemeriksaan anion
Zat yang dianalisis dapat berupa padatan non logam, larutan, logam atau alisasi, serta dapat dilakukan terhadap zzat murni atau campuran. Anlisis kualitatif juga dapat dilakukan dengan ccara klasik maupun modern. Cara klasik didasarkan pada pereaksi dalam larutan, pengamatan warna, bau, bentuk kristal dann sebagainya. Sedangkan cara modern biasanya dilakukan dengan cara instrumen, misalnya kromatografi.
2. Analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu contoh (sampel).
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kopleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi.
Prosedur pertama kali yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui adalah membuat contoh (sampel) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji terhadap ion-ion yang mungkin ada. Sebelum mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.
Analisis kation dan anion sering kali dapat dibantu oleh diagram alir, yang menggambarkan langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi jenis kation dan anion. Diagram alir untuk analisis kation lebih sistematis dibandingkan diagram alir analisis anion. Dalam diagram alir analisis kualitatif anion dan kation dimulai dari ion yang ditanyakan, pereaksi yang perlu ditambahkan, kondisi eksperimen dan rumus kimia produk yang dihasilkan. Ada berbagai macam cara untuk menggambarkan diagram alir analisis ion. Gambar umum yang biasa digunakan adalah aliran ke bawah, yang endapannya dituliskan di sebelah kiri, sedangkan larutannya dituliskan dikanan.
· Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah Pb2+ , Ag2+ , Hg22+
· Golongan II, kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah , Hg2+ , Cu2+ , Bi3+ , Cd2+ , Ag2+ , Sn2+/Sn4+ , Sb3+
· Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakral. Kation-kation golongan ini adalah Mn2+ , Fe2+ , Fe3+ , Cr3+ , Al3+
· Golongan IV, kation golongan ini bereaksi dengan reagensia golongan I, II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah Co2+ , Si2+ , Zn2+
· Golongan V, kation-kation yang umum tidak bereaksi dengan reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir yang meliputi ion-ion Mg2+ , Ca2+ , Ba2+ , Sr2+.
Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistemasik dalam golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan pada perbedan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag2+) dan raksa (Hg22+).
Setelah ion-ion diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dengan penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan, perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain.
Umumnya penggolongan kation didasarkan atas perbedaan kelarutan kation-kation tersebut dalam klorida, sulfida dan karbonat. Jadi dalam analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan (golongan I – golongan V) berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi antara lain asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat.
Langkah dalam analisis kation secara umum dapat dikategorikan dalam tiga tahapan, yaitu:
1). Pemisahan kation-kation kedalam golongan.
2). Pemisahan kation-kation dari tiap golongan.
3). Identifikasi tiap kation.
Pada pemisahan kation-kation kedalam golongan, kation dalam tiap kelompok diendapkan sebagai senyawa dengan menggunakan pereaksi pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation dalam satu golongan. Pemisahan endapan dari larutannya biasanya cukup dilakukan dengan teknik sentrifugasi yang diteruskan dengan dekantasi. Kemudian pereaksi pengendap golongan berikutnya ditambahkan pada larutan hasil dekantasi.
Tahap pemisahan kation-kation dari tiap golongan, serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan satu kation dalam satu kelompok dari kation lainnya. Reaksi yang dipilih harus dilakukan secara hati-hati untuk mendapatkan keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat-sifat kimia dan pada tahap identifikasi tiap kation ialah keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan menggunakan satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar